1

1.2K 157 4
                                    

"Ada apa jeno?"

"Aku ingin minta maaf padamu, aku tahu kalau ayahku pasti datang kemari bukan? Renjun-ah, semua yang kau ketahui saat ini tidak benar sepenuhnya."

"Bagian mana yang tidak benar jeno? Ayahmu memang datang, dia hanya menyampaikan undangan pernikahan milikmu." Ucap pria yang dipanggil renjun itu.

"Ren." Ucap pria yang dipanggil jeno itu sembari menggenggam kedua tangan kekasihnya.

"Sekarang bisa kau jelaskan?" Ucap renjun menahan tangisnya sembari melepaskan genggaman tangan jeno.

"Aku mengaku kalau aku salah. Aku berbohong padamu, ayahku masih tidak menyukai hubungan kita berdua karena perbedaan diantara kita. Aku berbohong soal hubungan kita yang tak pernah di restui, bahkan aku dijodohkan dengan orang lain." Renjun mendengarnya hanya diam saja.

"Aku hanya menjalani nya dengan harapan aku bisa menolaknya atau dia yang menolak pada keluarganya, tapi semuanya tak sesuai prediksi ku renjun-ah, sebulan yang lalu kami tanpa sadar melakukan hubungan badan, dan dia dinyatakan mengandung anakku, aku harus menikahinya renjun." Mendengar itu airmata yang sejak tadi ditahan oleh renjun keluar begitu saja, hatinya sakit mendengar semua penjelasan dari orang yang dia cintai bahkan sampai saat ini. Dia tahu kalau dia bukan siapa-siapa tapi apa semua ini pantas dia dapatkan? Itulah yang dia pikirkan.

"Renjun-ah, dengarkan aku. Kau harus menungguku, aku janji setelah bayi kami lahir dan hak asuh jatuh padaku, maka aku akan bercerai dengannya dan kita bisa menikah." Ucap jeno membuat Renjun tak habis pikir mendengarnya.

"Maaf jeno, sepertinya perlu pikiranmu sedang sangat kacau. Aku rasa semuanya sudah jelas jeno, kau calon suami orang lain, dan akan menjadi seorang ayah. Maka jangan libatkan masa lalu mu pada keluargamu nantinya. Hubungan kita sudah berakhir jeno, jadi jangan melakukan hal gila. Kau bisa pergi." Ucap renjun.

"Ren?" Ucap jeno hendak menyentuh tangan renjun, tapi renjun mundur dan diapun menatap jeno dengan airmata yang terus mengalir dari mata indahnya itu. Dan jujur melihat itu jeno merasa sangat terluka.

"Aku harap kau mendengar perkataanku jeno, kita sudah berakhir. Kisah kita sudah aku tutup jadi jangan memaksa kisah itu kembali terbuka. Silahkan pergi." Ucap renjun berbalik dan jeno hanya bisa menuruti perkataan renjun saat ini dan pergi dari tokoh bunga milik mantan kekasihnya itu. Mendengar kepergiaan jeno, renjun menangis dalam diam hatinya benar-benar hancur, kenapa semua hal yang menjadi tempatnya bersandar diambil paksa seperti ini? Apa dia tak pantas bahagia? Itulah yang memenuhi pikirannya ditambah undangan dimana orang yang dia cintai akan menikah dengan orang lain tak lama lagi.

Kring!

Renjun langsung menghapus airmatanya lalu diapun langsung berbalik dan tersenyum.

"Selamat datang tuan, ada yang bisa saya bantu?" Pria tegap dengan wajah tegas dan aura dingin itu hanya menatapnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan sama sekali.

"Tuan?"

"Ah, saya tadi melihat seseorang yang saya kenal disini, saya kira saya salah."

"Apa tuan tahu ciri-ciri nya nanti saat ada seseorang dengan ciri-ciri itu datang saya akan mengatakan kalau tuan mencari." Ucao renjun.

"Tidak, saya mau membeli bunga satu tangkai."

"Bunga yang mana tuan?"

"Mawar biru." Ucap pria itu karena dia sangat tahu bunga mawar biru sangat langkah atau bisa dikatakan hampir tidak ada.

"Saya sangat menyukai bunga ini, apa tuan ingin memberikan pada kekasih tuan?"

"Anio, saya akan memberikan pada ibu saya."

Back to you vol.2 (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang