Pertemuan Singkat

63 50 25
                                    

Jam menunjukkan pukul 5 sore, Raindra baru saja selesai mengumpulkan data cuaca di taman kota. Ia menyiapkan peralatannya di dekat pintu kafe, sambil memeriksa kembali hasil pengamatannya sebelum pulang. Langit mulai mendung, namun Raindra masih asyik memeriksa grafik dan angka di layar laptopnya.

Sky, yang sedang duduk di dalam kafe, menikmati secangkir kopi sambil melihat-lihat foto-foto hasil jepretannya di laptop. Melalui jendela besar kafe, ia melihat seseorang yang tampak sibuk dengan peralatan cuaca di luar. Sosok itu tampak penuh dedikasi, bahkan ketika tanda-tanda hujan semakin jelas.

"Orang itu yang kemarin menari di bawah hujan bukan sih," gumam Sky

Tiba-tiba, hujan turun dengan deras, membuat Raindra terpaksa menghentikan penelitiannya dan buru-buru menyimpan peralatannya. Dengan cepat, ia berlari menuju kafe terdekat untuk mencari perlindungan. Basah kuyup, ia masuk ke dalam kafe dan segera disambut oleh kehangatan dan aroma kopi yang menenangkan. Tetesan air mengalir dari rambutnya ke leher, menyerap ke dalam kerah bajunya. Ia cepat-cepat mencari tempat duduk yang kosong.


***

Sky memperhatikan Raindra yang masuk ke dalam kafe dengan berlari cepat. Tanpa sadar, ia meraih kameranya dan mulai memotret momen Raindra yang sibuk mengatur peralatannya dengan setetes air hujan yang masih mengalir di wajahnya. Ia memotret dari berbagai sudut, berusaha menangkap ekspresi serius Raindra.

Dengan rambut yang sedikit basah akibat hujan, fokus pada grafik dan angka di layar laptopnya. Sesekali ia melihat keluar jendela, merasakan setiap tetesan hujan sebagai bagian dari pekerjaannya dan juga sebagai inspirasi.

Raindra, tidak sadar sedang dipotret, menemukan tempat duduk di dekat jendela. Ia meletakkan peralatannya di meja dan mulai mengeringkan dirinya dengan tisu yang ada di sana. Ia kembali fokus pada laptopnya, memeriksa data yang baru saja dikumpulkannya di bawah hujan. Matanya terfokus pada layar, bibirnya menggumamkan angka-angka dan hipotesis yang hanya dimengerti olehnya. Di sela-sela kesibukannya, ia memesan secangkir kopi panas untuk menghangatkan diri.

Sky, setelah beberapa kali mengambil gambar, merasa puas dengan hasil fotonya. Ia menyimpan kameranya dan kembali menikmati kopinya. Sekilas, ia melihat Raindra yang begitu tenggelam dalam pekerjaannya, terkesan dengan dedikasi dan ketenangannya meskipun basah kuyup. Sky tidak bisa menahan senyumnya, merasa bahwa ia telah menangkap momen yang sangat autentik dan alami. Ia merenungkan betapa jarang ia melihat seseorang yang begitu terfokus dan berdedikasi seperti Raindra.

Setelah beberapa menit, Sky merasa terdorong untuk mendekati Raindra. Ia mengambil napas dalam-dalam, memberanikan diri, dan berjalan ke meja Raindra.

"Hei, aku tadi tidak sengaja memotretmu saat masuk. Kamu terlihat sangat fokus dengan peralatanmu," kata Sky dengan senyuman menunjukkan kameranya

Raindra mendongak, sedikit terkejut tetapi kemudian tersenyum ramah, "Oh, tidak apa-apa. Aku memang sedang mengumpulkan data cuaca dan hujan ini datang tiba-tiba," jawabnya, sambil mengusap sisa air hujan dari wajahnya

Sky mengangguk, "Aku Sky, seorang fotografer. Aku suka mengabadikan momen-momen alami, dan hujan adalah salah satu favoritku. Kamu pasti peneliti cuaca, ya?"

Raindra tersenyum lebih lebar, " Iya, benar. Aku Raindra. Aku suka hujan, tapi lebih dari sisi ilmiahnya. Hujan selalu punya cerita sendiri dalam data yang aku kumpulkan."

Obrolan ringan berlanjut di antara mereka, berbagi cerita tentang kecintaan mereka terhadap hujan dan langit. Sky menceritakan bagaimana ia sering berburu foto saat badai petir dan senja yang dramatis, sementara Raindra berbagi tentang penelitiannya mengenai pola curah hujan dan dampaknya terhadap lingkungan. Mereka merasa ada koneksi yang kuat, seolah-olah mereka sudah saling mengenal lebih lama dari yang sebenarnya.

RaindraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang