7. Family reunion

2.5K 219 27
                                    

Happy reading ❤️!
don't forget to ninggalin jejak kalian di sini berupa vote & comment!

hope u like this chapter!

oiya untuk chapter kali ini kayaknya ada unsur... ekhem ⚠️🔞 , jadi buat yang ga nyaman, bisa di skip 🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️, maaf ya.

-0-

"Ah Abang lepasin dulu, panas nih," ujar Fishi seraya berusaha menepis tangan seorang pria yang melingkar di perutnya.

Pria itu menghiraukan perkataan Fishi, dia makin membenamkan wajahnya di ceruk leher Fishi. Fishi merasa geli saat hembusan nafas pria itu mengenai lehernya.

"Udah lama gua ga kayak gini, jadi biarin dulu ya, Fishi."

"Masih kangen banget soalnya."

Baiklah, karena dia sudah lelah dia akan membiarkan pria ini. Lagipula dia adalah abang sepupu Fishi yang lebih tua dua bulan darinya. Dan kalian tau siapa orangnya? yup Alaska, Alaska Hermanous.

Dulu ketika kecil Alaska dan Fishi cukup dekat, namun karena suatu 'kejadian', mereka harus terpisah. Fishi ikut dengan keluarga nya pindah keluar kota, meninggalkan Alaska bersama sejuta kenangan tak terlupakan.

Dan satu lagi fakta yang mengejutkan ialah, Alaska merupakan first love dari Fishi si pemilik tubuh ini. Karena terpisah jarak yang jauh, perasaan itu sedikit demi sedikit mulai terkikis, tergantikan oleh Vian.

Tapi tubuh ini tak bisa bohong, tiap bersama Alaska ada gejolak aneh dari dalam dirinya, dia merasa nyaman dan aman, hingga betah berlama-lama dengan pria ini. Mungkinkah itu sisa-sisa dari perasaan yang masih tertinggal di tubuh ini?

Tentang Alaska yang Fishi tau dari novel adalah, lelaki itu juga salah satu karakter yang jatuh dalam pesona Venesia atau yang sering dipanggil dengan Cia. Tapi karena rasa suka nya itu diketahui oleh Regar, di pertengahan cerita Alaska menghilang entah kemana. Mungkinkah Regar takut kalah saing dengan Alaska?

"Fi!" panggil Alaska yang dibalas dengan dehaman dari Fishi. "Wangi lo masih sama ya kayak dulu, wangi obat nyamuk," ujar Alaska.

Plak!

Satu tamparan mendarat di tangan kekar milik Alaska, membuat pria itu spontan melepas pelukannya. Fishi tak terima jika wanginya disamakan dengan wangi obat nyamuk.

"Dih obat nyamuk matamu bang! udah ah sana pulang hush! hush!" Fishi berusaha mengusir Alaska. Mengingat hari juga mulai larut malam, tak baik untuk mereka berduaan.

Alaska tertunduk lesu, dia masih rindu dengan adik nya ini. Tapi benar juga, hari sudah mulai larut. Lain waktu dia masih bisa kesini dan dia pastikan saat itu mereka akan menghabiskan waktu yang lama bersama-sama.

"Yaudah Abang pulang dulu ya cantik." Alaska berdiri, kemudian mengacak-acak rambut Fishi yang dibalas dengan tatapan tajam.

"Iya-iya sana! bye-bye abang Aka, take care." Fishi melambaikan tangannya.

Sebelum pergi, Alaska menyodorkan hp nya ke depan Fishi, tentunya hal itu membuat Fishi termenung.

"Abang mau ngasih hp ke Fishi? Ih aduh Abang baik banget deh padahal hp fishi mas-" ucapan Fishi terpotong kala satu sentilan mengenai dahinya.

"Ngawur lo, gua cuma mau minta nomor hp lo,"

Gadis itu membulatkan mulutnya membentuk huruf 'o' lalu memberikan nomornya pada Alaska.

Dua dunia Satu rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang