“AKU NANYA KAMU KEMANA” oktaf Aidan naik kembali.
“a-aku hiks”
Melihat Reca menangis Aidan jadi merasa bersalah. Ia udah menaikkan suara nya tadi. Apa Reca akan meninggalkan dirinya??
“c-ca aku minta maaf, aku ga sengaja”
Reca mengangguk dan semakin menangis. Entah kenapa, mulut Reca terasa berat untuk mengeluarkan suara.
“jangan tinggalin aku ya? Maaf oke?”
Aidan kepalang takut, dia ga mau ditinggal kan oleh Reca.
“iyaa hiks”
“maaf sayang maaf”
Aidan bernafas lega. Ia memeluk erat Reca dengan sesekali mencium kening Reca.
“kamu takut tadi ya”
Reca mengangguk. Aidan mengusap badan Reca untuk menenangkan gadis itu.
“kita ke kamar ya? Ngobrol disana aja”
“disini aja”
Aidan mengangguk. Mereka duduk berdua disofa. Suasana menjadi sangat hening sekarang.
Bunda menyuruh beberapa pelayan untuk membawakan teh manis untuk Reca dan Aidan. Tidak lupa bunda menyuruh para pelayan untuk menyiapkan Snack kesukaan Reca.
“tuan dan Nona, ini silahkan”
Aidan hanya berhedem.
“t-terimakasih b-bibi” ucap Reca sesegukan.
Aidan mengambil teh untuk Reca. “minum dulu”
Reca hanya menurut dan meminumnya secara perlahan. Ketakutannya seketika menghilang begitu saja.
“coba ceritain tadi kamu kemana aja”
Reca menatap Aidan. “j-jangan marah tapi”
Lucu, Aidan jadi merasa sangat bersalah. Kenapa ia harus meninggikan suara pada Reca?
“ga akan marah, aku janji”
Reca akhirnya menceritakan dari awal bangun hingga bisa terjadi masalah ini.
Aidan mendengarkan dengan seksama. Ah, dia merasa ga enak karena telah memarahi para pekerja tadi.
“kamu jangan marahin mereka, aku yang salah karena ga izin ke kamu” ucap Reca nunduk.
Aidan menangkup wajah Reca agar tidak menunduk lagi.
“jangan nunduk, mahkota nya nanti jatuh. Cantik nya Aidan jangan keseringan nunduk”
Reca merasa tersipu. “jangan ngegoda mulu!”
“siapa yang goda? Aku jujur”
Aidan menunjukkan wajah tengilnya. Tentu Reca memukul Aidan, bagaimana bisa pria yang bikin beberapa pekerja rumah ketakutan sekarang masih bisa bercanda.
“udah ah diem bawel”
Reca mengambil Snack dimeja. Lebih baik ia makan dari pada menatap Aidan.
Aidan mencium punggung tangan Reca. Ia harus memberikan libur kepada para pekerja yang kena omel olehnya itu selama 2 hari.
“aidan aku mau pulang” ucap Reca spontan.
Aidan menatap dalam Reca. “kamu ga nyaman karena aku tadi? Aku minta maaf ca”
Reca menggeleng. “bukan itu, aku udah 2 hari ini nginep ditempat kamu. Aku juga harus pulang”
“mamah sama ayah kamu nyariin kamu?”
Reca tersenyum gentir. “ga tau”
Aidan terdiam sejenak. “aku takut kamu kena imbas mereka karena belum pulang 2 hari. Makanya aku selalu ngajak kamu tidur dirumah aku”
“mamah sama ayah ga akan marah kok”
Lagian mereka pasti lagi seneng-seneng bareng Cessy sekarang.
“nanti sore ya pulang nya” Aidan mengelus kepala Reca.
“jam 3 tapi ya”
Aidan tersenyum. “siap tuan putri”
Toktoktok
Bunda mengetuk lemari kaca depan ruang tamu.
“ekhem, bucinnya ntar lagi. Sekarang makan dulu yuk”
Aidan dan Reca tertawa kecil. Mereka mengikuti bunda dari belakang, sesekali Reca bercanda dengan bunda. Begitu pun Aidan.
Diruang makan. Semua sudah duduk rapih, ah tinggal Aidan dan Reca ya.
“de sini duduk samping kaka”
Reca menatap Aidan.
“sana duduk sama Kaka, aku samping bunda”
Reca mengangguk cepat. Ia duduk disamping Elina.
Daego tertawa keras. Semua nya menatap bingung, ada apa depan kepada keluarga Deblionza?
“hadeuh jadi pengen nangis saya”
Luna menatap suaminya. “kamu sehat pa? Atau lagi dehidrasi?”
“jahat banget bun” Daego seketika lesuh.
Aidan tertawa.
“diem kamu samsudin” tegur Daego.
“ngakak liat ekspresi papa” ucap Aidan.
Elina mengangguk setuju. “muka papa mirip Mr Bean sekilas”
Daego tersentil. Bisa-bisanya ia kena roasting kedua anaknya.
“udah diem, makan aja tuh kalian”
Reca tersenyum melihat kehangatan dari keluarga yang katanya memiliki darah dingin ini. Rumor dari mana coba itu.
Nyatanya ini lah keluarga yang berhasil bikin Reca merasa kan apa artinya cinta dan kasih sayang.
Setelah 18 tahun hidup dengan kemandirian. Keluarga Reca sangat cuek dan ga memperhatikan Reca.
Marga Andaloka adalah marga milik Nenek nya yang dulu sangat menyayangi bahkan mengurus Reca sedari kecil.
Tapi sekarang Reca benar-benar sendiri sebelum akhirnya ia bertemu dengan Aidan dan keluarganya Deblionza.
Reca akan selalu mengenang setiap momen yang dirinya dapatkan saat ini, benar-benar momen hangat semua.
Bagaimana bisa Reca membenci Aidan walau ia tau Aidan orang seburuk apa. Tapi Aidan setidaknya tidak memperlakukan wanita dengan rendahan.
Itu point penting bagi Reca untuk saat ini. Entah ia akan berubah pikiran atau tidak.
Satu yang Reca takuti, ka Rain.
Next-
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Me
RandomAidan melempar sepatu ke Haikal. Pria itu berhasil kabur, dengan cepat Aidan kembali mengambil sepatunya dan mengkunci pintu. ****** "sini peluk, biar ga dingin" Aidan memeluk dengan sesekali ngedusel di leher Reca. Reca hanya tertawa geli. ******...