19

2.5K 89 263
                                    

'Ayo semangat agar bisa nikah sama om ziel' - serana

Jangan lupa votenya pren

o0o

Dentingan sendok dan garpu terdengar sangat jelas, suasana yang hening tanpa ada suara itu membuat serana gelisah.

Sedari ia awal mendatangi ruang makan ini hanya mami nya yang bersuara sedangkan papi nya masih enggan menatapnya.

Jeffan yang sudah mengetahui apa masalah itu pun diam, lelaki itu awalnya marah dan kecewa tapi itu tidak membuatnya bisa ngembalikan keadaan. Mau gimana lagi, sudah terjadi.

Dipertengahan makan, hernan menatap serana sekilas. "Habis ini keruang keluarga"

"Iya pi"

Setelah mengatakan itu, mereka pun melanjutkan makannya yang sempat tertunda.

Lima menit berlalu, kini semua keluarga itu pun sudah menuju keruang keluarga, sama hal nya dengan tadi. Suasana yang sunyi itu membuat keadaan semakin membuat serana merasa tak nyaman.

"Jadi, keputusan apa yang kamu ambil ana?"

Kini seluruh mata menatap dirinya. Perasaan gugup menyerangnya secara mendadak.

Menghela nafas, gadis itu menatap papi nya. "Serana
udah putusin hubungan dan bakal fokus buat masa depan" Ujar serana

Hernan tersenyum mendengar nya, begitupun ella. "Papi senang kamu bisa ambil keputusan yang tepat, papi harap kamu belajar dengan sungguh sungguh agar cita cita kamu terwujud" Jelas pria itu.

"Mami ikut senang dengarnya, ana" Timpal ella tersenyum lebar

Melihat kedua orang tuanya bahagia itu tak dipungkiri perasaan hangat menjalar dihatinya. Hampir saja ia mengecewakan kedua orang tuanya. Ia akan membanggakan kedua orang tuanya baru bisa menikah dengan pria idamannya, siapalagi kalau bukan arziel.

"Gue juga" Lanjut jeffan tersenyum tipis.

"Kalau misalkan ana udah wujud in cita cita ana, apa ana bisa ngejar cinta ana ke om arziel?" cicit serana pelan.

Ella menatap suaminya sejenak lalu beranjak dari duduknya beralih duduk disamping anak gadis satu satunya itu. "Ana, kamu bebas mau ngapain aja kalau cita cita kamu udah terwujud dan sukses nanti"

Wanita itu menatap anaknya dengan tangan mengelus punggung tangan serana. "Papi dan mami bakal dukung kamu apa pun itu keputusan kamu nantinya" Lanjut ella.

"Benar mi? pi?" Tanya serana dengan mata binar menatap kedua orang tua nya.

Hernan mengangguk, "iya ana"
jawab nya tersenyum.

"Aaaa makasi banget pi mi, ana sayang kalian" Serana senang, saking senangnya gadis itu memeluk mami dan papi.

Jeffan yang melihat itu, "gue gak diajak?"

•••

Disisi lain, arziel menatap luar gedung dengan pikiran kejadian tadi siang.

Apakah ia sudah tidak punya hubungan lagi dengan gadis nya?.

Rasanya ia ingin melampiaskan dengan sesuatu.

Apakah hidupnya seperti semula lagi, yang hampa tanpa ada gangguan atau omelan dari gadis nya?

Mana bisa, arziel tidak bisa menahannya. Tapi, mendengar kata jangan ganggu dan jangan hubungi itu membuat ia tidak bisa mengelak membantah omongan serana.

Ia tidak bisa menahannya. Sangat menyiksa bagi pria itu.

Ting

Mendengar itu, ziel segera membuka handphone nya dengan perasaan senang

Siapa tau gadisnya tidak bisa menahan buat tidak mengganggunya.

Namun, melihat pesan dari damian bahwa besok siang akan ada pertemuan bisnis di negara swiss, membuat ziel mendatarkan wajahnya.

Dengan segera, ia membalas dan beranjak dari duduknya menuju mansion.

•••

Suara dentuman musik tak membuat pria berstatus duda itu menghentikan minumnya.

"Plis lah kalau mabuk itu bisa gak jangan nyusahin orang?" Sahut damian dengan kesal.

Dirinya sudah dua jam menunggu ziel minum dan dari dua jam itu juga ziel terus menerus memesan berbagai macam jenis minuman alkohol.

Lihat, pria itu mabuk berat sampai meracau menyebutkan nama serana.

Damian sampai ngeri dengarnya. "Cih, bulol ternyata" Decih pria itu.

"Woi ziel! Udah napa, gue niatnya pulang awal mau nyantai malah gabisa" Seru damian menahan tangan ziel yang ingin minum yang langsung ditepis sang empu.

Menghela nafas gusar, damian mengacak rambutnya frustasi. "Ayo pulang, besok siang ada penerbangan"

Mendengar kata itu, ziel yang setengah sadar pun mengangguk. Pria itu berdiri namun ingin jatuh itu langsung ditahan damian.

Ziel menepis tangan damian, "jangan sentuh gue"

Melongo, damian menggeleng kepalanya pelan. "Yaudah, kalau lo jatuh bukan salah gue" Sergah damian pasrah

Canda, mana mungkin ia berani begitu. Gini gini damian pria idaman. Sahabat nya aja dijaga apalagi pacarnya, eh?.

•••

Serana menatap langit langit kamarnya, gadis itu sedang menahan diri agar tidak menghubungi ziel. Ia sudah janji dan tidak boleh mengingkari janji.

Sedari tadi, serana tidak dapat tidur karena pikirannya selalu tertuju pada pria itu.

"Ingat serana, lo harus berhenti mikirin dia, lo harus, ya lo harus" Sergah serana pelan.

"Tapi gue gabisa, gue kangen" Perasaan serana mendadak sesak saat mengingat kejadian siang tadi.

Melihat pria itu yang tidak menanyai nya dengan pertanyaan yang lebih banyak membuat serana yakin, pasti pria itu senang sudah terbebas dengan dirinya yang selalu bertingkah.

"Pokoknya gue mulai besok harus belajar dengan giat dan wujud in cita cita gue"

Kening serana mengerut, "eh, tapikan cita cita gue nikah sama om mafia, status duda itu tidak masalah yang penting om mafia" Setelah mengatakn itu, serana tertawa pelan.

Memikirkan yang membuatnya senang, sungguh serana suka.

"Tunggu om ziel, serana bakal kembali" Gumam serana pelan.

Tak lama, suara dengkuran pun terdengar. Serana tertidur setelah mengatakan kalimat itu.
Entah, apakah keinginan nya tercapai?

TBC

Haloo halooo

Apa kabarr???

Oh iya, jangan lupa vote sama komen nya yaa!!! Ihiw

Spam next 200 👉👉

And

Vote 50 ⭐

Ditungguuu secepatnyaa

Ig : @caramelety_

Duda Mafia Idamanku! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang