He's a paradox
I'm seeing visions, am I bad?
Taylor Swift – Guilty As Sin
***
"It's a wrap!!!"
Seluruh tim dan volunteers yang terlibat dalam salah satu kegiatan amal Anandaru Foundation berseru puas setelah kegiatan amal hari ini berjalan lancar. Bekerja sama dengan yayasan yang menaungi anak-anak 'special' yang kurang mampu, kami mengajak anak-anak baik untuk bisa bersenang-senang di wahana Forest Land. Dari beberapa kegiatan, anak-anak itu sangat senang dengan hiking, memancing dan ada beberapa yang berenang sambil diawasi. Dan diakhir kegiatan ada pembagian bingkisan yang semoga bisa berguna untuk mereka.
Gue benar-benar excited menanti hari ini, dan dibeberapa pertemuan sebelum hari H juga ikut menyumbangkan ide yang syukurnya bisa berguna. Gue juga mengajak sahabat-sahabat gue, dan mereka semua kecuali Kinara setuju untuk bergabung. Kinara yang sudah terlanjur berjanji pada bang Abhi untuk ikut glamping dengan berat hati tidak bisa ikut bergabung. Ngomong-ngomong soal glamping yang tadinya direncanakan juga bersama gue dan kak Ghaly, pada akhirnya gue batal ikut karena nggak ada kejelasan dari kak Ghaly. Gue bahkan baru sadar kalau gue di block setelah perdebatan ditelepon lalu.
Gue benar-benar sudah berada difase terserah. Kenapa nggak putus saja? Karena gue juga masih mau mendengar penjelasan yang masuk akal dengan sikap kak Ghaly selama ini, dan sebut gue bodoh karena gue masih sayang sama kak Ghaly. Perasaan yang tumbuh dari hari pertama gue bertemu dengannya tidak bisa semudah itu gue hapus. Yang gue butuhkan adalah penjelasan dan keputusan untuk mau bersama atau berhenti sampai disini gue serahkan ke kak Ghaly. Gue juga nggak mau menahan orang yang sudah nggak mau bersama gue.
Dan pilihan gue bergabung dikegiatan positif ini adalah pilihan yang tepat. Gue bisa melupakan kegalauan gue, dan kegiatan ini juga mengingatkan gue kalau apa yang menimpa gue saat ini tidak ada apa-apanya dengan para ibu-ibu kuat yang membesarkan anak-anak istimewa mereka dengan sabar. Gue juga senang karena saran gue untuk menyediakan wadah para ibu mencurahkan isi hati mereka didengar oleh tim dari Anandaru Foundation bahkan Vale dan sepupunya juga turun tangan langsung.
"Setelah ini jangan langsung pulang dulu yah, kita makan malam bareng dulu di restoran yah?" ucap bang Ario lagi yang merupakan penanggung jawab kegiatan ini.
"Gimana Nu? Seneng nggak?" Vale langsung menghampiri gue dan membantu membawa barang bawaan gue.
"Bangeeet. Makasih yah udah mau ajakin gue gabung. Next kalo ada kegiatan-kegiatan begini lagi gue mau dong diajak lagi."
"Okey, gue pasti kabarin. Kayaknya lo juga lepas banget hari ini, tadi aja main flying fox heboh sendiri." Ucapnya sambil terkekeh.
"Hehehe keliatan yah mumetnya?" balas gue.
Kami berdua berjalan bersisian dengan Vale yang menggendong backpack ditambah menenteng totebag gue. Teman-teman kami yang lain sudah lebih dulu ke restoran yang juga menjadi bagian dengan wahana permainan alam milik om Khaizan.
"Life isn't went well yah akhir-akhir ini?" tanya Vale lagi.
"Hmm my personal life deh kayaknya. Hati gue lagi nggak baik-baik aja, gue lagi bingung."
"About life or about love?"
"The second one."
Vale mengangguk paham dan menepuk bahu gue pelan, "it's okay. Gue bangga sama lo mau mengalihkan galau dengan kegiatan positif. Gue juga nggak tau masalahnya apa tapi semoga cepat selesai yah? I'm all ears too kalo mau cerita."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Time I Was In Love
RomanceHanya perjalanan seorang Numa Allegra Candra menemukan the right person for her life. "Eh tolong dong sumpahin gue dapat suami yang bucin mampus nantinya." - Numa -