Pagar mewah yang begitu tinggi seketika terbuka, Sadewa dengan teman-teman nya memasuki perkarangan rumahnya yang begitu luas.
Jangan lupa dengan wajah kekaguman dan Shock dari balik helm Vaya. "sumpah? ini rumah crush gue?" Batin nya, sambil menatap sekeliling halaman yang ia lewati.
Motor Sadewa terhenti, yang membuat motor-motor para teman nya juga terhenti.
"ini parkir di mana motor nya?" Tanya Janet, yang berada di samping motor Sadewa.
"Motor kalian taro aja disini, biar nanti satpam nya yang mindahin," Titah Sadewa, lalu turun dari motornya yang di ikuti yang lain.
"Gapapa nih? ada tiga motor loh ini," Ucap Mita memastikan.
"Tenang, satpam rumah sadewa lebih dari tiga kok," Ucap Galen angkuh, padahal ini rumah nya sadewa.
"Bodygurd itu mah namanya, bukan satpam," spontan Vaya, yang melepas Helm nya.
"sama aja gak ada bedanya," Sahut Sadewa, yang mengambil alih helm tersebut, dan menaruhnya di atas motor kesayangan nya.
"mari masuk," Ucap Sadewa, yang di angguki yang lain. Mereka pun memasuki Rumah bak istana itu, dengan Vaya yang bergandengan dengan Janet.
"Selamat datang Tuan Sadewa,"
"Selamat datang para kawan-kawan Tuan,"
Itu adalah suara-suara para maid yang menyambut Mereka. Sudah biasa sadewa di sambut seperti itu, Karena memang tugas mereka berada di depan pintu.
"ini rumah apa istana ya," bisik Vaya kepada janet. "Crush lu pangeran deh kayanya Vay, bukan manusia biasa," Sahut Janet dengan berbisik juga.
"Aduh, gue jadi insecure nih, net," Ucap Vaya dengan nada lesuh. "Udahlah jangan insecure, okey," Ucap Janet menyemangati. "okey."
"Kalian duduk aja dulu. gue mau ngambil alat musik di atas," Titah Sadewa yang di angguki yang lain.
Sebelum ke atas, Sadewa meminta tolong kepada pelayan yang lain untuk menyungguhi cemilan dan minuman untuk para teman-temannya.
Setelah itu, ia pergi ke ruang musik yang berada di atas untuk mengambil gitar dan suling yang akan mereka gunakan.
"Udah pada hapal bagian-bagian nya kan?" Tanya Vaya. Yapss mereka lebih memilih duduk lesehan ketimbang duduk di sofa mewah tersebut.
"Lumayan."
10 menit kemudian, Mereka beristirahat sejenak. "Net, gue Mau ke kamar mandi," Bisik Vaya, di kuping Janet yang berada di sebelahnya.
"Sad, kamar mandi dimana? Vaya mau ke kamar mandi," Ujar Janet kepada Sadewa.
"di belakang, lurus aja kalo ngeliat dapur belok kiri. kamar mandi di situ," Ucapnya dengan suara berat khasnya.
"Udah sono," Titah Janet. Vaya pun pergi menuju Toilet.
Setelah keluar dari toilet, ia tak sengaja melihat sebuah kamar yang pintunya terbuka, dengan Vaya yang tak sengaja melihatnya."ini kamar Sadewa?" Gumam Vaya, Ketika melihat kamar bernuansa catur, dengan alat gitar yang terpasang di dinding kamar, dengan mendali dan piala berbentuk seseorang yang sedang berenang, "Sadewa atlet renang?" Gumam Vaya, yang lagi-lagi bertanya-tanya.
"Woyy Vaya," Panggil Janet yang tiba-tiba saja nongol, yang membuat Vaya tersentak kaget. "iss ngagetin aja."
"Ngapa sih lu? malah diem disini," Tanya Janet penasaran, " Itu kamar sadewa bukan?" Ucap Vaya yang menunjuk ruangan tersebut. Janet pun mengikuti arah tunjuk Vaya, "Kayanya iya deh, liat aja tuh ada foto dia di lemari kamar nya," Ucap Janet, yang di angguk Vaya.
.SAVAY.
Kini Sadewa dengan Maura, duduk di taman belakang sekolah. "Apa yang mau lu bicarain?" Tanta Sadewa, yang arah pandang nya lurus kedepan, yang duduk di sebelah Maura.
"Minggu depan gue ke singapore. Gue mau ngelanjutin pengobatan gue," Ucap Maura, yang menoleh menatap Sadewa, dengan tatapan sendu.
Sadewa pun spontan menoleh, "Lu ninggalin gue?" Tanya Sadewa, dengan nada suara yang tak biasanya.
"Setelah semua selesai, gue bakal balik kok," Ucap Maura, sambil menunjukan senyum tipisnya.
"Untuk perjodohan itu, lu tenang aja ya, orang tua gue udah mutusin semua nya. Kalo perjodohan itu di batalkan," Ucap Maura, yang memegang kedua tangan Sadewa di atas pahanya.
"Gue sendirian."
"Lu gak sendiri sad. Ada temen-temen lu yang akan selalu ada buat elu," Ucap Maura menenangkan, "dan... masih ada wanita yang senyuman nya akan selalu membuat diri lu tenang," Sambung nya, dengan nada yang begitu lembut.
"Lo janji, lo harus balik lagi kesini," Ucap Sadewa, meminta perjanjian. Maura mengangguk sembari tersenyum, "Gue janji." Sadewa pun menarik Maura kedalaman pelukan hangatnya.
Namun adegan tersebut, di lihat oleh seorang wanita cantik dengan rambut tergerai panjang. Yang lumayan jauh dari Sana, sehingga ia tidak mendengar percakapan yang dua insan itu bicarakan.
"Apa gue mundur aja ya."
.SAVAY.
Malam hari nya.
Mbersyandyaa
Anda:
Apa gue berhenti aja yaLara:
maksud?Anda:
gue mau move on dari SadewaJanet:
Lah kok tiba-tiba banget?Anda:
Sadewa tuh sukanya sama Maura
Aahh aturan gue sadar diriResha;
Tau darimana kalo Sadewa
Sukanya sama Maura?Anda:
Tadi gue liat, mereka lagi
mesra-mesraan
di taman belakang sekolahAzura:
what?
serius vay?Lara:
kalau memang itu keputusan lu
gue gak bisa ngelarang Vay
ini menyangkut perasaan luMabel:
Kapal gue karam:(.SAVAY.