Chapter 8

62.8K 207 0
                                    

Melihat menantu perempuannya menikmatinya, Agawa san semakin berani, dia menurunkan rok menantunya lagi sampai lutut, karena menantunya bergerak seperti memberi persutujuannya, sehingga membuatnya melepas seluruh roknya, sehingga sekarang pantat montok yang dengan masih memakai celana dalam, sangat jelas terlihat. dia meletakkan tangannya di pahanya, dan terus memijat bokongnya.

"Ahhh..." Sakura mengerang, Agawa san meraih kedua bokongnya erat-erat, begitu kencang dan montok, dia meletakkan jari di bawah celana dalamnya, memijat dan membelai kaki ke pahanya, namun sedikit demi sedikit pijatannya merambat ke pangkal pintu masuk lubangnya.

Jari lelaki tua itu mulai nakal, dia menyentuh bagian bawahnya yang berbulu, kemudian kembali ke paha, dia semakin berani karena tidak ada penolakan dari menantu perempuannya perlahan pijatannya masuk menyentuh bagian dalam yang hangat dan lengket dan pelan-pelan menekan lubang vaginanya yang  benar-benar basah, memijatnya sebentar, menunggu reaksinya, menantunya hanya melenguh, lalu melanjutkannya perlahan dia memasukkan jari ke dalam lubang menantunya.

"Aahhh!" Sakura melebarkan matanya saat jari ayah mertuanya berani masuk lubang v4ginanya. Tidak percaya bahwa Ayah mertuanya melakukannya, memang sebenarnya ini yang sejak tadi dia semangat menantikannya.

Agawa san mendengar erangannya, Jarinya terdiam di bagian dalam yang hangat dan lengket, dan lagi menunggu respon selanjutnya, melihat menantunya diam dan memejamkan matanya lagi, dia seperti mendapat lampu hijau. Kemudian Agawa san memasukkan jari kedua, menusuknya pelan, dan mulai memasukan dan mengeluarkan jarinya secara berirama, menambah kecepatannya ketika menyadari bahwa menantunya mulai terbiasa, dan dengan tangannya yang lain menggosok kl1torisnya, sampai bengkak, dan siap untuk memberinya 0rgasme.

"Ayah...." Sakura menggerakan pantatnya kenikmatan. Dadanya berdebar kencang, ini pertama kalinya di menerima rangsangan melalui pijatan yang membuat dia seperti terbang tinggi ke awan. Nafas panas menerpa di dekat telinganya. "Rileks saja dan nikmati... bagaimana perasaanmu? Apakah kamu menyukainya?" Tanya ayah mertuanya. Bibirnya sungguh dekat dengan telingannya, nafas ayah mertuanya yang panas dan bau rokok bagai obat perangsang, yang membuat dia menutup mata serta pipinya merah karena panas dingin yang menyelimutinya sementara bibirnya mengeluarkan jawaban, "Ayah, sangat enak, saya mulai bersemangat." Sakura hampir mencapai orgasmenya.

"Ha ha,coba... ayah ingin mendengar permohonan dari Sakura chan, ayah akan memberi yang terbaik untuk menantu." Agawa san sekarang sedang sangat bernafsu melihat menantunya terangsang.

"Ayah, tolong teruskan... menantu menginginkannya." Sakura kehilangan kendali, tanpa malu-malu memohon kepada mertuanya, untuk melanjutkan sodokan jarinya.

"Baiklah, demi Sakura chan, Ayah akan melakukannya." Setelah mendengar ini, Agawa san menambahkan krim ke tangannya, dan mengusap ke seluruh pantat mulus montoknya, kembali menusukkan dua jarinya ke lubang vagina menantunya.

Setelah beberapa saat Agawa san menusuk-nusukkan dua jarinya, dan mengulennya. Mertuanya sangat pintar menyerang titik-titik kesenangannya membuat dia tidak berhenti menggeliat. Hingga akhirnya Sakura tidak tahan lagi, dia merasa akan di bunuh oleh ayah mertuanya.

"Ayahhh, saya mau keluar, ahhh ahhh ikuuhh!"

"Unn keluarkan semua menantu yang baik."

Sakura sangat malu, tapi karena tidak tahan akan nikmat jari Ayah mertuanya, dan suara mesumnya, akhirnyacdia histeris selama beberapa detik, dia ejakulasi dengan tubuh gemetar, dalam kesenangannya v4g1nanya berkedut-kedut mengeluarkan cairan birahi. Ini sungguh nikmat, pantat dan v4ginanya berkontraksi sangat hebat sampai kedua kakinya mengejang gemetar.

Sakura berbalik, mereka saling memandang, mereka benar-benar buta karena hasrat. Dengan mulutnya yang bau rokok, ayah mertuanya menyodorkan mulutnya di lidahnya, dan memberikan ciuman perancis yang membuat lubangnya tanpa dia sadari merembes lagi.

Setelah puas berciuman yang penuh air liur, Agawa san menghentikan ciumannya, dan mendorong badan menantunya, "Sakura chan, ayah akan balik kerja lagi." Ucap Agawa san sambil memegang bahu Sakura, dia akan perlahan-lahan menaklukkan menantu perempuannya.

"Iya, terima kasih pijatannya, ayah..." Sakura memerah, mengingat pijatan plus dari mertuanya.

"Unn, sama-sama Sakura chan... apakah kamu sudah segar dan bahagia sekarang?"

"Iya, ayah...saya mulai bersemangat dan saya bahagia."

"Ayah senang, kalau Sakura chan sehat dan bahagia... ini rahasia kecil kita Sakura chan, dan ayah janji, akan terus memberi dan bahkan yang lebih nikmat kepada Sakura chan."

"Iya ayah, ini rahasia kecil kita." Sakura tersenyum nakal dengan pipi bersemu merah.

"Ayah kerja dulu." Agawa san kembali mencium mesra bibir menantu perempuannya, dan Sakura tanpa malu-malu lagi, membalas ciuman ayah mertuanya, mereka seperti sepasang suami istri.

Sepeninggal ayah mertuanya, dia masih tidak percaya dengan kejadian barusan, dia mendadak merasa bersalah kepada suaminya, dia merasa kotor dan jijik pada tubuhnya, tetapi juga dia tidak ingin mengakhiri permainan ini.

Sakura pergi mandi, seluruh tubuhnya terasa lengket, segera ingin mandi dan menghilangkan bau seks pada tubuhnya.

Setelah apa yang terjadi hari itu, waktu makan malam, ayah mertuanya secara sembunyi-sembunyi melirik menantunya, ada rasa berdesir di hatinya saat mengingat kejadian tadi siang.

Sakura berusaha bersikap biasa saja dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Dia terus menghindari tatapannya, takut akan terhipnotis mertuanya lagi.

Di bawah meja makan, kaki Agawa san mulai nakal, kakinya bergerak mengelus lutut Sakura, mengelitiki kakinya di kolong meja. Sakura kaget, dan memandang ayah mertuanya, tatapan manja dan nakal dia dapat dari ayah mertuanya, wajahnya bersemu merah, Sakura berusaha menghindari kaki nakal ayah mertuanya, dan terus berpura-pura asyik makan, dia takut tertangkap basah oleh suami dan ibu mertuanya.

Setelah selesai makan malam, Atsushi menyuruh Sakura untuk memijatnya di kamar. Sepeninggal menantunya, Agawa san menjadi sangat frustrasi dan cemburu terhadap putranya. Dia ingin terus menggoda menantunya, tetapi menantunya terus saja menghindari godaannya dan tatapannya.

Beberapa jam kemudian Agawa san kembali berhubungan intim dengan istrinya lagi, membuka pintu sedikit, mengharapkan menantunya mengintipnya lagi, tetapi orang yang dia tunggu-tunggu tak muncul-muncul sampai dia dan istrinya selesai melakukannya.

Esok harinya di meja makan saat sarapan.

"Hari ini aku akan mengajak Sakura jalan-jalan ke kota, mumpung hari Minggu." Ucap Atsushi kepada kedua orang tuanya.

"Iya.." Jawab ibunya. Ayahnya diam saja, dia masih frustrasi, karena di cuekin menantu perempuannya.

Sakura dan suaminya berjalan-jalan seharian, dan makan malam pun mereka di luar.

Agawa san hari ini merasa gila, seharian tidak bertemu dengan menantu perempuannya. Sambil merokok beberapa kali, dia menunggu menantunya di luar. Perubahan mendadak ini membuat dia bertanya-tanya, apakah Sakura chan membencinya karena kejadian kemarin, tetapi dia sepertinya menikmatinya.

Sakura dan suaminya balik ke rumah sudah larut malam.

Agawa san mendengar dari kamarnya saat mereka masuk rumah. Dia keluar untuk merokok, saat asyik merokok dia mendengar suara dari kamar mandi, dia berharap yang mandi adalah menantu perempuannya, dia ingin melihat tubuh menantu perempuannya telanjang.

Agawa san menyelinap sambil tersenyum nakal menuju kamar mandi, dia membuka pintu restroom untuk mengecek siapa yang mandi. Dia berlonjak senang saat melihat bayangan tubuh perempuan dari dalam kamar mandi.

Kemudian Agawa san mengecek di luar, tidak ada siapa-siapa, tapi dia takut putranya mendadak turun, tidak ada salahnya untuk mengecek di kamarnya berharap anaknya tidur. Dengan cepat dia naik lentai dua, ke kamar putranya, dia seperti ketiban bulan lagi, mendapat kebahagiaan setelah seharian frustrasi hingga merasa gila, dilihatnya putranya sedang tidur nyenyak. Bergegas dia turun kembali ke kamar mandi.

Tolong Hentikan Itu, Ayah Mertua 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang