8

478 105 3
                                    

Seperti yang telah dijanjikan oleh sungchan, disini sekarang dirinya dan shotaro, berada di perusahaan milik keluarga Na. Sungchan berjalan lebih dulu dengan shotaro yang mengikuti tunangannya itu dengan harap-harap cemas, karena bagaimanapun dia takut kalau jaemin tak akan mau membantunya sama sekali. Mengingat kakak sepupu tunangannya yang satu itu sangat berbeda sekali, benar-bebar tak bisa di hadapi dengan mudah.

Ting!

Sungtaro keluar dari lift dan melihat dua orang yang merupakan asisten dari jaemin.

"Pagi tuan Jung."

"Jaemin Hyung ada didalam kan?"

"Ne, apa sudah ada janji?"

"Ne, saya akan konfirmasi sebentar." Ucap asisten jaemin sembari menghubungi telpon ruangan jaemin.

"Silahkan tuan Jung." Dan sungchan pun berjalan dengan shotaro menuju ruangan jaemin.

Tok...tok....tok....

"Masuk!"

Ceklek.

Jaemin menatap datar pada adik sepupunya yang datang bersama dengan tunangannya. Dia lantas menyuruh keduanya duduk disofa dengan dia yang juga ikut duduk dan menatap keduanya datar.

"Ada apa?" Datar jaemin melihat pada sungchan.

"Sebenarnya tunanganku ingin meminta tolong pada Hyung."  Jaemin lantas melihat kearah shotaro dengan sangat datar membuat sang empu benar-benar bergidik ngeri saat ini. Sungchan yang melihat shotaro diam saja lantas menyenggol tangannya.

"Be—begini Hyung, aku ingin minta bantuan untuk mencari mantan istri otusanku dan kakak tiriku." Ucap shotaro membuat jaemin menatapnya penuh tanda tanya walaupun masih dengan wajah datar.

"Jadi begini Hyung." Shotaro menceritakan semuanya secara singkat dan diapun mengeluarkan foto milik mantan istri yuta walaupun itu adalah foto lama.

"Hanya ini foto yang bisa aku ambil Hyung, aku sangat berharap kau bisa membantu ku menemukannya. Setidaknya otusanku pantas bahagia dan kakak tiriku pantas bertemu dengan otusan kami." Ucap shotaro, jaemin hanya diam saja lalu diapun mengambil foto itu dan menatapnya.

"Kenapa seperti mirip dengan seseorang?" Batin jaemin.

"Bagaimana Hyung? Apa kau mau membantu tunanganku?"

"Aku tidak berjanji, dan mengenai kakak tirimu itu, kapan terakhir kali dia bertemu dengan ayahmu?"

"Mereka tidak pernah bertemu Hyung, karena semua kejadian yang terjadi dan membuat otusan juga istrinya berpisah adalah ulah dari kakakku, jadi mantan istri ayahku membawa anak didalam kandungannya bersamanya, itulah kenapa mencari mereka sangat sulit Hyung, dan aku berharap banyak padamu." Ucap shotaro dan jaemin hanya bisa menghela nafasnya.

"Saya tidak berjanji, tapi akan saya usahakan." Datar jaemin.

"Makasih Hyung "senang shotaro.








At. HRJ flower.

Renjun membuka tokoh bunganya kembali seperti sebelumnya dan diapun tersenyum seakan semua nya baik-baik saja. Hingga pelanggan pertamanya datang dan dia layani dengan sangat baik lalu setelahnya diapun mulai melihat bunga yang layu agar dipisahkan segera dari bunga yang masih segar.

Tring~

"Selamat datang." Ucap renjun tersenyum pada salah satu pria cantik yang mungkin lebih tua dari ibunya itu.

"Ada yang bisa saya bantu nyonya?" Ucap renjun.

"Apa bisa saya minta bunga tulip kuningnya."

"Ne akan saya siapkan." Ucap renjun lalu diapun membungkus dengan bagus bunga tulip segar itu dan memberikannya pada pelanggan itu.

"Berapa nak?"

"50.000 won nyonya." Ucap renjun tersenyum dan pria itipun memberikan uang cash padanya.

"Terimakasih nyonya." Ucap renjun tersenyum.

"Apa aku boleh minta kartu namamu nak? Siapa tahu aku akan memesan bunga darimu nantinya."

"Ne, ini nyonya. Silahkan." Ucap renjun memberikan kartu namanya.

"Huang Renjun, namamu bagus nak. Ini kartu nama saya." Ucapnya memberikan kartu nama juga pada renjun.

"Makasih nyonya Lee Taeyong." Ucap renjun membaca kartu nama itu.

"Ne, kau terlihat sangat menawan, jika membutuhkan uang lebih kau bisa datang ke alamat itu, siapa tahu kau tertarik menjadi model untuk baju terbaruku." Ucap taeyong tersenyum. Dan renjun hanya bisa tersenyum karena bingung mau menjawab apa.

"Baiklah terimakasih sekali lagi bunga indahnya." Ucap taeyong tersenyum dan renjun hanya membalas senyuman itu dengan senyum manisnya.

Ting!

Renjun melihat ponselnya dan diapun melihat notifikasi dari rumah sakit.

Maaf tuan Huang, apa bisa datang kerumah sakit setelah jam makan siang? Ada yang akan kami bicarakan dengan wali pasien nyonya Huang.

Renjun melihat pesan itu langsung membalas dengan harapan kalau dia akan mendengar kabar baik dari ibunya. Membuat pagi harinya merasa lebih bersinar seketika. Setidaknya dia bisa berharap untuk bersama dengan sang ibu dan hidup bahagia berdua.



























Tbc.

Back to you vol.2 (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang