"lo suka baca novel ga?" ucap Dion.
Tiba-tiba njir?
Reca menoleh kebelakang. "lumayan"
"gua ada rekomendasi novel buat lu, nih bukunya"
Reca nyamperin Dion. Dari cover, terlihat menarik.
"coba liat sinopsis nya"
Dion memberikan buku itu pada Reca. Kegiatan keduanya tidak luput dari pandangan Aidan.
Reca mengembalikan buku novel itu. "maaf Dion, tapi aku ga suka cerita genre ini"
"oh terus lu suka apa?"
Aidan mulai kesel dengan Dion. "on, Jobdeks lu udah selesai?"
"a-ah gua tadinya mau lanjutin di rumah"
"yaudah, lu ga pulang?" sinis Aidan.
Dion paham maksud Aidan. "waduh mampus nih gue" gumam Dion.
"iya bang iya, ini mau balik. Duluan ya"
Dion dengan buru-buru merapihkan semua kertas dan pergi dari ruos.
Aidan tersenyum, kembali mengerjakan Jobdeks nya. Sedangkan Reca menatap ga percaya pada Dion. Kenapa pria itu sangat takut pada Aidan?
Reca kembali duduk dikursi sebelumnya. "dan, kamu emang segalak itu ya?"
Aidan memutar kursi ke samping, lalu menangkup pipi bulet Reca.
"apa aku nakutin kamu?"
Reca menggeleng. "aku bingung aja, hampir seluruh sekolah takut sama kamu, kecuali guru"
Cup
Aidan mencium kedua pipi Reca.
"gimana ya jelasinnya? Ga galak sayang, cuman tegas"
"tapi bahkan waktu itu ada siswa yang pindah sekolah loh gara-gara kamu"
Aidan nampak berpikir. "kalo dia kan emang nakal, makanya aku suruh pindah sekolah"
Masa iya semudah itu?
Reca menatap ragu Aidan.
"ga percaya?"
"percaya kok, cuman masa semudah itu?"
Aidan menurun kan kedua tangannya dari pipi Reca.
"apapun akan mudah kalau ngikutin prosedur sekolah ca"
"bener juga"
Reca kembali memakan cemilan dan melanjutkan bermain game. Begitu pun dengan Aidan yang kembali mengerjakan tugasnya.
.
.
.
.Tepat pukul 19.02, Aidan selesai mengerjakan Jobdeks. Reca bahkan sudah berguling-guling dilantai.
"ca sini duduk"
"kamu udah selesai?"
Reca bangun, duduk dikursi meja rapat para anggota OSIS. Meja nya berbentuk persegi panjang.
Aidan nampak menutup matanya. Pria itu pasti kelelahan dengan semua tugas.
Reca duduk berhadapan dengan kursi Aidan. Ia mengikuti Aidan, meletakan kepalanya di tangan sebelah kiri. Hingga dapat berhadapan dengan wajah Aidan.
"cape ya?" Reca mengelus rambut hitam milik Aidan.
Aidan hanya berhedem. Ia nyaman dengan elusan lembut Reca.
Semua terasa sunyi, Reca maupun Aidan tidak membuka suara sama sekali. Keduanya larut pada waktu.
Reca menepuk pelan pipi Aidan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Me
RandomAidan melempar sepatu ke Haikal. Pria itu berhasil kabur, dengan cepat Aidan kembali mengambil sepatunya dan mengkunci pintu. ****** "sini peluk, biar ga dingin" Aidan memeluk dengan sesekali ngedusel di leher Reca. Reca hanya tertawa geli. ******...