「 𝟎𝟕 」

91 66 46
                                    

Sang bagaskara mulai ditelan bumi. Sinarnya meredup membuat langit biru tidak secerah siang hari.

"Asli, capek banget gue," keluh Jungwon yang berada di samping Jay. Ia terlihat santai menyandarkan kepala pada bahu Hyungnya.

"Nggak lo doang. Semua juga capek," ujar Jake. Lega sekali karena bisa melewati cobaan yang diberikan selama perjalanan mencari anggota kelompoknya.

Ni-Ki yang awalnya memejamkan mata, kini mulai terbuka perlahan. Ia kembali mengingat kejadian selama mencari jejak tadi. Asli, Ni-Ki sebenarnya masih parno sampai sekarang jika melihat wajah Heeseung.

"Kalian tau nggak?" tanya Ni-Ki, laki-laki itu sudah siap dengan posisi duduk bersila.

"Nggak," jawab semua serempak. Ni-Ki mendengus sebal.

"Gue tadi ketemu sama Heeseung Hyung, tapi dia palsu." Ni-Ki mengerucutkan bibir. Tidak berani menatap Heeseung yang tengah menatapnya penuh tanya. Dahinya pun ikut mengerut.

"Ketemu gue palsu?" beo Heeseung pelan.

Ni-Ki mengangguk. "Iya, Hyung." Lalu ia menatap satu-persatu teman-temannya. Semua komplit, dengan adanya Sunoo. Pasti kalian terkejut, tidak perlu khawatir. Awalnya kelas X-Enyp juga sama terkejutnya dengan kalian.

Bahkan semua orang mengira Sunoo sudah mati. Kasihan sekali anak lucu itu.

"Tadi gue ketemu sama Heeseung Hyung yang palsu. Gue mikir awalnya itu Hyung beneran, tapi akhirnya gue sadar sama sikap dia yang beda jauh sama Hyung." Ni-Ki menjelaskan dengan singkat. Namun, rinci.

"Emang sikapnya gimana?" Sunghoon kepo. "Karena ini waktunya istirahat, boleh 'kan ya kita berbagi cerita selama melewati semua kejadian? Siapa tau kita dapet petunjuk dari sana. Pada mau nggak?"

Jay langsung mengangguk skeptis. Wajahnya tetap menatap lurus ke depan. "Gue juga ngerasa aneh di tempat ini."

"Nah! Makanya itu, ayo kita saling cerita. Sekalian biar tau kenapa Sunoo bisa di sini tiba-tiba. Gue kira nggak bakal ketemu lagi sama bestfriend. Hueee, Sunoo! Gue kangen banget sama lo." Ni-ki memeluk Sunoo dramatis.

Sunoo tersenyum melihat kelakuan Ni-Ki, ia membalas pelukan Ni-Ki tak kalah hangat. "Gue juga nggak nyangka masih bisa ketemu sama kalian. Terutama sama lo."

"Hmm, ada yang janggal." Jungwon menyeletuk. "Ni-Ki ketemu sama Heeseung Hyung palsu, terus tiba-tiba ada Sunoo. Eh, ini beneran lo 'kan? Bukan yang palsu juga kayak apa yang ditemuin Ni-Ki?" Ia menatap Sunoo penuh selidik.

Sunoo mendelik tajam. "Ini gue, cuma ganti warna rambut aja. Padahal aslinya gue nggak rela." Wajahnya sayu. Ia benar-benar sedih harus mengikhlaskan warna rambut aslinya.

Ni-Ki kaget, tidak menyangka bahwa semua terbukti. Pertahan diri, suka tidak suka, memberontak, semua akan sia-sia. "Tapi lo baik-baik aja 'kan?" Pertanyaan itu tentu saja ditujukan pada Sunoo.

"Menurut lo?" Sunoo tidak menjawab, malah balik melemparkan pertanyaan. Yang tentu saja semua temannya paham, tapi tidak sepaham apa yang ada dalam pikiran Ni-Ki.

Merasa situasi mulai memanas, Jake akhirnya turut bersuara. "Nggak papa, semoga aja pewarna rambut lo itu nggak permanen. Bakal cepet ilang juga kok. Biasanya kalau dikasih sampo juga luntur."

Sunoo diam dan Ni-Ki menatapnya prihatin. Dalam hati ia berdo'a supaya Sunoo tetap baik-baik saja selama di tempat game ujian kali ini. Bukan apa-apa, mereka baru satu kali melaksanakan ujian. Akan disayangkan jika berakhir percuma.

"Ada yang ngalamin kejadian aneh lagi nggak? Coba cerita." Heeseung mempersilahkan.

"Gue, Hyung," ujar Sunghoon. "Ceritanya gini, tadi gue ketemu sama Yoongi Hyung. Nggak banyak yang kita bahas sih. Cuma ada beberapa kalimat yang kayak ... itu nunjukin sesuatu. Kata dia, kita harus saling percaya satu sama lain. Dan juga harus percaya sama apa yang diperintah para guru."

Exam Games [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang