Chapter 2

80 43 20
                                    

Agra berbicara private di ruangan
pribadinya. Bara cucu kesayangan
Agra. Orang tua Bara sibuk kerja
di luar negeri. Bara memiliki adik
perempuan bernama Bianca
Reyna Pramadana yang ikut
Attar Pramadana, ayahnya
dan Reyna Calista, ibunya.
Bianca sekolah di luar negeri.

Agra membuka laci nakasnya.
Agra menunjukkan sesuatu
pada Bara. Agra membuka kotak,
yang isi didalamnya ada dua cincin
berlian berukuran sama, yang sangat
indah dan menampilkan sinar
yang begitu terang menyilaukan
mata.

"Kek apa ini?" tanya Bara tidak
paham dengan kotak berlian
yang baru ditunjukkan Agra
padanya.

"Cincin berlian itu pemberian
Kakeknya Rindu. Beliau dulu
sahabat kakek. Sebelum dia
meninggal. Kakeknya Rindu
kasih itu ke kakek dan harus
dijaga keasliannya," ungkap
Agra.

"Dijaga kek? Maksudnya?"
Bara masih belum mengerti
dibalik kotak pemberian Agra.

"Kamu tahu kan keluarga
Zeva dan ayahnya Cakra
itu seperti apa?" ucap
Agra.

"Iya kek aku tahu? Tapi
apakah ada yang kakek
sembunyikan dari kita.
Kenapa kakeknya Rindu
mempercayai kakek untuk
menyimpan berlian ini?"
tanya Bara penasaran
dengan rahasia Agra.

"Berlian ini sangat mahal
harganya bila diuangkan
sekitar 5 milyar. Dan itu
sengaja Ramon, kakeknya
Rindu percayakan pada
kakek, karena diincar kedua
keluarga itu. Kamu tahu
Berlian ini dibuat untuk
siapa?" ujar Agra menggantung
ucapannya.

"Amazing banget Kek. Pantas
mereka ngincar berlian ini.
Untuk siapa berlian ini Kek?"
Bara dibuat penasaran Agra.

"Untuk Kamu dan Rindu
waktu kalian bayi. Kakeknya
Dulu kakeknya Rindu dan
kakek sepakat akan menyatukan
kalian berdua. Tapi, rasanya
mustahil," jawab Agra dengan kekhawatirannya.

"Jadi, Aku sama Rindu itu
dijodohkan maksudnya. Terus
kenapa mustahil," ucap Bara
semakin bingung dengan
perkataan Agra.

"Karena kalau kamu bersatu
dengan Rindu. Nyawa dia
terancam. Lebih baik Kakek
suruh Cakra yang jagain dia.
Biar aman. Maafin kakek, Bara.
Kakek lakukan ini semua juga
demi wasiat terakhir Alda dan
Dafa almarhum kedua
orangtuanya Rindu. Rindu
harus dalam keadaan terjaga
dari orang-orang yang
mengincar berlian ini," jelas
Agra membuat Bara terkejut.

"Om Dafa sama Tante Alda
udah meninggal, Kek.
Bukannya mereka di luar
negeri. Kan waktu itu Rindu
sekolah disana," kata Bara.

"Iya, mereka memang ada
diluar negeri. Tapi, kecelakaan
terjadi pada mereka saat akan
pulang ke jakarta. Rindu itu
merahasiakan semuanya dari
semua orang demi keselamatan
nyawanya. Dan Kakek juga
yang memberikan fasilitas
untuk Rindu. Kamu benci
kan sama dia tapi kamu juga
salah paham dengan dia," imbuh
Agra panjang lebar.

"Kenapa Kakek harus bohong
sama aku? Kalau selama ini
kakek diam-diam sembunyikan
Rindu. Kenapa Rindu tidak
tinggal sama kakek?" tanya
Bara dengan ketus karena
merasa tidak dianggap.

Agra tidak bisa bicara lagi.
Dia memang salah menutupi
rahasia itu demi keselamatan
Rindu sendiri yang sudah ia
anggap sebagai cucunya.

"Bara, jika nanti Rindu sadar.
Kakek minta kamu jaga jarak
dan bersikap seolah-olah
kamu membencinya. Kamu
tahu kan Zeva tunanganmu
seperti apa? Terus di hari
pertunangan kamu juga
Kakek akan menyatukan
Cakra dengan Rindu," tutur
Agra menyuruh Bara untuk
menjaga batasan dengan
Rindu.

"Tapi, Kakek aku tidak
setuju. Lebih baik Rindu
dijaga sama pengawal
ketimbang Cakra, Kek."
Bara tidak menyetujui
saran Agra dan dia juga
tidak ingin menjaga jarak
lagi dengan Rindu.

Bara Rindu || HIATUS ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang