CHAPTER 2 | BIANCA AND YEAR 2005

26 6 1
                                    

Hi guys! Jangan lupa vote and komen
Follow akun wattpad aku yuk

Tandai kalau ada typo sygku^-^

••••

Bianca berjalan ke arah kolam renang rumahnya seraya membawa sebuah buku catatan milik sang papi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bianca berjalan ke arah kolam renang rumahnya seraya membawa sebuah buku catatan milik sang papi. Sebenarnya, ia di larang oleh Arlan untuk mendekati kolam, karena kolam itu memiliki kedalaman 200 meter. Ya, Bianca tidak bisa berenang, itulah yang membuat Arlan tak memperbolehkan Bianca bermain-main di dekat kolam renang jika tidak ada orang lain yang mengawasi.

Gadis yang masih ngengenakan ransel pinknya itu, duduk di pinggir kolam dengan kedua kaki yang ia silangkan.

Ia mulai membaca isi catatan itu. Namun, baru saja membaca di halaman pertama, sudah ada sebuah kalimat yang menegaskan bahwa Arlan sangat membenci Karin.

KARIN, I HATE YOU.

"Bianca juga benci papi!!!" Teriak Bianca spontan, jengkel.

Mood Bianca benar-benar hancur kerena membaca kalimat itu. Sungguh. Papinya benar-benar jahat. Entah dendam apa yang pria itu simpan untuk istrinya.

Setelahnya, Bianca hendak beranjak dari tempat, namun karena pinggir kolam yang licin, membuat keseimbangan Bianca tiba-tiba menghilang. Panik. Ia sangat panik sekarang.

Cewek itu menjerit kencang. "AAAAAAAAAAAAA!!!"

BYURRR

Sial, gadis itu terjatuh dengan posisi terlentang. Bianca yang panik, semakin memberontak di dalam air. Ia tak tau harus berbuat apa sekarang. Di rumahnya tidak ada satu orang pun. Ia hanya bisa berdoa, dan berusaha untuk kembali ke permukaan air. Bianca sudah benar-benar kehabisan oksigen. Tubuhnya kini sudah seperti terbakar. Penglihatannya pun sedikit kabur. Namun ia masih bisa melihat cahaya matahari di atas sana.

Kedua manik mata Bianca seperti terkejut saat melihat cahaya matahari di atas sana yang tiba-tiba saja tertutup sehingga menjadi gelap. Tak perduli. Gadis itu akhirnya pasrah. Ia perlahan menutup kedua matanya.

★★★★

"Cewek itu kenapa?"

"Seragamnya bukan dari sekolah kita, kok bisa masuk ke sini?"

"Kayaknya anak baru deh?"

"Tolongin woi, itu kayaknya beneran tenggelam!"

"Gue lebih percaya bumi bentuknya belah ketupat, daripada percaya dia tenggelem."

"Padahal, kan, cuma kolam cetek yang paling cuma sedengkul gue, yakali beneran tenggelam?"

Deg

Bianca dapat mendengar suara-suara itu dengan jelas. Sangat jelas di indra pendengaran Bianca. Apakah ini berarti ia masih hidup? Ia juga sebenernya heran begitu air ini yang menjadi hangat, seingatnya, saat tenggelam beberapa menit yang lalu, ia merasakan air yang begitu dingin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE IN 2005 [TIME TRAVEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang