bab 8 - laksamana

6 1 0
                                    

Gimana kabar kalian??
Baik kan yaaa
Aku mau up bab 8 nihh, panjang kokk kali ini💋💋

****

Perkelahian itu disaksikan banyak orang, ada yang merekam atau bahkan menyoraki mereka. Padahal sudah dilarang untuk tidak melihat perkelahian itu. Darren dan beberapa OSIS sudah berupaya untuk membubarkan mereka.

Bukan berarti OSIS tidak mampu membubarkan mereka, hanya saja pada saat itu ada ratusan siswa dan siswi yang menonton kejadian itu.

"eh minggir dulu,"

"permisi,"

"boleh geseran dikit?"

"arly bantuin dong, katanya mau nonton paling depan! Gimana sih!"

"males gue, lo aja. gue tinggal jalan,"

"kasihan banget kamu livy, naisa juga penasaran sih siapa yang berantem,"

"sini ikut gue," ajak Vallen lalu di ikuti oleh ke tiganya.

"gak harus sempit-sempitan, lewat samping OSIS juga bisa,"

"lah iya, tumben otak lo lancar Len?" mereka ber empat tadi jalan memutar untuk melihat kejadian itu lebih dekat. Sekarang mereka sedang berada di belakang para OSIS. OSIS tidak menonton tapi sedang melerai.

Mereka yang berkelahi posisinya di belakang OSIS yang saat itu tengah menahan para siswa dan siswi itu.

"agh sialan, banyak banget ini ren! Gak sanggup gue!" ucap alvian-wakil ketua OSIS dengan frustasi.

"tahan bentar. leo! Cepat pisahkan Rey sama zion!" perintah darren.

"gak bisa anjir ini gue terus yang di tolak mereka, woi Van bantu kek!"

"gue nahan anjing!" umpat Rezvan kesal.

"A-arly! Itu kan Zion! Sejak kapan dia masuk lagi?" teriak livy memberitahu.

"BANGSAT! PISAHIN ANJIR!"

Kericuhan itu semakin jelas terdengar. Membuat suasana di lapangan semakin mencekam.

"kak zion! Udah kak! Kamu ngapain sih!" ucap arly memisah kan mereka. Arly menarik tangan Zion untuk menyudahi perkelahian mereka.

"lepas ze!" tolak Zion sambil melepaskan tangan arly yang mencoba menahannya.

"enggak, kamu udah luka gini. Udah kak, tolong jangan lukai dia,"

"kamu gak liat dia itu bersih? Aku yang dipukuli nya! Seharusnya kamu bilangin ke dia!"

Arly menghela nafas panjang. "STOP, KAK! UDAH GUE BILANG UDAH YA UDAH"

Suasana lapangan yang awalnya ricuh kini menjadi senyap. Tak seorang pun yang mau membuka bicara.

"kamu kalau mau berantem di luar aja sana, jangan disini. Banyak yang lihatin. Dari sekian banyak tempat kenapa harus di sekolah, kak?"

"dia yang mulai!" ucap Zion sembari menunjuk ke arah Rey yang tengah tersenyum.

"gila Lo ya senyum senyum?" bisik Leo.

"gue gak senyum karena gila, tapi gue senyum karena gue berhasil menang dari Lo, zion relanzi perkasa!"

"Lo genit sama saudara gue!" lanjutnya.

"udah Rey gue gak papa, Zion itu sahabat gue!" ujar Zaletha menengahi mereka.

"dia suka sama lo Zaletha! Mungkin cewek dia sekarang Cuma jadi pelampiasan doang. Kasihan gue lihat nya,"

Mendengar penuturan Rey, sontak arly dan Zion saling tatap. Arly melepaskan genggaman tangannya yang semula menahan Zion.

Echoes of pain: Bersahabat Dengan Rasa Sakit ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang