Setelah merekam pengakuan cintanya, Malik mengunggah video tersebut di laman Instagram-nya dengan harapan bahwa Jani akan melihatnya. Dengan perasaan campur aduk antara gugup dan harap, dia menunggu respons dari Jani.
Beberapa jam kemudian, saat dia sedang bersantai di camp, ponselnya bergetar. Ada pesan dari Jani. Dengan hati-hati dan gugup, Malik membuka pesan tersebut dan melihat bahwa Jani telah melihat videonya.
Dengan perasaan yang dag dig dug di dada, Malik membaca dengan seksama dan perlahan. Kata demi kata ia baca, wajah Malik yang awalnya tersenyum gembira karena mendapat pesan dari Jani perlahan-lahan berubah menjadi wajah yang terkejut dan mata yang berkaca-kaca. Bian yang melihat hal itu langsung menghampiri sahabatnya yang seakan-akan membatu.
"Wei Lik gimana, diterimaa yaa ciee," saut Bian bersemangat, namun Malik hanya diam, seakan-akan dia menjadi bisu tidak bisa mengucap satu kata pun. Tiba-tiba tidak ada angin dan hujan Malik langsung menangis sejadi-jadinya. Bian merasa bingung mengapa sahabatnya itu menangis padahal Malik jarang sekali menangis.
"Wei Lik, kamu kenapaa sih, kamu menangis terharu apa gimana??" tanya Bian panik. Namun Malik terus menangis dan tidak mejawab pertanyaan dari Bian.
"LIKKK LU KENAPA SIH??" teriak kencang Bian, dan respon Malik masi sama hanya menangis dan melihat ke ponsel yang ia pegang.
"Sini mana ponsel lu," pinta Bian sembari mengambil ponsel yang ada di genggaman Malik. Bian membaca pesan yang dikirimkan oleh Jani, kalimat demi kalimat, kata demi kata ia baca.
Bian sama kagetnya dengan Malik. Malik semakin lama menangis semakin kencang. Bian sebagai sahabatnya hanya mampu menenangkan sahabatnya itu.
"Lik, udah Lik jangan nangis. Di dunia ini cewe gak cuman Jani Lik," kata Bian sambil mengelus pundak sahabatnya itu.
"Gak semua apa yang kita pengenin, bisa kita dapetin Lik, ikhlasin aja," lanjut Bian.
"Gabisa Bi, gabisaa, gua udah suka sama dia selama 14 tahun, 14 TAHUNN BI!!!!" teriak Bian. Sehingga semua mata yang ada di camp tertuju di mereka.
"Lik gilaa lo ya, kita masih di gunung Lik, udahlah Lik tidur aja besok kita bakal turun. Simpen tenaga lu buat besok," jawab Bian dengan nada yang sedikit agak marah.
"Yok kita ke tenda," pinta Bian sambil menuju ke arah tenda dan menenangkan sahabatnya yang masih menangis itu.
Di malam itu, Malik merasa sangat sedih melebihi dari apapun. Ia merasa bahwa perjuangannya sia-sia. Di bawah langit Gunung Rinjani yang indah, Malik merasakan kesedihan yang tiada tara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan MDPL
RomanceKisah perjuangan seorang lelaki bernama Malik yang memperjuangkan cinta seorang perempuan cantik bernama Rinjani. ia memperjuangkan cintanya dengan cara melakukan misi yaitu mendaki Gunung Rinjani 3726 mdpl dan ia berencana menyatakan cintanya di pu...