"Maaf aku gak bisa menuntaskan keinginan kamu." ucap seorang wanita dengan kegugupannya.
"Kamu tidak menepati janjimu."ujar pria bertubuh tinggi yang tengah membelakangi senjata api ditangannya.Keberadaan mereka berdua ada di rooftop sebuah gedung tua yang terbengkalai tidak ada kehidupan disana membuat suasana semakin menegangkan.
Seorang gadis yang tak sengaja ada disana segera membuka vidio kamera ponselnya agar ia dapat merekam kejadian yang ada disana.
"Maafin aku, adikku tidak bisa meninggalkan hobinya, itu adalah kebahagiannya!" jelas wanita itu dengan terisak air mata yang jatuh dan tak lupa rasa takut yang mengguncang jiwanya.
Tapi pria berhati batu itu tidak memperdulikan lagi dengan ucapan itu.
"Kalau begitu satu-satunya hanya ini dilakukan." ia menaikkan satu sudut bibirnya lalu maju selangkah demi langkah mendekat, wanita yang sedang ketakutan itu mundur perlahan hingga menyentuh pagar rooftop yang rendah.
"Apa maksudmu?!" tanya wanita itu penuh rasa gugup. keringatnya berlomba-lomba berguyur diwajahnya menampakkan ketakutan disana, pria itu mengangkat tangannya lurus ke arah wanita itu memperlihatkan senjata api yang siap menembaknya.
DOR!
Suara tembakan itu begemuruh keras hingga burung-burung yang bertengger pun pergi menjauh.
Wanita cantik telah tertembak di bagian perutnya, pandangannya kabur, mungkin kini dunia telah berakhir untuknya.Badannya ingin terjatuh lemas tapi dengan cepat Pria itu mendorongnya dari rooftop hingga terjatuh diatas tanah. Tubuh itu terjatuh dengan pilu, banyak darah berceceran membasahi tanah yang kering, gadis kecil yang melihat seketika membulatkan matanya dan sontak menutup mulut dengan tangannya penuh kaget.
Pria itu melihat jasad yang telah terkapar dari rooftop senyuman sadis tampak dari bibirnya tanpa rasa bersalah ia memutar badannya meninggalkan rooftop.
gadis yang melihat pria itu akan menuju ke tempat ia berada panik berlari kecil untuk bersembunyi jika ia ketahuan maka nyawanya juga akan tamat seperti wanita tadi. Ia bersembunyi ditumpukan kardus yang tersusun rapi di sudut ruangan, tak lama Pria itu melangkah melewati tempat persembunyiannya dan lewat beberapa langkah darinya.
DRING !
Suara deringan ponsel membuat pria itu menghentikan langkahnya, sontak gadis itu tampak cemas dan ketakutan mendengar suara deringan ponsel yaitu panggilan telepon dari ibunya, ia segera menekan tombol merah pada benda pipihnya agar mengakhiri suara deringan.
Pria itu perlahan mendekat kearahnya, tubuh gadis itu gemetaran karena takut ia memejamkan matanya dan membungkam mulutnya.
Pria bertubuh tinggi itu menghentikan langkahnya tiba-tiba dan tangannya meraih ponsel lain yang tergeletak disana lalu melangkah pergi.
Mendengar langkah kaki yang pikirnya menjauh, gadis itu memberanikan diri untuk membuka matanya lagi, melihat Pria itu pergi sambil menggenggam ponsel tapi bukan miliknya. Ia kini menghela nafas berat yang sudah ia tahan sedari tadi karna kegelisahan, setelah beberapa saat baru gadis itu memberanikan diri untuk keluar dari tempat Persembunyiannya lalu berjalan menuju ke rooftop kembali.
Dia melihat pria tadi sudah turun dari lantai atas, dan melihat pria tersebut sedang meletakkan senjata api tadi didalam genggaman tangan wanita yang telah lenyap itu dan melepaskan sarung tangan putih miliknya ... setelah selesai, pria yang tak dikenali itu pun pergi dari gedung tua itu.
...
Tampak siswa SMA Permata masuk melewati gerbang yang terbuka lebar menyambut pagi mereka dengan semester baru. setelah melihat kelas-kelas baru, mereka meletakkan tas dan segera turun kembali ke lapangan lalu berbaris rapi untuk memulai upacara bendera karena hari ini adalah hari senin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatalis (Masih Banyak Yang Harus Direvisi)
Romance"Berusaha merubah hidup pada akhirnya takdirlah yang menentukan segalanya"