Sinar matahari di pagi hari memang terbaik. Menghadirkan rasa hangat sekaligus nyaman ketika hati justru berbanding terbalik.
"Setelah acara kelulusan, semuanya kembali normal?"
"Yah, mungkin."
Seseorang memakai jas itu menunduk. "Rumit."
Sosok pemuda mengerjapkan mata, linglung. Coba saja kalian bayangkan. Sehabis mengalami kejadian aneh sekaligus menyeramkan, tiba-tiba sudah ada di tempat lain. Alhasil pasti kebingungan. Tadi itu nyata atau cuma mimpi ya?
Sama seperti yang tengah Yeonjun rasakan sekarang. Ia berada di ruang kelas XI-Exty dengan posisi duduk. Kepalanya pun bersandar di meja sambil bertumpu tangan, seolah-olah ia baru selesai kegiatan tidurnya.
Tempat ini berbeda dengan tempat terakhir kali yang ia datangi. Tidak ada suasana seram, tidak ada suara tembakan dan tidak ada kekacauan. Apakah ia hidup kembali di masa lalu? Atau ... mungkinkah tadi hanya sebuah bunga tidur?
"Hyung!"
Yeonjun tersentak dari lamunannya. Membuka mata lebar-lebar, dihadapkan Taehyun bersama Soobin. T-tunggu─Soobin? Bukankah Soobin ...?
"L-lo nggak mati?" tanya Yeonjun, reflek.
Soobin terlihat syok. "Heh! Ngada-ngada nih anak! Gue masih hidup ye!" katanya nyolot.
Yeonjun nampak seperti orang bodoh sekarang. "Haa? Apa jangan-jangan lo mati suri? Habis survei alam baka lo balik lagi?" Bola matanya bergulir melihat Taehyun. "Kaki lo masih sakit ya, Hyun?"
Taehyun berdeham. "Lumayan sembuh."
"Syukurlah." Yeonjun menghela napas lega. "Ada luka lain nggak? Lo nggak kena tembakan 'kan?"
Emosi Soobin mulai tersulut. "Tembakan apalagi sih, Hyung?!?!? Taehyun cuma kepleset doang kok, nggak kena tembak. Lagian, siapa juga yang main pistol di area sekolah. Ngada-ngada terus nih, kayaknya nyawa Hyung masih belum terkumpul deh."
Kini giliran Yeonjun yang melongo. "Lo yang apa-apaan. Nggak usah sok amnesia gitu, oh jangan-jangan lo beneran amnesia setelah ditabrak kereta? Eh, tapi kok nggak ada luka sama sekali?"
"SEMBARANGAN! GUE SEHAT WARAS BEGINI DIKATAIN KETABRAK KERETA?!?!?! YANG BENER AJA!"
"Bener kok! Coba tanya Taehyun kalau nggak percaya! Iya kan, Hyun?!?!" Yeonjun menuntut jawaban pasti.
Kelas XI-Exty hanya tersisa tiga penghuninya. Yang lain? Entahlah. Mungkin saja ke kantin? Atau bisa jadi ke toilet?
Hmmm, atau mungkin ke alam lain?
Taehyun membisu, pandangannya menyiratkan banyak hal yang ingin dijelaskan. Namun, belum saatnya itu tiba. Terlepas dari itu, semuanya telah digariskan dan tidak mudah mengubahnya. Tatapan Yeonjun sangat melas, rambutnya masih berantakan ciri khas orang bangun tidur. Di antara yang lain, tersisa dirinya, Yeonjun dan bisa saja Kai.
Sebab Soobin dan Beomgyu melupakan segalanya yang menyakitkan.
"Eumm, nggak ada apa-apa kok, Bin. Lo tetep sehat dan nggak ada yang celaka di sini, it's okay. Mungkin Yeonjun Hyung perlu istirahat."
Hal itu membuat Yeonjun membelalakkan mata tak percaya. Apa benar tadi itu hanya sebuah mimpi? Namun, kenapa terasa nyata?
Oh, apakah itu sebuah lucid dream?
"Nah! Hyung sih, melek dulu jangan asal bangun. Mimpinya jadi kebawa-bawa 'kan," ejek Soobin kemenangan.
Diam-diam Taehyun merapalkan beribu-ribu maaf pada Yeonjun. Ada banyak hal yang tidak bisa dijelaskan sekarang, tapi secepatnya ia akan menjelaskannya pada Yeonjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exam Games [Segera Terbit]
Mistério / Suspense❝Nggak naik kelas gara-gara kalah main game?❞ Segera terbit di @teorikatapublishing ya!