bab 5 - rencana buruk bagi Arly dan rey

16 4 3
                                    

Seperti biasaaa, jgn lupa vote dan tandai di setiap typoo kuu
Love uuu guysss...
Happy reading..👊

****

"nah ini anak saya yang ke dua, namanya Aresgala, dia kelas 12. Kalian udah saling kenal tau, kamu dulu pas kecil selalu main sama dia," Sedari tadi Laras hanya bercerita sambil mengotak-atik handphonenya untuk memperkenalkan para anaknya pada gadis itu. Tak ada pilihan lain baginya saat itu selain mengangguk.

Menurut arly, pertemuan sahabat elthania ini menjadi Bumerang baginya. Seakan ada ajang cari jodoh saja. Hadehh.

Saat sedang sibuk berbincang, handphone arly secara tiba-tiba bergetar. "Bagus lah ada yang menelepon gue! Kan jadi bisa kabur dari sini!" benak arly.

"hm, ma, Tante. Arly angkat telfon dulu ya,"

"oh yaudah nanti ke sini lagi ya," ucap Alana. Arly mengangguk.

"kak Rian? Kenapa?"

"coba liat pagar rumah lo, gue nunggu depan sama anak-anak."

Arly melihat ke arah yang Rian ucapkan. Ya, banar saja. Rian datang mengunjungi rumahnya.

"kak Rian? Ngapain?" tanya arly basa-basi.

"gue mau ngasih ini buat lo, maaf gak bisa datang tadi malam."

Arly menggeleng. "seharusnya arly yang minta maaf, karena gak sempat ngundang kakak. Arly pikir kakak masih di korsel," ucap arly.

Rian menyodorkan hadiah yang ia berikan dengan terbungkus paper bag. Arly menerimanya. "makasih kak, oh ya teman kakak ini ngapain?" arly menatap ke tujuh cowok di belakang lelaki itu.

"mau jemput nyokap mereka,"

Arly bingung. "kok ada tujuh orang? Kan di dalem Cuma 4 orang,"

"Cuma 2 yang lain Cuma ngikut aja,"

"hai baby girl nya zio, kenalin gue rezvan. Lo anak SMAAE kan?"

Arly mengangguk. "lo tega ngebiarin kita kepanasan di sini?" ucap Exsel.

Arly beralih menatap yang lainnya. "ini kayaknya ketos Gilak ya?" ucap arly setelah menyadari siapa teman dari mantan kekasihnya itu.

Darren membuang pandangannya ke arah lain. "dia Darren, kan kamu kenal sama dia." arly menggeleng. "enggak, dia ketos Gilak yang suka ngehukum livy sama Vallen,"

"ooh nyari perkara lu ye sama Darren! Pawangnya ngeri tau," sambung Leo.

"gue tunggu di mobil," seseorang lelaki berambut hitam pekat dan dengan headphone nya, itu adalah Zaviar. Cowok kulkas bagaikan kutub Selatan.

"ya udah m-"

"lama," lelaki yang menggunakan kemeja yang tak ia kancing dan memperlihatkan kaos putih yang ia kenakan itu masuk sesukanya saja.

Belum arly memberikan izin mereka masuk begitu saja. Cowok itu masuk dengan di susul oleh ke 6 antek-anteknya. Lalu baru lah ia mengikuti langkah ke 7 cowok itu.

Echoes of pain: Bersahabat Dengan Rasa Sakit ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang