Kaisar itu berlutut di samping tempat tidurku, tangannya yang kasar khas ksatria pedang menggenggam tanganku dengan erat, enggan untuk melepaskannya. Seolah perasaannya telah meluap tak terkendali ketika Maraville, orang yang dia kira telah terlindungi dengan sikap kejamnya rupanya memiliki pemikiran lain yang berada diluar perkiraannya.
"Jangan..."
"Ku mohon jangan katakan itu..."
"Maraville, aku hanya memilikimu."
Hmm... Sebenarnya dia punya permaisuri, dan.... putranya juga. Kenapa dia berkata seolah dia hanya memiliki Maraville?
"Kau juga memiliki permaisuri, Elios."
"Kau tau itu hanyalah pernikahan politik."
"Meski begitu, permaisuri bersikap baik padamu."
"Itu karena kami telah mengenal lama, dan kami saling menguntungkan."
"Itu sudah cukup."
"Itu tidak cukup! Hentikan omong kosongmu Maraville!"
Dia berteriak dengan putus asa. Yah, bukannya aku benar-benar berniat untuk bunuh diri. Tapi melihat bagaimana ekspresinya yang suram, membuatku tidak bisa berhenti untuk membuatnya lebih menyesal.
Tampaknya Elios sudah tidak tahan dengan suasana yang menyesakkan ini, dia melepaskan genggaman tangannya lalu berdiri dan berbalik membelakangiku.
"Jangan memuntahkan omong kosong lagi, Duke Maraville."
Dia menoleh ke arahku dan mengatakan sesuatu yang cukup kasar, namun aku tau yang dia maksud itu baik.
"Kau memamerkan tubuhmu di setiap sudut negeri ini, bahkan ketika kau pergi ke kekaisaran lain. Tidakkah kau tau jika manusia bisa mati karena cuaca dingin? Ck, kenakan sesuatu yang tertutup lain kali."
Dia mendecak dengan kesal.
Memang benar Maraville selalu tampil terbuka, dan aku tidak ingin mengubah ciri khas Maraville.
"Apa kau memarahiku Elios?"
Dia hanya diam di tempatnya, sepertinya dia menyesal telah mengatakan kalimat yang kasar. Aku tau persis seperti apa perasaan itu karena aku sering melakukannya...
Dia masih tidak menjawab, justru dia menggerakkan kakinya untuk pergi.
"Kau pikir aku akan membiarkanmu bersikap seenaknya huh? Hanya kau seorang kaisar?"
Aku kesal melihat bagaimana Elios akan melarikan diri.
"Elios!"
Aku beranjak bangun dari tempat tidurku, hendak meraih tangan Elios dan menariknya. Namun aku tidak menyangka bahwa tubuhku terasa sangat berat dan kepalaku terasa pusing ketika aku tiba-tiba bangun dari tempat tidurku.
Seolah bumi kehilangan gravitasinya, kakiku terasa seperti melayang, itu membuatku tersandung dan jatuh ke depan dengan cukup keras.
Brakk!
Jujur saja, aku tidak merasakan sakit karena terjatuh. Semua yang kurasakan hanya pusing dan mual.
"Maraville! Apa yang kau lakukan!"
Suara panik Elios terdengar di telingaku. Aku bisa merasakan tangan Elios menyentuh kedua pundakku, ekspresinya terlihat lebih kacau dari sebelumnya.
Aku merasa terlalu pusing dan mual untuk berbicara.
"Perasaan seperti akan pingsan ini sungguh... Aku tidak akan pernah terbiasa dengan ini."
Aku sering mengalami ini di kehidupanku yang dulu, ini adalah kelemahanku yang fatal. Penyebabnya adalah kelelahan dan stres. Hanya saja, aku tidak bisa menunjukkan kalau aku kelelahan hingga tidak sadarkan diri, semua orang akan menyergapku seperti sekumpulan hyena yang kelaparan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming the Protagonist's Foster Father
FantasyHidup dalam kekayaan yang berlimpah tidak mampu menghilangkan rasa sepi dalam diriku. Dalam kesunyian duniaku, aku menulis sebuah cerita tentang kisah seorang putra yang tersiksa oleh ayah angkatnya. Kisah ini sebenarnya adalah kisah yang terinspira...