3

771 145 6
                                    

"Happy wedding Lee Jeno & Seo Haechan"

Renjun membaca papan nama itu, dia hanya bisa menghela nafas beratnya dan menutup matanya sejenak untuk menenangkan dirinya dan berusaha menahan airmata yang bisa saja jatuh kapanpun. Setelah merasa tenang, renjunpun mulai melangkahkan kaki ke dalam gedung itu setelah memperlihatkan undangan yang dia miliki dan tersenyum dengan sangat cerah.

Saat masuk renjun bisa melihat semewah dan semega apa pesta pernikahan jeno dan orang bernama Haechan itu, benar-benar sangat mewah sekali. Tanpa disadari oleh renjun, jaemin yang berdiri tak jauh darinya memperhatikan kearahnya sejak tadi. Renjun lantas melihat kearah beberapa sudut dan melihat ada beberapa wartawan yang sedang mensetting kamera mereka.

"Aku dan jeno benar-benar tidak bisa bersama, kami bagaikan langit dan bumi. Jauh sekali." Batinnya.

"Para tamu hadirin yang telah datang harap untuk duduk di tempat yang sudah disediakan karena acara ikrar janji sehidup semati akan segera dilakukan." Renjun yang mendengarnya lantas mencari tempat duduk yang tak terlalu membuat kedatangannya kentara sama sekali, dia tak mau membuat masalah sama sekali diacara pernikahan ini, apalagi ancaman ayah jeno masih bisa dia dengar di telinganya saat ini.

"Pengantin silahkan masuk." Ucap mc itu.

Ceklek.

Pintu terbuka dan terlihat sahabat dari jeno yang mulai masuk lebih dulu, bahkan jaemin juga dipaksa ikut saat ini. Jaemin yang berjalan lebih dulu otomatis mendapatkan sorotan kamera lebih dulu tapi jaemin tak perduli karena saat ini fokusnya hanya pada renjun yang menunduk di kursinya. Hingga semua sahabat jeno duduk di kursi masing-masing, dengan jaemin yang duduk di kursi khusus keluarga. Dan jeno yang berdiri di altar dengan tuxedo hitam yang membuatnya terlihat tampan.

"Pengantin silahkan masuk."

Ceklek.

Renjun yang mendengar itu lantas mengangkat kepalanya dan diapun melihat para sahabat calon istri jeno lebih dulu berjalan, dia bisa melihat Yangyang temannya yang berjalan lebih dulu juga beberapa orang yang tak dia kenal, juga ada adik Yangyang disana. Bahkan winter tersenyum padanya karena melihat kedatangannya. Sampai semua sahabat Haechan duduk, dan Johnny selaku ayah Haechan memberikan tangan Haechan pada jeno yang disambut oleh jeno dan semua itu dilihat oleh renjun dengan airmata yang telah berlinangan.

"Saya akan memulai ikrar suci ini, jika ada yang tak setuju dengan pernikahan ini bisa angkat tangan." Ucap pendeta itu. Tapi tak ada satupun yang mengangkat tangan sama sekali.

"Baiklah, saya akan mulai. Tuan Lee jeno, apakah kau bersedia menjadi suami dari Seo Haechan, selalu ada dalam suka dan duka, sehat maupun sakit, kaya ataupun miskin, dan saling mencintai selamanya." Jeno terdiam lalu diapun dapat melihat wajah ayahnya juga ancaman ayahnya yang akan menyakiti renjun.

"Ya, saya bersedia." Ucap jeno, renjun mendengar itu menundukkan kepalanya dengan airmata yang mengalir begitu saja. Hatinya benar-benar sudah sangat sakit sekali. Hancur tanpa bersisa.

"Tuan Seo Haechan, apakah kau bersedia menjadi istri Lee Jeno, selalu ada dalam suka maupun duka, sehat maupun sakit, kaya ataupun miskin, dan saling mencintai selamanya."

"Ya. Saya bersedia." Ucap Haechan tersenyum.

"Kalian sudah sah menjadi suami-istri "Ucap pendeta, membuat semua tamu bertepuk tangan dan kamera wartawan menyorot pengantin yang sedang berbahagia itu. Renjun menghapus airmatanya dengan cepat lalu tersenyum dan ikut bertepuk tangan.

"Silahkan pasangkan cincin di jari masing-masing." Ucap mc. Jeno memasangkan cincin itu lebih dulu pada haechan begitu pula sebaliknya.

"Silahkan cium pengantin mu." Jeno lantas mendekat pada haechan lalu mengecup kening Haechan sedangkan Haechan menutup matanya seketika.

"Baiklah, sekarang pengantin akan melemparkan bunga mereka, yang mendapatkannya dipastikan akan menikah tak lama lagi. Jadi, bagi yang masih sendiri, bisa ikut." Ucap mc itu.  Sahabat Haechan dan jeno langsung ikut berdiri dibelakang kedua pengantin itu. Sedangkan jaemin hanya diam saja hingga dia ditarik oleh Karina agar setidaknya kakaknya itu segera mendapatkan kekasih. Jaemin hanya ikut tanpa perlawanan tapi matanya tetap melihat kearah renjun yang berdiri dan keluar dari gedung itu.

"Baiklah pengantin, dalam hitungan ketiga kalian harus melemparkan bunganya." Ucap mc.

Jaemin akan pergi tapi Karina menahan kakaknya itu apalagi banyak wartawan dia tak mau ada berita aneh-aneh soal keluarga mereka dan keluarga jeno.

"1...2...3..."

Nohyuck melemparkan buket bunga mereka dan buket itu mendarat dengan sempurna pada jaemin. Jaemin hanya menatap datar bunga ditangannya itu. Sedangkan semua sahabat jeno yang juga sahabat jaemin senang bukan main apalagi Karina selaku adiknya.

"Sepertinya kau akan segera memiliki kekasih jaemin, selamat."

"Masa melajang mu akan selesai sekarang." Jaemin mengabaikan perkataan teman-teman nya lalu diapun memberikan bunganya pada Karina dan pergi keluar untuk mengejar renjun, dia tak mau kalau sampai renjun melakukan hal gila seperti bunuh diri.

"Kemana dia?" Ucap sahabat jaemin yang lainnya.

"Dia mencari seseorang tadi. Mungkin dia menemukannya oppa." Ucap Karina berbohong dan memaki-maki kakaknya itu.

"Aaa."







Jaemin berlari keluar gedung itu lalu diapun melihat renjun yang akan menyebrang dan diapun langsung mendekat dan melihat papan penyebrangan masih berwarna merah tapi renjun sudah akan menyebrang bahkan dia melihat mobil yang melaju kearah renjun.

Tin!!!

Renjun melihat mobil yang melaju kearahnya tapi dia tak bisa melakukan apapun, dia hanya menutup matanya saja.

"Mama maafkan injunie, jika injunie pergi lebih dulu. Injunie menyayangi Mama." Batinnya.

Jaemin yang melihat langsung berlari lebih cepat dan diapun langsung menarik renjun hingga pria mungil itu berada di pelukannya dengan jantung yang berdebar sangat kuat. Jaemin merasa sangat lega saat ini. Sedangkan renjun yang merasakan pelukan seseorang hanya bisa terdiam dan memproses apa yang telah terjadi ini.

Jaemin lantas melonggarkan pelukannya dan menatap renjun membuat sang empu kaget karena pria ini yang membeli bunga padanya kemarin.

"Apa kau sudah gila! Kenapa kau menyebrang saat lampu penyebrangan masih merah? Apa kau ingin mati!" Kesal jaemin untuk pertama kalinya. Renjun yang mendengarnya lantas diapun jatuh berjongkok dan menangis. Jaemin yang melihatnya menghembuskan nafas panjangnya lalu diapun ikut berjongkok dan membawa renjun ke pelukannya, persetan dengan mereka yang tak saling mengenal, semua itu tidak penting sekarang.


























Tbc.

Back to you vol.2 (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang