41. Kuat

138 14 0
                                    

Daniel membawa Clovis menghadap Count Wilten. Pandangan sang count memindai Clovis yang berdiri di depannya, mengamati setiap detail dari ksatria tersebut. Clovis berdiri tegap, menunjukkan ketenangan dan kepercayaan diri.

"Kenapa kamu memakai topeng?" tanya Count Wilten, suaranya penuh dengan penilaian.

"Ada luka di wajah saya," jawab Clovis dengan suara yang dalam dan mantap.

Count Wilten mengangguk pelan, masih memeriksa penampilan Clovis. "Ketua Blackness mengatakan bahwa kemampuanmu setara dengan empat ksatria. Bagaimana kamu membuktikan itu?"

Clovis menatap langsung ke mata Count Wilten, menunjukkan keteguhan yang tak tergoyahkan. "Saya telah melewati banyak medan pertempuran dan ujian berat, Tuan. Keahlian saya dalam ketahanan dan pertarungan telah diakui oleh banyak pihak."

“Apakah kamu pernah menjadi pengawal pribadi sebelumnya?” tanya Count Wilten. Dia ingin mewawancarai Clovis terlebih dahulu, memastikan kelayakan ksatria tersebut untuk menjadi pelindung putrinya.

“Ini yang pertama,” jawab Clovis, mengangguk dengan sopan. 

Count Wilten menilai sikap pria itu cukup baik untuk seorang rakyat jelata. “Jadi, tugas apa saja yang pernah kamu lakukan sebelumnya?”

“Pengawalan perjalanan, pengiriman paket, dan tentara bayaran.”

"Tentara bayaran?" tanya Count Wilten. Sekarang ini tidak ada negara yang berperang dan satu-satunya musuh yang dihadapi dunia saat ini adalah monster. Monster merupakan momok menakutkan bagi suatu negara serta penduduknya.

“Iya, Tuan.”

Count Wilten mengangguk, meski masih ragu-ragu, mempertimbangkan. “Saya ingin kamu melakukan demonstrasi. Bagaimana?”

Tanpa ragu sedikit pun, Clovis langsung mengangguk dengan mantap.

Count Wilten membawa Clovis dan Daniel ke halaman belakang hotel yang luas, tempat yang cocok untuk mengadakan demonstrasi. Matahari sore yang meredup menambah suasana yang serius dan tegang. Para pengawal pribadi Count Wilten juga berkumpul untuk menyaksikan demonstrasi ini, ingin melihat sejauh mana kemampuan Clovis.

"Baiklah, Clo," cakap Count Wilten sambil melipat tangan di depan dada, "tunjukkan kemampuanmu."

Clovis mengangguk dan melangkah ke tengah lapangan. Dia menatap para pengawal dan berseru, "Siapa di antara kalian yang ingin mencoba dulu?"

Marco Fitzroy–seorang pria tinggi dengan tubuh kekar–maju dengan percaya diri. Dia sudah lama menjadi pengawal pribadi Count Wilten dan memiliki reputasi sebagai pejuang yang handal. Marco mengangkat pedangnya dan bersiap menyerang.

Clovis mengambil posisi bertahan, matanya fokus pada setiap gerakan Marco. Dalam sekejap, Marco melancarkan serangan cepat, tetapi Clovis dengan gesit menghindar dan langsung memutar tubuhnya, menangkis serangan dengan mudah. Marco terus menyerang dengan serangkaian tebasan dan tusukan, tetapi Clovis tetap tenang dan berhasil menghindar serta menangkis setiap serangan dengan presisi yang menakjubkan.

Setelah beberapa menit, Clovis memutuskan untuk beralih dari bertahan ke menyerang. Dengan gerakan yang cepat dan lincah, dia melancarkan serangan balik yang membuat Marco kewalahan. Dalam satu gerakan cepat, Clovis berhasil melucuti pedang Marco dan menempatkan pedangnya di leher Marco–menunjukkan bahwa dia bisa mengalahkannya kapan saja.

"Bagus," ujar Count Wilten, mengangguk puas. "Siapa lagi yang ingin mencoba?"

Dua pengawal lainnya maju bersamaan. Clovis melangkah mundur, mengambil posisi siap. Kedua pengawal tersebut menyerang secara bersamaan, mencoba mengalahkan Clovis dengan kecepatan dan koordinasi mereka. Namun, Clovis menunjukkan keahliannya dalam mengendalikan situasi. Dia menggunakan serangkaian gerakan dan teknik yang kompleks, menangkis dan menyerang balik dengan kecepatan yang mengejutkan.

Setelah beberapa menit bertarung, Clovis berhasil mengalahkan kedua pengawal tersebut dengan efisiensi yang luar biasa. Dia melucuti senjata mereka dan membuat mereka tersungkur ke tanah.

Count Wilten mengamati dengan mata yang tajam dan wajah yang penuh pertimbangan. "Clo," katanya akhirnya, "kemampuanmu terbukti luar biasa. Kamu telah menunjukkan bahwa kamu ksatria yang sangat kuat."

Clovis mengangguk dengan hormat, mengembalikan pedangnya ke sarungnya. "Terima kasih, Tuan." Dia tetap fokus meski napasnya sudah ngos-ngosan.

Count Wilten merasa puas dengan demonstrasi tersebut. "Mulai hari ini, kamu akan menjadi ksatria pribadi putriku. Tugasmu adalah melindungi dia dengan sebaik-baiknya."

"Saya akan melakukannya dengan sepenuh hati, Tuan," jawab Clovis dengan tegas.

Count Wilten, lalu memandang Daniel. "Daniel, pastikan Clovis mendapatkan segala yang dibutuhkannya."

"Ya, Tuan," jawab Daniel dengan tegas.

Dengan itu, demonstrasi berakhir dan Clovis resmi menjadi pengawal pribadi Rowena, siap menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi.

The Cruel Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang