Sudah satu minggu ini, Leo memasang muka kecutnya.
Tidak berbicara kepada seorang pun. selain, Gisell dan Riven. Lebih tepatnya, Leo sedang memusuhi Micheal.
Rupanya, Leo memiliki nyali besar kali ini.
Bagaimana tidak. Entah dengan sengaja atau tidak, Leo jarang bertemu dengan Michael.
Pasalnya saat Michael pulang, Leo berpura-pura sudah tidur.
Di pagi harinya, mereka kembali tidak bertemu.
Leo bangun lebih pagi dan pergi ketika Michael sedang di kamar.
Dirinya rela melakukan berbagai macam cara, agar Michael tidak sempat membahas tentang perjodohan yang dilakukan. Mudah-mudahan saja Michael lupa.
Etss, tidak semudah itu.
Hari ini Michael, tidak kekantor. pria dengan dua anak itu memilih untuk kerja dari rumah hari ini.
Pas sekali, Leo berpapasan di ruang tamu dengan Michael, yang ingin kemeja makan dan Leo ingin keluar.
"Masih pagi sekali, kau ingin kemana?"
"Jogging."
"Sudah lama papa tidak makan satu meja dengan anak-anak papa" Ucapan Michael berhasil membuat Leo merasa bersalah.
Bagaimana pun Leo sangat menyayangi Michael. Tidak bisa dirinya terus mendiami Michael.
Pada akhirnya Leo, membuntuti Michael, kedapur.
Di meja makan sudah ada Gisell, dan Riven.
Gisell yang sedang menyiapkan sarapan sedikit menaikan alisnya melihat suami dan anaknya dateng bersama.
"Mereka sudah berbaikan? " Gisell bertanya-tanya dalam dirinya.
Sejujurnya Gisell tidak bisa membayangkan jika kedua anaknya menikah nanti. Dapat dipastikan dirinya akan sangat kesepian.
"Leo, kau sudah meminum obat mu semalam? " Tanya gisell dari belakang Leo, sambil menaruh potongan buah di hadapan Leo.
"Udah, bun"
"baiklah, makan buahnya, sayang" Gisell mencium pelan rambut Leo.
"Dan Ini untuk anak pertama bunda"
"Makasih bunda" Kali ini Gisell yang mendapatkan ciuman dari Riven.
Michael yang melihat itu tidak terima.
Tentu saja sebagai laki-laki sejati dirinya tidak boleh diam saja.Michael mengejar Gisell, yang kembali berjalan menuju dapur, tanpa aba-aba Michael memeluk Gisell dari belakang dan menciumnya tanpa henti.
Adegan tersebut di sambut dengan gelak tawa, yang memenuhi meja makan.
.
.
."Papa.. "
Michael yang merasa di panggil, melihat kesumber suara yang tidak lain adalah Leo. Michael menunggu Leo melanjutkan ucapannya.
"Tidak ingin mengatakan apapun tentang perjodohan itu?"
Michael mengangkat alisnya, menandakan keterkejutannya atas pertanyaan yang diajukan Leo, "Kau ingin papa mengatakan sesuatu tentang itu?"
Leo hanya mengalihkan pandangannya. Merasa tidak dijawab, Michael akhirnya kembali membuka suaranya, "calon suamimu ingin mengajakmu makan malam sabtu ini. Papa tidak akan memaksamu, Jika kau tidak mau-".
"Aku akan pergi."
Shock, ya satu meja berhasil dibuat kaget dengan ucapan Leo.
Setelah dipikir-pikir ucapan Riven tidak ada salahnya, tidak mungkin kan Michael ingin anaknya menderita?
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAFF [BL]
RomanceCERITA INI MENGANDUNG BL/HOMO/GAY ... "Bunda sama papa mau bicara sama kamu" "Bicara apa bunda?" "Leo-" "Ya" Leo langsung menengok saat mendengar namanya di panggil oleh Michael. Michael menghela nafasnya saat melihat kedua mata milik anak bontotn...