Satu kelompok

44 26 3
                                    

"muak gue ama guru yang ngasih tugas nya berkelompok, pergi jauh-jauh mapel bahasa indonesia," Batin nya menggerutu.

Yapss Hari ini pembagian kelompok tugas Bahasa Indonesia, dan kelompok di bagi menggunakan kocokan kertas.

"Gua sekelompok sama teman sebangku gue bjirr, alias crush guee," Batin nya, sembari memejam kan mata, dan menggretakan gigi nya, menahan kesaltingan yang Hakiki.

"Silahkan berkumpul dengan teman sekelompok nya, dan tentukan musikalisasu puisi, yang akan Kalian bawakan minggu depan." Ucap Bu mira - Guru Bahasa Indonesia.

"Baik bu," Ucap semua murid Kelas. Lalu mereka pun berkumpul dengan teman kelompok nya, begitupun dengan Vaya. Ia satu kelompok dengan Sadewa, Galuh, Galen, Janet, dan Mita.

"Aduh, inces satu kelompok sama A'a Sadewa," Ucapnya lenjeh, sembari tertawa salting dengan telapak tangan yang menutupi mulutnya.

"Genit-genit," Sambung Janet, sembari tersenyum ngeledek.

"Biarin, kan genit nya sama pacar sendiri," Ucapnya, yang lagi-lagi membuat mereka semua menggeleng kan kepala. Sedangkan Sadewa hanya diam tak mengubris.

"Gimana nih jadinya, mau bawain puisi apa, dan siapa yang bawa alat musik," Ucap Mita memasuki topik inti pembicaraan, ia duduk di samping Vaya.

"Puisi Dalam doaku karya Supardi Djoko Darmono. gimana?" Ucap Vaya, memberikan saran.

"Boleh," Sahut Sadewa, sembari menatap Vaya. begitupun dengan yang lain menyutujui saran darinya.

"Oke, kalo gitu siapa nih yang bawa alat musik nya," Ucap Janet, yang mengulangi pertanyaan Mita tadi.

"Sadewa aja Sadewa. Dia jago main gitar. Gue juga bisa kok main suling." Tunjuk Galen. Reflek Vaya menoleh menatap Sadewa, "Makin naksir dah gue."

Sadewa mengangguk setuju, "Latihan nya di rumah gue aja," Tawar Sadewa, dan di angguki setuju yang lain nya.

"Nanti bagian-bagian nya, gue share di grup," lanjut nya. "Nanti biar gue aja yang bikin," Ucap Galen.

.SAVAY.

Kelompok B.indo

Sadewa:
https://youtu.be/paUkMTmVA2s?si=N0GlmIbw6LqozJMR

*NYAYI 1*
dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman
tak memejamkan mata, yang meluas bening siap
menerima cahaya pertama, yang melengkung hening
karena akan menerima suara-suara

*BACA PUISI 1*
*Orang 1*
dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman
tak memejamkan mata, yang meluas bening siap
menerima cahaya pertama, yang melengkung hening
karena akan menerima suara-suara

*Orang 2*
ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam
doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau
senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan
muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana

*nyayi 2*
dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang
entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia,
yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku

aku mencintaimu

*BACA PUISI 3*
aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai
mendoakan keselamatanmu

Nyayi 1:
Baca puisi 1: Mita, Janet
Baca puisi 2:
Nyayi 2: Sadewa
Baca puisi 3:

Anda:
gue apa ya
emmm
gue gak mau nyayi

Sadewa:
ydh
biar galuh aja
yang nyayi
lu puisi

Galuh:
kok aku?
gak mau ah
aku puisi aja

Anda:
alat musik siapa?

Sadewa:
Gue sama Galen

Galuh:
Aku gak mau nyanyi ah
suara ku jelek
nanti ayang Sadewa ilfil lagi

Sadewa:
:v

Anda:
Yaudah
Gue aja yang nyanyi:(

Galen:
wkwk
beliau ini pasrah

Anda:
:v

Sadewa:

di tambahin aja ya sekalian
biar gak bingung

Nyanyi 1: Anvaya
Baca puisi 1: Mita, Janet
Bdi tambahin aja ya sekalian
biar gak bingung aca puisi 2: Galuh
Nyayi 2: Sadewa
Baca puisi 3: Galuh

di tambahin aja ya sekalian
biar gak bingung

.SAVAY.

keesokan nya.
Sehabis pulang sekolah, mereka para teman kelompok B.indo dengan Vaya. Berniat ke rumah Sadewa, untuk berlatih.

"Ehh, tapi gue gak bisa naik motor, siapa dong yang boncengin gue," Ucap Vaya lesu, dengan Janet dan Mita yang baru saja memberikan informasi dadakan tersebut.

"Sama Galen aja. bentar gue panggilan dulu," Ucap Janet, lalu meneriaki Nama galen dari dalam kelas.

Galen yang merasa namanya terpanggil pun, Memasuki kelas sehabis mengobrol dengan Sadewa dan Galuh di luar kelas. Galuh sih cuma lagi ngegodain Sadewa sih.

"Apaan?" Tanya Galen, berjalan menghampiri tempat duduk Vaya.

"Nanti ke rumah Sadewa, Lu barengan sama siapa?"

"Sama Galuh. Emang ngapa? lu hak ada barengan?" Tanya Galen beruntut.

"Bukan gue, tapi Vaya."

"Yaudah, sama Sadewa aja. Jok belakang dia kosong," Ucap Galen, menoleh ke arah Vaya.

"yaudah, lu ama Sadewa ya," Ucap Janet, yang di angguki Vaya. "yang bener aja, canggung dong."

Untuk yang pertama kalinya Vaya di menaiki motor Sadewa, dengan sang pemilik yang membawanya. Jantung Vaya berdecak gugup dan ada rasa senang juga sih sedikit.

Kok sedikit? Soalnya grogi sama crush, jadi kebanyakan deg-degan nya.

"Sad, lu ama Vaya ya. Dia gak ada barengan soal nya," Ucap Mita, kepada Sadewa yang memasuki kelas. Lalu di balas anggukan nya.

"Yaudah yuk berangkat, biar gak kelamaan," Titah Janet. Karena Bell sudah berbunyi lima menit yang lalu.

Merekapun berjalan menuju parkiran. Dengan Vaya yang menahan senyum senang nya.

"pake," Titah Sadewa, yang memberikan Helmnya. "Lah? lu gak pake?" Sentak Vaya, sembari menautkan alis nya, "udah lu aja, gue gapapa kok," Tolak Vaya, yang mendapatkan gelengan dan wajah datar Sadewa.

"yaudah deh," Pasrah Vaya, dan memakai Helm tersebut.

.SAVAY.






I HAVE CRUSH ON YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang