10. Confession

2K 183 155
                                    

Happy reading ❤️!
don't forget to tinggalin jejak kalian berupa vote dan comment biar ide clou makin ngalir deras dan makin semangat buat ngetiknya!

hope u like and enjoy this chapter!

-0-

Motor hitam itu berhenti di sebuah tempat sepi, membuat gadis yang tak lain adalah Fishi semakin was-was bersama pria yang tak bisa ditebak ini.

Kedua pengendara motor itu pun turun. Fishi langsung memperhatikan keadaan di sekitar. Gelap.

"I-ini dimana? kamu mau bawa aku kemana, Hugo?" entah karena angin malam yang dingin atau Fishi yang takut dengan Hugo, yang jelas suara gadis itu bergetar.

Hugo mengalihkan pandangan sekilas pada Fishi, namun dia kembali menatap ke arah hutan gelap di depannya. Sekarang Fishi baru sadar tengah berada di daerah perbukitan. Kenapa Hugo membawa nya kesini? apa dia ingin membunuh Fishi?

Gadis itu perlahan berjalan mundur, namun ketahuan oleh Hugo yang melirik lewat ekor matanya. Fishi yang tertangkap basah langsung menunduk sambil komat-kamit membaca beragam doa.

Laki-laki itu segera berbalik, menatap Fishi yang sedang menunduk ketakutan. Jangan bilang Fishi sekarang sedang takut pada dirinya?

Hugo mengambil salah satu tangan Fishi yang mungil kemudian ia bawa ke arah pipinya, menggosokkan lengan itu dengan lembut disana. "Fishi, look at me." ujar Hugo meminta perhatian.

Fishi menurut, dia melihat wajah Hugo yang tetap tampan walau setengahnya terdapat luka bakar. Hugo menampilkan raut nelangsa. Pria itu kecewa, kecewa pada dirinya sendiri yang belum bisa mendapatkan kepercayaan dari Fishi. Memang salah dia yang langsung membawa Fishi tanpa memberitahu gadis itu kemana tujuannya. Tapi sungguh, dia hanya ingin memberi sedikit kejutan.

Hati kecil Fishi sedikit sakit melihat Hugo, kenapa dia harus memasang muka seperti itu?

"Demi apapun gua ga bakal nyakitin lo. Mungkin karena tempat ini tempat kesukaan gua, jadi tanpa sadar malah ngebawa lo kesini."

Kalimat itu mampu menghilangkan sedikit ketakutan Fishi, dia yakin kalau Hugo tidak akan macam-macam, kecuali Fishi sendiri yang mengusik laki-laki itu.

"Terus kita mau kemana? kamu ga mungkin kan mau ngomong disini?"

Raut yang tadinya nelangsa berubah menjadi raut bahagia. Matanya berbinar, seakan-akan tak sabar ingin menunjukkan sesuatu kepada Fishi. "Lo ikutin gua aja."

Kedua sejoli itu pun melangkah masuk ke dalam hutan dibantu dengan cahaya flash dari hp mereka. Di atas jalan setapak keduanya berjalan, beriringan, saling menggenggam tangan. Suara jangkrik juga terdengar sahut-sahutan. Selama berjalan mereka bungkam, enggan memulai pembicaraan.

Beberapa langkah lagi perjalanan yang sedikit mendaki ini berakhir. Hugo lantas pindah posisi ke belakang Fishi, membuat gadis itu sedikit panik. "Hu-hugo? ini kenapa kok mata aku kamu tutup?" tanya Fishi sambil meraba matanya yang ditutupi telapak tangan Hugo.

"Jalan aja terus ke depan, ikuti arahan gua." bisik Hugo.

"Believe me,"

Ketakutan mulai mendatangi Fishi kembali. Namun kali ini firasat gadis itu mengatakan kalau semua akan baik-baik saja, asal Hugo benar-benar memegang ucapannya.

Dua dunia Satu rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang