Chapter 1

181K 431 1
                                    

Sakura, dia adalah seorang istri dengan umur 25 tahun, mempunyai tinggi sekitar 165 cm, berambut hitam lurus dan agak panjang. Dia adalah seorang wanita cantik dengan tubuh yang bagus, b0kong yang montok dan kencang meskipun itu tidak besar, tapi kokoh dan berdiri. P4yudara juga tidak besar tapi montok dan kencang, dengan sepasang kaki yang indah, jika berjalan sungguh menggoda mata yang melihat. Dia telah menikah dengan Atsushi selama 1 tahun, dia seorang suami yang berumur 26 tahun, pekerja kantoran. Atsushi adalah pria yang tinggi dan tampan, itu sebabnya Sakura menikah dengannya.

Sejak Sakura menikah dengan Atsushi, dia ingin menjadi keluarga normal seperti keluarga yang lain. Impiannya selalu menjadi seorang ibu di usia dini karena dia pikir semakin muda seorang ibu, semakin banyak energi yang dia miliki untuk berpartisipasi dalam acara anak-anaknya, seperti festival olahraga anak-anak di sekolah. Dan selain itu kedekatan dengan seorang putra atau putri di masa remaja lebih akrab, karena selera dalam musik, mode atau hal-hal lain akan sama karena perbedaan usia yang dekat, itulah cara berpikir dia. Tapi sudah 1 tahun sejak mereka menikah dan itu masih belum juga punya momongan.

Suaminya Atsushi orangnya baik, kalem, pendiam dan jarang marah. Melakukan s3ks juga jarang, hanya sesekali saja mereka melakukan. Setiap melakukan selalu seperti biasa, gaya biasa yang kaku dan monoton, mencoba gaya baru dan vulgar itu bukanlah kebiasaan mereka, karena Atsushi adalah pria yang sangat pendiam di samping itu dia sibuk pada pekerjaannya, dia hampir selalu pulang sangat terlambat, lelah dan hanya ingin tidur, jadi berhubungan intim hanya pada hari-hari istirahatnya saja di mana dia tidak bekerja atau kadang-kadang ketika dia pulang lebih awal dari biasanya. Mereka bercinta selama 10 atau 15 menit yang dia butuhkan untuk ejakulasi dan setelah itu dia langsung tertidur lelap. Sakura mulai merasa kesepian, dan agak mulai bosan dan jenuh. Tetapi bagaimanapun dia harus memahami semua itu, karena berkat pekerjaan suaminya, Atsushi memberi dia kehidupan yang sangat nyaman dengan beberapa kemewahan, jadi s3ks tidak terlalu sering terjadi di antara mereka, dan itu di anggap tidak masalah.

Hidup Sakura berubah pada hari ketika Atsushi memberi tahu akan dipindah kerjakan oleh perusahaannya ke provinsi Osaka, kota kelahiran suaminya, dan suaminya berencana akan tiggal di rumah orang tuanya. Sebenarnya suaminya sudah sejak lama punya cita-cita suatu saat ingin atau pasti akan kembali ke kampung halamanya, dan menetap di sana.

Akhirnya hari perpindahan mereka pun tiba. Mereka naik kereta cepat Sinkansen yang menempuh perjalanan sekitar 3 jam dari Stasiun Tokyo. Setelah tiba di stasiun Osaka, mereka di jemput oleh ayah mertuanya. Perjalanan dari stasiun Osaka ke rumahnya sekitar 30 menitan dengan mobil.

Sesampainya di rumah mertua, mereka di sambut hangat oleh ibu Atsushi. Lama tidak bertemu dengan mereka, Sakura langsung merasa nyaman dengan mertuanya, karena ibu dan ayah mertuanya masih ramah dan baik seperti biasa. Ibu mertunya masih lincah dan sehat, dia bernama Akiko, berumur sekitar 50 tahun, rambutnya yang di cukur pendek dan perawakan tubuhnya yang mungil, membuat dia kelihatan awet. Ayah mertuanya yang di panggil Agawa san, lelaki yang sehat dan terlihat kuat, dia itu laki-laki dewasa berumur sekitar 52 tahun, tingginya sekitar 178 cm, berkulit agak kecoklatan, dengan perut rata dan wajahnya berkumis tipis, rambut masih hitam, dan penampilannya masih kelihatan segar dan tampan. Sakura menyukai cara bicaranya yang jantan dan bercandanya yang humoris, serta penampilannya yang santai, dan yang paling utama Sakura suka adalah ayah mertuanya tahu cara memanjakan wanita.

Makan malam pertama, Ibu dan ayah mertuanya tampak bahagia bisa makan malam bersama, hanya mereka berempat, untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Mereka berempat menikmati makan malam dan pesta sake (sake=minuman beralkohol) yang menyenangkan. Sakura juga menikmati minuman sake yang enak dan sedikit mabuk. Atsushi sudah sangat mabuk, karena sudah lama tidak bertemu, dia sangat menikmati dan gembira bisa berkumpul dengan keluarganya, dia banyak minum sake, dan ayahnya juga terus-menerus mengisi ulang gelas Atsushi.

Suara ibu mertua dari dapur setelah sedikit beres-beres dapur. "Saya akan pergi ofuro (mandi), apakah ayah juga mau ofuro bersama?" Tanya ibu mertuanya kepada ayah mertuanya.

"Kamu duluan!" Tolak Agawa, sambil mengangkat gelasnya dan minum sake. Agawa san termasuk lelaki tua yang kuat dengan alkohol. Sedangkan putranya kalah kuat darinya dan sudah mabuk, kepalanya sudah rebahan di meja makan. Sakura membangunkan suaminya dan mengajak ke kamarnya. Setelah mengantar suaminya, dia kembali ke ruang makan.

"Ayah, terima kasih untuk hari ini, izinkan saya memijat bahumu!" Sakura pergi ke belakang ayah mertuanya dan mulai memijatnya. Entah kenapa dia mendadak ingin memijat ayah mertuanya, apakah karena dia sudah mabuk atau karena dia seorang perawat, yang sudah terbiasa menyentuh pasien atau orang lain.

"Tidak, aah... rasanya menyenangkan, kamu sangat pintar...pijatanmu sangat enak."

"Benar?...Saya akan sering memberi pijatan untuk ayah." Sakura bersemangat di puji lekaki tua itu.

Ayah mertuanya mengangkat dagunya dengan mata tertutup. Kepalanya menyentuh dadanya Sakura.

Sakura sedikit terkejut, tapi tetap terus memijat kulit kepala ayah mertuanya.

Saat Sakura memijat dahi ayah mertuanya dan sekitar mata, ayah mertuanya semakin menekannya ke dadanya. Sakura merasakan sensasi di dadanya, dia bisa rasakan melalui bra malammya. Gesekan kepala ayah mertuanya di dadanya membuat p4yudaranya mengencang. Dengan pikiran yang mabuk terkena sake, badannya panas dingin menahan sensasi gairah yang lama dia tidak rasakan.

"Ayah, sudah ya, aku akan istirahat sebentar di sana." Sakura mabuk dan badanya gemetar panas dingin, entah kenapa dia mempunyai keinginan untuk dimasuki. Dia menuju ruang tamu dan berbaring di lantai tikar.

"Tidak Sakura chan, nanti kamu masuk angin."

"Tidak apa-apa... Selamat malam, ayah."

Agawa san kembali melanjutkan minum sakenya, setelah beberapa saat dia menghampiri menantu perempuannya. Melihat dia sudah tertidur, walaupun sedang tidur, menantu perempuannya tetap cantik.

"Sakura chan, ayah akan mengantarmu ke tempat tidur."

Sakura samar-samar merasakan ayah mertuanya mendekatinya, dan memeluknya untuk mengangkatnya. Sakura yang setengah sadar, hanya pasrah, dia melingkarkan tangannya di leher ayah mertuanya.

Ayah mertuanya memeluknya erat dan menggendongnya seperti seorang putri. Sebuah gendongan putri yang bahkan suaminya belum pernah melakukannya.

Tangan kekar ayah mertuanya menyentuh payudaranya. Sakura membuka matanya sedikit dan wajah ayah mertuanya begitu dekat hingga bibir mereka hampir bersentuhan.

Ayah mertuanya membaringkannya di tempat tidur. Atsushi yang tidur di sampingnya terlentang, sudah tidak sadarkan diri.

"Mmmm... Ayah..." Sakura berbisik, tanpa malu dia memeluknya dan tidak melepaskannya. Dia sudah mabuk, alkohol sudah meracuni pikirannya, tubuhya yang sudah lama kesepian. Kerinduan akan kehangatan muncul kepermukaan, tanpa bisa di tahan. Tubuhnya gemetar panas dingin menahan debar, di bawah semakin lembab.

"Sakura..." bisik ayah mertuanya, wajahnya memerah karena mabuk.

"Sakura... Kamu gadis yang cantik..." Wajah mereka semakin dekat.

Mata mereka saling memandang, dan bibir mereka bertemu.

Tolong Hentikan Itu, Ayah Mertua 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang