bab 14 - konflik panas Irena dan arly

6 1 0
                                    

Haii semuanya... Apa kabar? Aku kembali lagi setelah sekian lamaaa
Emang hari hari ini jadwal aku padat bangett. Gak cuma untuk hari ini, tapi seterusnya.💔

Jangan lupa vote nyaa🦋
Love uuu guys
Happy reading 🥳

****

1 bulan kemudian

BRAK!!

"ap--"

"kerjakan semua tugas gue!"

"heh! ngapain sih lo! kita bukan babu lo ya!" sentak livy.

"gue gak ngomong sama lo, tapi sama cewek murahan ini!" perempuan itu menunjuk ke arah arly yang tengah bermalas-malasan.

"gak jelas." arly menenggelamkan kepalanya pada tangannya yang ia letakkan di atas meja.

"berani lo ya!" perempuan itu menghampiri arly dengan penuh amarah. Ia menarik kuat rambut arly yang tergerai itu.

"ANJINK!" umpat Vallen yang terkejut melihat aksi kakak tingkatnya itu.

"arly!"

Perempuan itu menyeret arly dan membanting kuat ke arah dinding kelas 10 itu.

Arly yang tak bisa menahan amarahnya lagi, berdiri dari duduknya lalu menendang perempuan di depannya hingga tersungkur ke lantai.

"LO SIAPA BERANI NGEJAMBAK GUE!"

Perempuan itu tak mau kalah. Ia berdiri lalu kembali menarik rambut arly.

"NAI PANGGIL KAK DARREN!" pekik Vallen yang merasakan suasana sudah tidak terkendali. Naisa mengangguk dan langsung meninggalkan ruang kelas yang telah dipenuhi oleh banyak orang.

"KAK IREN, LEPAS KAK!" teriak livy.

Perempuan yang diketahui bernama Irena fardaha shakila itu tak mau menghentikan aksinya.

"akh anjing! lo siapa bangsat! gak kenal malah ngajak ribut," murka arly. Gadis itu menarik tangan Irena ke belakang.

"lepasin tangan gue! cewek murahan kayak lo gak pantas hidup! Mati aja lo!"

Arly tertawa kecil. "BAGUS MULUT LO GITU?! JANGAN SAMPAI GUE BERTINDAK JAUH YA ANJING!" peringat arly.

"arly itu dahi lo berdarah banyak banget," ucap livy yang terlihat panik.

"kalian dengerin ya! Luka ini gak seberapa kalau dibandingkan dengan hinaan dari perempuan gak berakal seperti dia! Gue gak tau apa-apa, dan Lo..." arly melepaskan tangannya yang semula menahan Irena.

Arly menunjuk ke arah Irena. "dan lo dengan seenaknya malah ngebully gue kayak gini, kalian semua saksi! Jangan sampai kejadian ini terulang seperti 1 bulan lalu! lo mau sekarat kayak viora karena ngelawan gue? gue lagi malas berantem. Lawan gue beda kelas soalnya. lo modal ngerengek sama bokap lo sedangkan gue harus berjuang untuk mendapatkan perhatian papa kandung gue sendiri!" Tekan arly.

"kalian hanya tahu saat gue melakukan pembullyan pada viora atau bajingan ini, kalian tak melihat apa yang mereka lakukan sama gue! Ngomong alasan lo ngebully gue apa!"

Echoes of pain: Bersahabat Dengan Rasa Sakit ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang