Bagian 24

53 3 0
                                    

"Woi ngelamun bae"

Gadis yang di kagetkan dengan kedatangan kedua temannya itu melempar tatapan membunuh kepada keduanya.

"Hoby banget lu ganggu gue, fans ya?"

"Aelah, emang lo mikirin apa sih? Mikirin jodoh lu yang gak dateng-dateng?" tanya Aluna

"Sekate-kate lu kalau ngomong. Jodoh gue walaupun gak gue cariin juga, pasti bakalan dateng ke gue. Ingat! Tidak ada yang bisa menolak pesona Megumi Anseena." jelasnya dengan menepuk dadanya bangga.

Queena? Gadis itu menunjukkan ekspresi seperti ingin muntah.

"Udah ya Seena, kasihan bumil mual-mual terus dengar kepedean lo."

"ALUNA ANJENG!"

Kedua orang itu langsung menyemburkan tawanya. Ya, membully Queena terasa menyenangkan bagi mereka, pasalnya wajah Queena seperti mudah di kasihani.

"Gue mau cerita, dengar ya, dengar. Pada zaman dahulu..."

"Lah, malah cosplay nenek Dzul" kata Queena jengah.

"Tapi, serius gue mau cerita. Kali ini serius—"

"Cerita lah, ci. Cerita lah" potong Queena.

Aluna segera membekap mulut sahabatnya itu agar tak bersuara lagi. Aluna segera memberi kode agar melanjutkan ceritanya yang sempat terpotong.

"Kemarin 'kan ulang tahun pernikahan bokap sama nyokap gue. Terus sebagai anak yang baik, gue berinisiatif buat kasih hadiah. Gue buatlah kue, semacam kue ulangtahun gitu, gue bikinnya sama Bi Mira."

"Nah, pas gue naruh kue itu di kamar bapaknya Samudra. Gue taruh kue itu di tempat tidur, nah tiba-tiba obat vertigo bokap gue jatuh, nah gue taruh di tempat aman, yaitu di nakas."

"Pas gue taruh di nakas, gue ngelihat tombol di samping nakas itu. Tapi pas gue mau mencet tombol itu, tiba-tiba bokap gue nongol entah darimana. Gue di marahin, dan di usir dari kamarnya. Tamat."

Uhuk uhuk

"Kalau lu cerita gini, gue juga ikut penasaran. Jangan-jangan tombol itu membawa kita ke dimensi lain?" ucap Aluna dengan pikiran yang melayang kemana-mana.

"Tangan lu bau banget anjir" kata Queena yang sudah tak di bekap lagi.

"Tadi gue abis obok-obok makanan kucing gue. Tapi, gue lupa cuci tangan" ucap Aluna tanpa dosa.

Queena langsung berlari terbirit-birit keluar kelas. Sudah di pastikan gadis itu akan ke kamar mandi lalu memuntahkan isi perutnya.

Gadis itu memang tidak bisa di hadapkan dengan hal-hal yang tidak steril. Queena begitu perfeksionis dengan kondisi tubuhnya sendiri. Seena memegang perutnya yang sakit akibat terlalu lama tertawa, sudah di katakan bukan? Wajah Queena benar-benar menyedihkan.

"Gimana kalau gue sama Queena ke rumah lo. Gara-gara lo cerita gitu, kita ikutan kepo sama tombol itu, mana om Seno sampai marahin elo, jarang-jarang 'kan om Seno marah ke lo"

Seena terkekeh ringan. "Apa katanya jarang?"

"Boleh, boleh aja. Gue juga masih kepo sama tombol itu"

***

Ketiga gadis itu kini sudah berada di rumah keluarga Reswara. Seena sendiri sudah mengenakan pakaian santainya.

"Kalau mau ganti baju pilih aja, gue mau ke bawah dulu"

"Sip. Eh, titip milkshake buatan Bi Mira dong, hehe" ucap Aluna tanpa malu.

JEJAK LUKA || Slow updateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang