Melangkah ke Masa Depan

9 7 3
                                    

Beberapa minggu setelah pameran, kehidupan mereka berempat kembali bergulir, tetapi kini dengan arah yang lebih jelas. Pameran itu tidak hanya memberi mereka pengakuan, tetapi juga membuka jalan bagi peluang yang lebih besar. Tawaran kolaborasi datang dari berbagai pihak universitas, organisasi lingkungan, hingga perusahaan teknologi, semua ingin terlibat dalam perpaduan seni dan sains yang mereka ciptakan.

Di sebuah sore yang cerah, mereka berkumpul kembali di ruang kerja Sky. Foto-foto pameran yang telah selesai dipajang di dinding, seakan menjadi pengingat tentang apa yang telah mereka capai bersama. Namun, di antara semua pencapaian itu, ada perasaan bahwa mereka masih berada di awal perjalanan mereka.

"Jadi, bagaimana kita melangkah dari sini?" tanya Bulan, duduk di sudut ruangan dengan laptop terbuka. "Kita punya banyak tawaran, tapi aku rasa kita perlu memilih dengan hati-hati."

Sky mengangguk, berdiri di depan jendela, memandang ke luar seakan mencari inspirasi dari langit yang mulai berubah warna menjelang senja. "Ini lebih besar dari sekadar proyek selanjutnya. Aku ingin apa yang kita lakukan berikutnya memiliki dampak nyata. Tidak hanya bagi mereka yang peduli pada seni atau sains, tapi juga bagi generasi mendatang."

Raindra, yang duduk di samping Sky, menyusun catatan tentang data cuaca yang sedang ia kumpulkan untuk proyek berikutnya. "Aku setuju. Jika kita ingin melangkah lebih jauh, kita harus membangun sesuatu yang berkelanjutan. Aku ingin ilmuku bisa diakses oleh semua orang, bukan hanya komunitas ilmiah."

Arga, yang duduk di seberang mereka, menatap layar ponselnya, membaca pesan dari salah satu organisasi yang tertarik untuk bekerja sama. "Kita bisa mulai dengan membentuk platform digital seperti yang kita bicarakan di kafe waktu itu. Sebuah ruang di mana orang bisa berbagi data cuaca mereka sendiri, membuat karya seni, dan berkolaborasi dalam penelitian. Ini akan jadi lebih dari sekadar proyek ini bisa menjadi gerakan global."

Semua mata tertuju pada Arga, ide yang sebelumnya hanya menjadi percikan kini mulai tumbuh menjadi sesuatu yang nyata.

Bulan menambahkan, "Dan kita bisa mengadakan lebih banyak pameran, bukan hanya di kota besar, tapi di tempat-tempat yang terkena dampak perubahan iklim secara langsung. Bayangkan jika kita bisa membawa karya kita ke komunitas pesisir yang menghadapi kenaikan air laut, atau ke daerah pedalaman yang mengalami kekeringan ekstrem. Kita tidak hanya akan menampilkan karya, tapi juga membangun hubungan dengan orang-orang yang mengalami perubahan ini setiap hari."

Sky berbalik dari jendela, wajahnya cerah dengan semangat baru. "Kita tidak bisa lagi hanya menunggu orang datang ke kita. Kita harus membawa pesan ini ke dunia, ke tempat-tempat yang paling membutuhkan perubahan."

Raindra tersenyum tipis. "Dan ini adalah saat yang tepat. Dengan teknologi yang kita miliki, kita bisa menjangkau orang di seluruh penjuru dunia. Sains yang selama ini tampak abstrak bagi banyak orang, sekarang bisa kita jelaskan dengan cara yang lebih personal, lebih menyentuh."

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RaindraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang