Pertemuan tak Terduga

68 50 35
                                    

Matahari mulai menampilkan sinar memasuki celah-celah jendela apartemen milik Raindra, setiap pagi Raindra memulai harinya dengan memeriksa peralatan cuaca seperti anemometer (pengukur kecepatan angin), barometer (pengukur tekanan udara), dan termometer. Ia juga memeriksa satelit cuaca dan radar untuk mendapatkan gambaran kondisi cuaca terkini.

Raindra menggunakan perangkat lunak khusus untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan. Ia memeriksa pola angin, curah hujan, dan suhu untuk memprediksi kondisi cuaca ke depan. Aktivitas ini membutuhkan ketelitian dan pemahaman mendalam tentang meteorologi.

Ketika tidak berada di laboratorium atau di lapangan, Raindra sering menghabiskan waktu di tempat yang tenang untuk mengamati langit dan perubahan cuaca secara langsung. Ia merasa terhubung dengan alam dan mendapat inspirasi dari setiap awan yang bergerak dan setiap tetes hujan yang jatuh.


***

Setelah musim kemarau yang panjang dan panas, akhirnya datanglah hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Langit yang sebelumnya cerah dan terik kini berubah menjadi abu-abu, awan hitam bergulung-gulung di angkasa menandakan kedatangan hujan yang ditunggu.

Kini hujan turun dengan deras di sebuah taman kota, rintik-rintik yang awalnya lembut kini berubah menjadi tetesan besar yang menciptakan simfoni alam di atas daun-daun pohon dan jalan setapak. Di tengah gemuruh air dan angin, Raindra berdiri dengan wajah menengadah, menikmati setiap tetes yang jatuh di kulit baginya hujan adalah inspirasi, sahabat setianya.

Sementara itu, di halte bus yang tak jauh dari situ, seorang gadis cantik berdiri dengan kamera tergantung di lehernya. Sky, seorang fotografer amatir, sedang berteduh dari hujan sambil memperhatikan pemandangan di sekitarnya. Sky tidak sendirian, gadis itu bersama dengan temannya yang selalu setia menemani ke manapun Sky mencari inspirasi memotret.

"Yahh hujannya deras sekali," gumamku sambil menatap hujan turun

"Tunggu sampai berhenti baru kita lanjut pulang," ujar Bulan

"Iya Lan."

"Kira-kira bakalan lama tidak ya hujannya."

"Aku tidak tahu."

"Atau kita terobos saja?"

"Hujannya deras sekali Lan, wajahku sakit semua kena air."

"Iya juga."

Kini kami terdiam menikmati dinginnya cuaca, melamun berperang dengan isi kepala masing-masing hingga penglihatanku mengarah ke satu titik di mana ada seseorang laki-laki yang kini sedang bermain di bawah air hujan.

"Dia tidak kedinginan main hujan-hujanan jam segini ya," pikirku


***

Tiba-tiba, ia menyadari ada momen istimewa yang harus diabadikan. Dengan cepat, ia mengangkat kameranya dan mulai mengambil beberapa foto Raindra yang menari di tengah hujan. Setiap klik kameranya seakan menangkap esensi kebahagiaan yang terpancar dari setiap gerakan Raindra.

Raindra, yang asyik menikmati hujan, tidak menyadari bahwa ada seseorang yang sedang mengamati keceriaannya dari kejauhan. Baginya, saat itu hanyalah dia dan hujan yang menyatu dalam kesederhanaan dan keindahan alam.

Kini hujan sudah berhenti, semua manusia yang semula menunggu hujan berhenti sudah melanjutkan tujuannya masing-masing. Halte yang semula ramai kini kembali sunyi, lamunanku buyar karena Bulan menggenggam tanganku untuk segera pulang ke rumah.

"Kemana laki-laki itu pergi," gumamku

"Sky, ayo pulang sudah sore ini."

"Iya Lan, sabar dong."

RaindraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang