"Hormat yang bener! Awas kalau saya lihat ada yang nggak serius!" Peringat pak Mamad.
Beberapa murid berdiri menghadap ke tiang bendera, kepalanya mendongak menatap bendera merah putih yang berkibar dengan gagahnya, terik matahari mulai menyengat menusuk ke kulit mereka, mengundang tetesan keringat yang mulai berjatuhan.
Mungkin hari ini adalah hari tersial bagi Dyandra dan kedua sahabatnya. Datang terlambat, niat hati ingin memanjat pagar belakang sekolah agar tetap bisa masuk sekolah tanpa mendapat hukuman, malah tidak sengaja kepergok guru ketertiban.
Lain halnya dengan Chandra dan Kailas. Mereka sudah terbiasa datang kesekolah terlambat, mendapat hukuman ibarat sudah menjadi makanan sehari-hari.
Tidak, Dyandra dan Chandra tidak janjian untuk datang terlambat bersama. Kebetulan, kemarin Byanca dan Lousfina menginap di rumah Dyandra. Tapi sialnya, karena tidak ada Brigitta di rumah, Dyandra bersama kedua sahabatnya tidak ada yang membangunkan, al hasil mereka bertiga bangun kesiangan.
Sebenarnya ada beberapa pembantu di rumah Dyandra, tapi pembantu di rumah Dyandra membangunkan Dyandra dengan cara yang tergolong sopan sehingga tidak mempan, berbeda jika itu alarm yang berasal dari seorang ibu yang sangat bar-bar.
Pak Mamad masih berdiri di tepi lapangan sambil mengamati siswanya yang sedang di hukum. Tapi yang membuat salah fokus yaitu minuman segar yang tengah di bawa oleh pak Mamad.
"Itu kenapa kamu dari tadi lihat-lihat saya? Naksir kamu?" Tunjuk pak Mamad kepada Kailas.
"Iya pak, saya naksir sama jusnya, seger banget ya pak kayaknya." Jawab Kailas dengan berani, sedari tadi ia sudah menelan ludah. Karena jus yang pak Mamad bawa terlihat menggairahkan seperti iklan saat puasa ramadhan.
Sebenarnya tidak hanya Kailas yang tergoda dengan minuman yang di bawa oleh pak Mamad. Chandra malah sudah mati-matian menata mulutnya yang sudah ingin mengumpat melihat pak Mamad dengan sengaja menyedot minumannya di depan siswanya. Tidak tahu apa jika perut Chandra saat ini juga minta di top-up di kantin.
"Chandra, kamu lagi menghenimkan cipta ya dari tadi nunduk terus?"
Chandra yang merasa namanya terpanggil langsung menghalihkan pandangannya dari yang menunduk sekarang sudah kembali mendongak menatap bendera.
"Dyandra, saya nyuruh tangan kamu buat hormat, bukan kemayu!"
Dyandra yang sedang menutupi wajahnya dari terik matahari degan tangannya seketika menghentikan kegitannya dan memperbaiki sikap hormatnya sambil melihat pak Mamad dengan tatapan sinis yang di balas dengan polototan pak Mamad.
"Itu juga Byanca. Sikap sempurna, bukan malah kayak pensil inul, lembek!"
Ketika pak Mamad merasa jika siswanya sudah tertip kembali, hormat dengan cara yang benar. Pak Mamad berniat meninggalkan tempat saat mendengar bel istirahat berbunyi.
"Ingat ya, yang coba gerak dikit aja dari tempat saya tembak dari kejauhan." Ujar pak Mamad kembali memperingati.
Memangnya sekarang mereka tengah main squid game apa gimana? Batin Dyandra malas.
"Siap pak!" Balas mereka kompak.
Selepas itu pak Mamad berlalu pergi tepat saat bel istirahat berbunyi, membuat para murid-murid berhamburan keluar kelas. Mereka berniat ke kantin atau hanya sekedar nongkrong di tepi kelas hanya untuk melihat Chandra dan kawan-kawannya yang sedang di hukum.
Beberapa ada yang terkejut saat melihat keberadaan Dyandra, Byanca dan Lousfina, bagaimana bisa mereka di hukum bersama? Terlebih di sana ada Chandra juga.
"Dasar cepu!" Guman Dyandra sengaja menyindir Lousfi.
"Heh! Ini namanya setia kawan, telat bareng, di hukum ya bareng, nggak kayak lo yang main ninggalin gue aja! Lo juga, By!" Sewot Lousfina, Byanca yang diam saja tetap saja kena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Hate Relationship
Roman pour AdolescentsHubungan Chandra dan Dyandra katanya 'mantan pacar'. Di bilang mantan tetapi keduanya terlihat masih saling peduli satu sama lain. Di bilang pacar mereka suka sekali beradu argumen, mengumpat dan menyerang satu sama lain. Dari pada menyebut mereka...