Telolet...
Telolet...
Telolet Telolet!!!
"Suara apaan tuh?"
"Kayak suara bus telolet," jawab Heeseung polos.
Ni-Ki berusaha menahan tangannya agar tidak kebablasan menempeleng kepala Hyungnya itu. "Ya, gue tau, Hyung! Siapa yang bilang itu suara seruling!"
"Lah, itu lo yang bilang."
Sudahlah, Ni-Ki menyerah saja.
Heeseung menatap Ni-Ki melas, apa ia melakukan kesalahan? Ia hanya mengatakan kejujuran, tidak bohong sama sekali. Kenapa Ni-Ki marah ya?
Dalam diamnya, Ni-Ki mengamati Heeseung dengan mata memicing tajam. Heeseung yang biasanya bersikap tegas, perhatian seadanya dan jarang menunjukkan wajah imutnya. Namun, sekarang apa? Heeseung dengan gampang memasang wajah melas kepada Ni-Ki? Apa benar itu Heeseung?
Kalaupun benar pasti Ni-Ki akan mendapatkan keuntungan besar. Ia tau aib seorang Lee Heeseung yang kata cewek-cewek dia manusia sempurna.
Jangan ditanya. Wajah Heeseung memang tampan, tapi dirinya sendiri juga tampan sih. Ngalahin gantengnya Harry Potter. Sampai-sampai cewek-cewek yang awalnya suka Heeseung jadi beralih suka Ni-Ki. Enak ya ternyata, makan temen sendiri.
"Hyung kesurupan ya?"
"Nggak kok, gue waras."
"Tumben wajahnya gitu. Iya deh tau yang wajahnya ganteng, imut, unchh unchh. Tapi ini seorang Lee Heeseung, yang bener aja?"
Kelopak mata Heeseung turun. "Kenapa? Nggak boleh ya?" Wajahnya sedih.
Tidak merasa bersalah, malah Ni-Ki tergesa mencari sesuatu dalam kantong. Ia meringis, bagaimana ia bisa lupa bahwa sekarang ini bukan dunianya yang asli? Tempat asing yang mengharuskan dirinya menjaga nyawa serta kewarasan. Baru begini saja ia sudah lupa. Semua barang-barang yang berasal dari dunia asli tidak terbawa sampai tempat ini.
Yahhh, tidak bisa mengabadikan aib momen Lee Heeseung dong? Nggak asik.
"Ni-Ki, tau sesuatu nggak?" tanya Heeseung. Raut wajahnya sudah berubah dalam waktu singkat. Ni-Ki melihatnya sendiri. Apa jangan-jangan ... diam-diam Heeseung punya penyakit bipolar?
"Apa, Hyung?"
"Game bakal dimulai pada malam hari."
Oh, benarkah? Kenapa Heeseung bisa tau? "Loh, kenapa? Bukannya malem pasti gelap?"
"Ya justru itu, semakin malam semakin seru dong main gamenya. Kalau siang-siang pasti musuh bakal cepat ketangkep, kalau malam 'kan harus kucing-kucingan dulu."
I-i-iya sih, seru, tapi ini menyangkut nyawa. Ni-Ki kudu ottoke? "Seru sih seru. Apa nggak ada waktu istirahat buat kita-kita, Hyung?"
"Woohh, pasti ada."
Mata Ni-Ki semakin memicing. "Iyeeke?" katanya dengan nada upin-ipin. "Kok Hyung bisa tau?"
Heeseung diam. Menutup rapat bibirnya setelah Ni-Ki mengajukan pertanyaan tersebut.
"Lo bodoh ya, ternyata. Gitu aja masa nggak ngerti sih? Ih, payah!"
BSSSHHHHHHH!
KAMU SEDANG MEMBACA
Exam Games [Segera Terbit]
Mystery / Thriller❝Nggak naik kelas gara-gara kalah main game?❞ Segera terbit di @teorikatapublishing ya!