Chapter 4

243 14 3
                                    

"sumpah lo?" tanya Delia.

"serius, gue ga boong. Bahkan mas Pram juga nanya ke gue itu siapa, karena dia bener bener abis dari pintu kosan gue naik motor" jelas Key.

"lo yakin ga? Ntar salah liat malu lo" ucap Rachel.

"yakin banget gue Chel, orang dia pake jaket jeans hadiah ulang tahun yang gue kasih" ucap Key.

"iwh.. ga ganti apa itu?" tanya Rachel.

"pasti udah buluk banget itu ga pernah ganti" ucap Delia.

Key menghela nafasnya, "terlepas dari itu semua, sebenernya dia mau apa kesini? Kenapa dia balik lagi setelah ninggalin gue ga ada kabar kemarin kemarin. Kenapa dia datang saat gue mau membuka hati buat orang lain?" ucap Key bertanya tanya.

Delia mengelus pundak Key dengan lembut, "udah lo ga usah banyak pikiran. Yang harus lo pikirin adalah cari tempat baru baik kosan maupun hati lo" ucap Delia.

"gue setuju sama Delia. Menurut gue lo ga aman disini, apalagi lo mungkin belom ada status yang jelas sama mas Pram. Terus kalo lo disini lo terlalu jauh dari jangkauan dia. Gue takut si galing itu ada niatan yang kurang baik ke lo" ucap Rachel.

"gue harus pindah secepatnya sih" ucap Key.

"terus waktu mas Pram nanya siapa itu lo jawab apa?" tanya Delia.

Key sedikit terkejut dan bingung bagaimana cara ia mengatakannya pada teman temannya, ia malu sekali.

"ga gue jawab" ucap Key.

"abis gitu?" tanya Rachel.

"gue... cium" ucap Key dengan polosnya.

"aduh gobloknyaa..." ucap Delia.

"temen lo otaknya udah mati sebagian" ucap Rachel.

"hanjirr... lo bener bener yaa" ucap Delia

Mereka berdua tampak khawatir sekali dengan tindakan yang Key lakukan.

"pipinya gais... ayolahh.. gue cium pipinya doang, apa salahnya? Gue bingung gue buntu banget. Ya kali gue bilang ohh.. itu mantan gue, bisa bisa dia ga mau sama gue" ucap Key.

"terus lo pikir dengan lancangnya nyium dia ga bikin dia pergi gitu? Gimana kalo dia ilfeel?" tanya Rachel.

Rasanya Delia dan Rachel mulai putus asa dengan semua rencana yang telah mereka susun agar Key bisa mendapatkan pria matang menjadi idamannya itu.

"kayanya dia ga ilfeel deh sama gue" ucap Key.

"darimana lo tau tuh dia ga ilfeel?" tanya Delia.

"soalnya pas dia nganterin gue ke kosan, pas dia pamit pulang dia cium jidat gue" Key tersenyum mengingat hal itu, kupu kupu itu kembali hadir dalam perutnya.

Delia dan Rachel ikut tersenyum sumringah. Bahkan senyumnya lebih lebar dari Key saat ini.

"gue harus lebih giat dandanin lo sih ini" ucap Delia.

"gue juga harus makin giat ngajak lo olahraga biar badan lo makin kebentuk, biar ga kendor. Enak nanti mas Pram nyicipinnya" ucap Rachel.

Key tersenyum pada kedua orang di hadapannya, "tapi sekarang kita harus cari kosan baru buat gue" ucap Key.

"ohh iya ayo. Sebenernya gue udah cari tau sih di apart yang gue tinggalin ini. Tapi semua unit udah sold masa. Soalnya lagi banyak anak magang gitu dan mereka udah bayar sewa sampe 3 bulan kedepan" jelas Delia.

"kalo di apart gue sama doi kan lo tau sendiri mahil, lo kan mau tinggal sendiri, udah gitu kalo dari apart kita berdua sebenernya masih lumayan ke tempat kerja lo nya" ucap Rachel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang