MYSTERIOUS PERSON

23 3 1
                                    

Ps : Correct me, if you find a typo

_€T∆¶|S_

Mutia menatap cemas ke arah studio foto di depannya. Sudah 30 menit hujan masih mengguyur dan Ruby tak kunjung memberi tanda jika ia masih ada di dalam sana.

"Ruby kok nggak keluar-keluar sih." Gadis itu berdiam sambil memeluk dirinya sendiri, suasana sore itu sangat menakutkan. Hujan yang tak kunjung berhenti dan angin yang berhembus kencang menambah rasa gelisah Mutia.

Seharusnya ia tidak membiarkan Ruby  masuk ke dalam  sendirian.

_€T∆¶|S_

Ceklek

"Muti... a-" ucapan Ruby menggantung kala matanya melihat hujan badai yang tadinya begitu menakutkan dan angin yang berhembus kencang sekarang lenyap seketika.

Yang ada di di depannya sekarang ini adalah keramaian, suara orang-orang yang saling tawar-menawar, suara alat musik yang mengalun di iringi para penari, dan suara tawa anak-anak yang berlari ke sana kemari.

Itu yang kini Ruby lihat. Dia seperti berada tengah-tengah kota, tetapi tidak ada suara kendaraan mesin dan suara khas hiruk-pikuk kota modern. Ini seperti kota di zaman dulu.

Ruby mengerjapkan matanya berulang-ulang berharap apa yang ia lihat sekarang ini adalah halusinasinya saja. "Ini mimpi!" Ia berbalik hendak kembali masuk ke dalam studio.

Lagi-lagi Ruby di buat tercengang. Apa-apaan ini?! Studio yang tadinya sepi kini di isi banyak pengunjung! Tapi ini bukan studio foto. Ini toko roti!

Iya, toko roti Etapis. Tempat Ruby pingsan kemarin. Aroma roti begitu menguar. Pengunjungi tampak menikmati hidangan roti mereka.

Suara tawa seorang anak kecil terdengar membuat Ruby melihat ke arah kanan. Anak kecil berusia 5 tahun tengah berlari ke arah Ruby dengan sepiring roti.

"Hahahaha... Piko mau makan loti ... "

Anak itu terus berlari dan berhenti tepat di depan Ruby. Ruby menatap manik kecil anak itu. Piko? Ia seperti Tak asing dengan nama itu.

"Pik-"

"Apa kau seolang monstel?" Pernyataan polos itu keluar dari Piko. Kepalanya mendongak memperhatikan wajah Ruby.

Ruby mengernyit heran. Monster? Hey dia tidak seburuk itu untuk di sebut monster.

"Aku bukan-"

Brak!

"Penyihir! Lihat! Monster itu kembali!!"

Suara nyaring itu mengalihkan perhatian seisi toko roti. Ruby membulatkan matanya kaget ketika monster dan penyihir yang disebut itu adalah dirinya?

Ruby perlahan berjalan mundur melihat tatapan tajam dari semua orang. Terkecuali seorang laki-laki yang kini tersenyum jengkel melihat Ruby.

"Tangkap dia!"

Ruby dengan panik berbalik dan hendak berlari.

Brak!

Pintu toko roti itu hancur seketika ketika laki-laki berjubah abu-abu tiba-tiba menarik tangannya dan berlari keluar.

Ruby kaget, ia kesusahan mengimbangi laju lari orang misterius yang kini menggenggam kuat tangannya.

"Cepat! Kau sangat lambat!"

Suara sekelompok orang yang mengejar mereka semakin mendekat. Ruby berlari panik sampai suara benda terjatuh menghentikan langkah Ruby.

"Tunggu apa lagi?!"

RUBY IN ETAPIS WORLD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang