= 06 =

305 53 35
                                    

Terkadang ku merasa hampir tak mampu

Menghadapi kamu dan semua tanda tanyamu

Teka-Teki - Raisa

***

"Lo beneran balik sama Khaizan?" tanya Kinara lagi untuk kesekian kalinya.

"Sekali lagi lo nanya bukan cuma dapat piring cantik, tapi motor matic." Sahut gue yang sedang terbaring lemas di sofa ruang tamu. Nggak tahu kenapa bawaan gue lemah, letih, lesu dari semenjak bangun tidur.

Libur semester akhirnya tiba. Sirena sudah balik Manado kemarin, Jennifer samperin Ares di Jogja, Kinara juga siap-siap balik Bandung dianterin bang Abhi. Sekalian kenalan sama ayah-ibun katanya. Tinggal gue sama Adel di kontrakan. Gue balik sore-an bareng Khaizan sama temannya, sedangkan Adel menunggu dijemput ayah dan bundanya yang kebetulan mau ke Jakarta.

"Lemes amat sist?" bang Abhi duduk di sofa dan menepuk telapak kaki gue. Gue memilih mengabaikan cowok yang punya lesung pipi ini karena lagi nggak mood adu bacot. "Sedih yah mau pisah sama Ghaly?" bang Abhi terkekeh dengan tawa khas bapak-bapaknya.

"Kenapa nggak minta anterin bang Ghaly aja? Lama-lama gue bingung nih yang lagi deket sama lo itu sebenarnya bang Ghaly atau Khaizan?" Kinara dan Adel ikutan nimbrung di ruang tamu.

"Tau tuh kating lo nggak jelas. Dikata gue layangan apa ditarik ulur mulu." Gue mulai menggerutu.

"Terus gimana cerita jadi balik sama Khaizan? Kan mobil bang Abhi free tuh." Ucap Adel.

"Duh gue lagi uwuphobia. Ini manusia dua juga suka nggak tau diri, make out depan gue udah makin berani. Lebih parah dari lo sama Farrel. Kebetulan Khaizan mau balik juga jadi sekalian aja bareng daripada gue sendirian."

"Heh, itu kan karena pengaruh alkohol." Sanggah Kinara.

"Pengaruh alkohol anjing, kalo nggak gue getok udah mau ngews yah lo berdua di mobil."

Adel tertawa ngakak mendengar cerita gue yang based on true story dan bukannya mengada-ada. Jadi setelah KHS beres, kita janjian mau hura-hura di Holywings. Gue, Kinara, Jennifer, bang Abhi, bang Evano, bang Caleb, Khaizan, Hasbi dan Gilang. Dan semua pada tipsy kecuali gue, Khaizan dan Gilang yang memang nggak minum sama sekali. Jadi bagi tugas, gue mengangkut Jennifer yang sudah mabuk parah dan juga Kinara, sementara anak kost Achazia bareng Khaizan. Tapi bang Abhi ngotot mau ikut mobil Kinara yang gue bawa. Dan kalo nggak gue getok, ini dua manusia laknat bener-bener udah siap make love di jok belakang.

"Padahal kan lo butuh hiburan yah malam itu karena abis di ghosting." Ledek Adel.

"Nggak usah diingetin."

Mood gue berantakan lagi mengingat bang Ghaly. Kayaknya dia deh satu-satunya cowok yang sukses membuat gue galau di status yang nggak ada kejelasan ini. Gue pengen cerita banyak, tapi gue lagi nggak mood ngomongin dia.

"Jadi yakin nih sama Khaizan?" Genap 1000 kali kayaknya deh Kinara bertanya.

"Sama Vale juga deh." Sambung bang Abhi.

"Vale siapa lagi?" tanya gue bingung.

"Gimana sih mau bareng tapi nggak tau. Valeqa Keenan Numaaaaaa."

"Oh yang duta kampus itu? Haaaaaaa???" gue yang lagi rebahan spontan menegakkan badan gue. Kok tiba-tiba sama Vale?

"Rejeki nomplok kan lo ngabisin Jakarta-Bandung sama Most Wanted Fakultas Hukum?" ledek bang Abhi.

The Time I Was In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang