♪♪

144 26 2
                                    

.
.
.
.
.
*****

Azumi tertunduk lesu, tidak akan ada lagi yang bisa dia jadikan babu dadakan kalau begini. Ditambah karena kejadian dulu dia jadi sedikit sulit bersosialisasi dengan orang lain sekarang, biasanya ada Izana yang akan menemaninya tapi sekarang sudah tidak ada lagi.

Sekarang sudah satu Minggu sejak Izana masuk sekolah reformasi, dan Azumi jadi semakin jarang keluar.

Kakucho bilang setidaknya Izana akan berada di sana sekitar 2 tahun. Karena sudah lewat seminggu itu berarti tinggal 713 hari lagi baru dia kembali.

Azumi melihat jari-jari tangannya setelah menghitung hari. "Masih lama sekali~"

"Azu, ayo makan. Ini sudah waktunya makan siang." Ajak kakucho.

"Tidak lapar."

"Kau belum makan dari kemarin, ayolah."

"Tapi sedikit saja ya?"

"Iya."

----

"Azumi, kakucho, kemarilah dan makan bersama yang lain. Kenapa kalian terlambat?" Tanya bibi pengurus panti.

"Azu tadi tidak mau makan."

"Mau kok, makanya aku kesini."

Azumi memberi isyarat kepada kakucho untuk diam, sedangkan yang diberi isyarat menatap malas.

"Sudahlah, ayo makan."

*****

Hari demi hari berlalu tak terasa sudah dua tahun sejak Azumi tidak bertemu lagi dengan Izana, hari ini harusnya Izana akan pulang.

Mereka sedang menunggu Izana untuk keluar sekarang, setelah beberapa saat Izana akhirnya keluar.

"Ah! Izana, Selamat datang kembali!"

Kakucho segera menyambut Izana, dia sedikit berlari menghampiri Izana.

"Si monyet, kok lu tambah jelek si?" Ucap Azumi.

Izana melewati kakucho dan menepuk pelan kepala Azumi.

"Iya kau tambah pendek."

"Sia-sia aku excited." Batin kakucho.

"Aku mau pergi ke suatu tempat."

Setelah mengatakan itu Izana berjalan meninggalkan mereka berdua.

Azumi dan kakucho hanya saling tatap karena ditinggalkan, padahal mereka sudah cukup lama menunggu.

"Dia jadi lebih bajingan ya?"

"Mungkin, tapi kurasa iya."

"Bikin kesal."

Azumi menggerutu karena ditinggalkan.

"Nanti kalau dia pulang jangan bicara padanya, abaikan saja,'ya?" Ucap Azumi.

"Baiklah."

"Ayo kita pulang."

----

Ceklek!

Suara pintu dibuka terdengar oleh Azumi, tapi dia tidak memperdulikan hal itu dan tetap fokus pada balok-balok kecil yang disusunnya.

"Azu."

Azumi tidak menjawab, tangannya menekan balok-balok kecil mengikuti instruksinya, menyusun benda tersebut menjadi bentuk yang diinginkan.

Merasa tidak dihiraukan Izana menepuk pundak Azumi.

"Azu, kau tidak dengar aku memanggil mu?"

Tidak ada jawaban dari Azumi.

"Kau sedang apa? Jangan mendiamkan ku."

|•|From Past To Present|•| Kurokawa IzanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang