hazel vs. mira

423 73 4
                                    

Hazel menatap Bian dan gadis yang ia tahu bernama Mira itu secara bergantian.

Sedangkan Bian, pria itu sama sekali tidak terganggu dengan kehadiran Mira yang sejak tadi bertanya padanya.

"Saya mau ke kamar dulu, kamu ngomong aja sama Hazel. Dia tunangan saya."

Sontak Hazel tersedak. Bisa-bisanya pria itu dengan santai memperkenalkannya sebagai tunangan di depan gadis yang baru saja lulus SMA ini.

Bahkan meninggalkannya dengan gadis yang baru ia kenal.

"Tunangannya kak Bian?" Gadis itu mengernyit ke arah Hazel, namun itu tak berselang lama.

"Hai kak! Aku Almira, adiknya temen kak Bian. Panggil aja Mira."

Hazel menatap tangan itu dengan ragu. Hingga akhirnya, ia menerima uluran itu.

"Hazel. Em.. kayak yang lo denger tadi. Gue tunangan Bian."

"Baru tunangan, kan?" Hazel mengernyit. Apa maksud gadis ini?

"Iya, belum nikah kan." Dengan kaku Hazel mengangguk. Ia masih sepenuhnya tak mengerti maksud ucapan Mira.

"Ya udah, masih bisa dong."

Gadis aneh.

.
.
.

Hazel berdecak menatap Mira yang sedang asyik tertawa didepan televisi. Apa gadis tengil itu tidak punya rumah?

"Kak Hazel, bikinin jus dong." Hazel melotot.

"Lo-"

"Aduin kak Bian nih!" ancamnya.

Hazel berdesis. Belum satu hari dirumahnya, gadis ini malah seenaknya memerintah. Kalau bukam karena Bian meminta untuk menjaga gadis itu, ia tidak akan sudi.

Lagipula, kenapa ia harus repot-repot menuruti permintaan Bian?

Dengan kesal, Hazel berjalan ke dapur dan membuatkan jus untuknya. Ngomong-ngomong, gadis itu tidak bilang jus apa kan?

Masih dengan perasaan jengkel, Hazel meletakkan jus buatannya didepan Mira dan ikut duduk disebelah gadis itu.

Tapi anehnya, Mira bahkan tidak menyentuh jus itu.

"Loh, gak diminum?" tanya Hazel. Mira menggeleng. Diangkatnya jus itu dan disodorkan pada Hazel.

"Nih, kak Hazel aja yang duluan minum."

Wajah Hazel seketika tegang. Tidak mungkin ia meminum jus dengan bubuk cabe itu. Niat awalnya kan untuk mengerjai Mira, tapi kenapa dia yang harus minum.

Merasa tak direspon, Mira meraih tangan Hazel untuk memegang jus itu.

"Ayo dong kak, diminum."

Terdesak, Hazel akhirnya memberanikan diri untuk meminum jus aneh buatannya itu.

Satu teguk.. dua teguk..

Hingga akhirnya ia menyadari bahwa Mira sengaja menahan gelasnya dari bawah, bahkan mengarahkan gelas itu semakin ke aras. Gadis itu tak mengizinkan Hazel untuk melepaskan bibirnya dari gelas itu sampai jusnya habis.

"Hehe."

.
.
.

"Kamu kenapa?" Bian menatap Hazel penuh selidik. Sejak tadi pria itu merasa ada yang aneh dengan tunangannya.

Sedangkan yang ditanyai diam-diam melirik sinis ke arah gadis disebelahnya yang sedikit terkikik.

"Kamu gak ngapa-ngapain Mira kan selama aku kerja?"

Hazel melotot kesal, yang ada justru gadis itu yang berulah.

Tapi kalau ia mengadu, tetap saja kan ia yang akan dimarahi. Toh dia duluan yang berniat memberikan Mira jus itu.

Ini mah senjata makan tuan namanya.

"Kalau gue yang ngapa-ngapain ya harusnya Mira dong yang keliatan aneh." ucapnya ketus.

"Kok jadi kamu yang marah?"

"Kak, udah. Nanti makanannya dingin." Mira menengahi. Kalau bukan karena lapar, ia pasti sudah kegirangan melihat pasangan ini berdebat.

"Kalian aja yang makan. Gue ke kamar."

Kerutan semakin jelas terlihat di dahi Bian ketika Hazel menaruh sendoknya asal dan berjalan cepat ke arah kamarnya.

Akhirnya setelah makan malam, Bian memutuskan untuk berbincang sejenak dengan Mira. Kebetulan tadi pagi ia tidak sempat berbicara banyak dengan gadis itu.

"Kak, kakak ga kangen-"

"Tunggu." Bian berusaha memproses suara samar-samar itu.

Kemudian, ia tersenyum tipis.

"Kamu ini.. kak Hazel diapain sampe masuk wc gitu?"

tbc

oke, ini sedikit gak jelas.
tapi yang jelas ada alasan kenapa Mira disana.

[3] Mr. Workaholic and his Fiancé | BinHaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang