6

780 142 4
                                    

Setelah Yangyang pergi dari tokoh bunganya, renjun akhirnya menyibukkan dirinya lalu diapun melihat bunga yang sudah layu dan memisahkannya untuk dibuang, tapi saat mengambil mawar biru yang layu dia menatapnya.

"Sekarang kehidupanku benar-benar sudah layu seperti bunga ini. Apa kau juga mengerti perasaanku, makanya kau ikut layu?" Gumam renjun dengan airmata yang menetes begitu saja.

Kring~

Renjun menghapus airmatanya dan diapun langsung membuang bunga itu ke lantai lalu tersenyum dan sedikit kaget karena pria yang menolongnya kemarin kembali berkunjung.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" Ucap renjun tersenyum.

"Aku ingin setangkai bunga mawar biru." Renjun lantas mengambil setangkai bunga mawar biru yang segar dan diapun membungkusnya dengan rapi dan memberikan pita yang senada dengan warna bunga itu.

"Ini tuan." Ucap renjun memberikan padanya.

"Ini." Ucapnya memberikan kartunya agar renjun menerima pembayaran di kartu itu.

"Ini tuan, terimakasih dan silahkan berkunjung lagi." Ucap renjun.

"Sepertinya aku akan menjadi pelanggan tetap. Dan sepertinya kita juga seumur, dan karena saya juga batu kembali ke Korea, bisakah kita berteman? Aku tidak punya teman sama sekali disini? Itupun kalau kau tidak keberatan."

"Hmm tentu saja tak masalah."

"Terimakasih, kalau begitu kita kenalan saja bagaimana? Aku Na Jaemin, kau?"

"Huang Renjun." Ucap renjun tersenyum.

"Baiklah, apa bisa kita bertukar nomor agar aku bisa meminta kau menemani aku berkeliling Korea." Ucap jaemin lalu diapun memberikan ponselnya pada renjun dan renjunpun memasukkan nomornya dan memberikan ponselnya pada jaemin kembali.

"Baiklah terimakasih. Saya permisi." Ucap jaemin dan renjun hanya mengangguk sembari tersenyum. Setelah kepergian jaemin, renjunpun kembali menyibukkan dirinya dia juga mengelap kaca dan semua hal untuk membersihkan tokoh bunganya.

Kring~

"Selamat dat—" renjun menghentikan perkataannya karena melihat jeno yang datang bahkan tersenyum padanya. Renjun lantas menatap datar pada jeno dan diapun tersenyum tanpa arti.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" Ucap renjun.

"Renjun-ah?" Ucap jeno mendekat untuk menggenggam tangan renjun tapi renjun mundur hingga jeno hanya bisa menghembuskan nafas beratnya.

"Renjun-ah? Aku tidak bisa melakukan ini, aku tidak bisa menipu hatiku sama sekali. Aku masih mencintaimu renjun, aku tak bisa bersama dengan istriku."

"Aku tidak mau mendengar apapun lagi. Kurasa perkataanku Tempo hari sudah jelas sekali. Kalau hubungan kita sudah selesai." Ucap renjun datar.

"Jangan begini renjun, aku mau kita tetap seperti dulu. Dan aku janji, setelah istriku melahirkan, aku akan kembali padamu. Aku janji renjun." Ucap jeno dan itu membuat renjun mengepalkan tangannya.

"Kau sudah selesai?"

"Renjun-ah?"

"Maaf Presdir Lee. Jika tidak ada yang kau butuhkan tolong pergi, dan saya akan pura-pura tak mendengar perkataan anda kali ini. Jadi silahkan pergi saat ini." Ucap renjun datar.

"Renjun-ah?"

"Silahkan tuan, saya masih harus mengerjakan sesuatu yang lain." Ucap renjun datar.

Jeno hanya menghembuskan nafas beratnya dan diapun segera memutuskan untuk pergi dan renjun yang menutup matanya dengan airmata yang jatuh begitu saja tanpa bisa ditahan sama sekali. Renjun bahkan sampai terduduk dilantai dan menangis sembari memukul dadanya yang benar-benar sangat sesak saat ini.

Semua yang terjadi didalam tokoh bunga itu di saksikan oleh Jaemin yang memang masih berada disana, diapun menatap datar pada sepupunya yang bahkan tak bersikap dewasa sama sekali. Dia juga sampai mengepalkan tangannya saat ini, ntah kenapa semua yang dia saksikan membuatnya benar-benar sangat marah begitu pula dengan tangisan renjun yang membuatnya benar-benar sangat terganggu saat ini.
























Tbc.

Back to you vol.2 (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang