Chapter 2

114K 251 7
                                    

Sakura terkesiap, kekuatannya hilang karena ciuman ayah mertuanya. Bau sake dan rokok tercium di hidungnya, kemudian lidah ayah mertuanya memaksa masuk menerobos mulutnya yang tertutup.

Saat mulut Sakura mau terbuka, tiba-tiba suara pintu kamar mandi terbuka. Ibu mertunya sepertinya sudah selesai berendam di ofuro.

Lelaki tua itu juga tampak terkejut, matanya melebar dan dia segera menjauh dari menantu perempuannya. "Maaf..." Ayah mertuanya memegangi kepalanya tak percaya, dan segera keluar dari kamar anaknya.

Sepeninggal ayah mertuanya, Sakura pun sadar dari keterkejutannya. Hampir saja, tapi dia telah jatuh ke pelukan ayah mertuanya barusan. Karena pengaruh alkohol dia telah berhianat pada suaminya. Dia sangat malu dan merasa hina, bagaimana dia bisa bertatap muka dengan ayah mertuanya besok.

Sementara di ruangan lain.

"Ayah, cepat mandi... airnya masih panas!" Suruh istri Agawa san.

"Hai!" Agawa san menyembunyikan kegugupanya, dia segera masuk ke kamar mandi. Di dalam ofuro dia menahan sakit kepala, dia tidak habis pikir, kenapa dia bisa melakukan hal kotor terhadap menantunya. Dia telah menghianati istri dan anaknya. Tapi kemudian dia kembali membayangkan pijatan lembut menantunya, sentuhan kepalanya dengan dadanya, serta ciuman singkatnya, membuat dia kesenangan. Meriam beruratnya kini sangat keras, tapi dia tidak bisa melampiaskanya. Di dalam ofuro di mengelus batangnya yang keras, sambil membayangkan menantunya. Beberapa saat dia telah mengocok batangnya, tapi tak kunjung-kunjung datang klimaksnya. Segera dia dia keluar dari ofuro, dan langsung menuju kamarnya dengan batang yang masih kokoh berdiri.

Istrinya masih terjaga dan sedang santai di kasur, menunggu suaminya keluar dari ofuro.

Agawa san yang sedang keras dan bergairah, segera menerkam istrinya.

Istrinya terkejut dengan pelukan mendadak suaminya, "Suami! Tolong Ada anak dan menantu kita... kita gak bisa melakukanya." Tolak istrinya, berusaha keluar dari pelukan suaminya.

"Terus kapan bisanya? Aku gak tahan Aki, aku ingin malam ini!" Agawa san tidak bisa menahannya, dia mengambil bibir istrinya dan kemudian menghisapnya.

"Hmmmm..." Meriam suaminya yang tegak mengeras terasa menyodok di serangkangannya. Menggodanya sampai tubuhnya gemetaran, gelombang sensasi terasa di bawahnya.

Lelaki tua itu menatap istrinya kemudian membuka pajama istrinya, dan sekarang hanya tinggal celana dalam saja yang tersisa.

"Aki....." dia menidihnya dalam posisi tatap muka. Agawa san meletakkan tangan istrinya di bahunya dan menariknya ke arahnya dan menghisap kembali bibir istrinya.

Pengaruh alkohol membuat pikiran dan tubuhya tidak terkontrol, permainannya sangat panas, dan agak memaksa. Dia tidak menyadari bahwa dia bermain kasar terhadap istrinya.

Agawa san adalah pria tua berpengalaman. Dia pandai bercinta, apalagi berciuman. Ujung lidahnya menjilat langit-langit mulut dan bagian bawah lidah istrinya dan menjerat lidahnya serta menghisapnya. Air liur menetes dari sudut mulutnya ke mulut istrinya.

Dengan tangan yang terlatih, Agawa san melepas celana dalam istrinya. Setelah melepaskannya, tangan lelaki tua itu meraba daging di bawah istrinya lalu menerkamnya.

"Suami...hmmmm..." Sang istri sudah terbawa ke permainan panas suaminya. Dia menggeliat-geliatkan tubuhnya, bagai cacing kepanasan. Dia membalas ciuman panas suaminya, lidah mereka saling melilit, saling mengeluarka air liur, bertukar di dalam mulut masing-masing.

Sementara di kamar lain, Sakura terus kepikiran ayah mertuanya, tidak bisa tidur, dia terus memikirkan wajah dan ciuman ayah mertuanya. Di bawah sudah lembab membasahi celana dalamnya, merasa gatal ingin segera di masuki.

Kemudian dia merasa haus, dia bangun dari ranjangnya, berjalan ke dapur ingin mengambil air. Setelah minum air, dia melamun di depan kulkas, pikiranya hanya berfokus kepada ayah mertuanya saja, kemudian dia tidak sadar berjalan di lorong gelap kecil menuju kamar mertuanya. Setelah mendekat, samar-samar dia mendengar suara ambigu dari kamar mertuanya. Suara erangan c4bul mertuanya mambuat dia terkejut dan langkahnya terhenti. Suara-suara ambigu kedua mertuanya membuat dia penasaran. Dia melanjutkan dengan jalan berjingkat menuju pintu kamar mertuanya.

Pintu kamar mertuanya tidak tertutup, dan sedikit terbuka. Semakin dekat pintu semakin jelas terdengar erangan-erangan mereka. Tubuh Sakura gemetar, dada berdegup kencang berdebar, dengan wajah bersemu merah, dia mendongak ke dalam kamar mertuanya.

Di dalam, ayah mertuanya terlihat mengangkat kedua gunung kembar ibu mertuanya dari bawah, dan sedang menyedot salah satu put1ngnya.

"Punya Aki sangat enak." Ayah mertuanya menjauhkan bibirnya dan perlahan memijat kedua payudara istrinya, "Haha put1ngmu yang gelap sangat menarik... hmmm.." Ayah mertuanya meracau c4bul sambil kembali menghisap put1ng ibu mertuanya.

"Auuuu Ayah, jangan gigit keras...sakit..." Ibu mertuanya terlihat memegang kepala ayah mertuanya. Istrinya melengkungkan punggungnya, walau mengeluh sakit tapi dia mengerang seperti mengharapkan suaminya untuk menghisap put1ngnya.

Tiba-tiba Sakura melihat ayah mertuanya menampar lembut p4yudara ibu mertuanya.
"Aki, kau bilang sakit, tapi kau menyodorkan put1ngmu agar suamimu menghisapmu... Hah?" Ujung lidahnya menjilat ke atas ke bawah, menjilat seluruh p4yudaranya kali ini, kadang dia menjilat bergantian put1ng yang kiri dan kanan sambil tangannya meremas ke dua gunung kembar istrinya.

Suaminya menggodanya, belaian sentuhannya membuat dia gila, sampai put1ngnya keras sekali hingga terasa sakit, "Ahhh... suami...dadaku akan hancur!" Dia melingkarkan tangannya ke leher suaminya.

Sakura linglung mendengar racauan sepasang suami istri di depannya. Dia menelan ludahnya sendiri melihat adegan panas mertuanya.

"Put1ng Aki...tambah keras..." Racauan ayah mertuanya sangat kotor, mendengarnya membuat Sakura sangat terangsang, celana dalam di bawahnya yang sudah basah, bertambah basah. Dia memasukkan tangannya ke celana dalammnya dan merabanya, sangan basah berlendir, dia sangat gatal begitu menginginkannya.

"Aki, sekarang aku akan memberimu isapan yang banyak..." Agawa san kembali menjilat dan menghisap put1ng istrinya dengan buas kemudian merambat ke perut, menjilat basah sehingga mengeluarkan suara menghirup, menyeruput.

"Ohhhhh!... Ayah.. itu.. iku ikuuuuuu..." Sakura melihat ibu mertuanya melengkungkan punggungnya, kedua tangannya mengepal di udara.

Sakura melihat ayah mertuanya menurunkan wajahnya, melihat serangkangan istrinya, lalu lelaki tua itu membenamkan wajahnya di serangkangan ibu mertuanya. Sakura mendengar suara cairan basah, lidah sruput sruput.

"Aki... belum kenapa-kenapa kau sudah keluar... wow dagingmu sangat bocor, hahaha aku akan meminum habis cairanmu..." Agawa san tertawa dan langsung menyedot lubang basah istrinya.

Sakura yang melihat adegan sangat c4bul itu, jantungnya berdebar dan tubuhnya bergetar hebat, dia hilang kekuatan, tubuhnya linglung, lalu dia bersimpuh sambil tangan kanannya mempermainkan v4ginanya sendiri yang sudah sangat becek, karena terangsang adegan mesum mertuanya.

"Ahhhh, suami, enak sekali, enak sekali!" Sang istri tidak tahan lagi dengan jilatan suaminya, sungguh menakjubkan bahwa bagian bawahnya berkontraksi dan mengejang terus-menerus, mengeluarkan banyak cairan kotor penuh nafsu.

Mendengarkan teriakan penuh nafsu istrinya, lelaki itu tidak berhenti, malah dia menghisap bibir daging manis yang sudah agak kendur itu dengan lebih bersemangat, dan jarinya yang besar membelah daging basah berbulu dan lembut itu. Kemudian lidahnya merangsang belahan daging tersebut, menjilatnya dan kadang menembusnya dengan lidahnya.

Tolong Hentikan Itu, Ayah Mertua 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang