{6}

115 84 7
                                    

Sementara daren menunduk lesu di ruang bawah tanah,ia sudah melihat mulai dan keputusan nya ia akan di keluarkan dari sekolah secara tidak terhormat.
"Daren"panggil Rakha tetapi tidak digubris oleh daren.

Sementara itu Cakra hanya memikirkan tasa yang keluar dari tiga besar bahkan sepuluh besar.
"Gue bakalan di amuk sama bokap ,"ucap daren frustasi.
"Kita benar benar disiksa ,"ucap Albi yang juga sama frustasi nya.

"Kalian semua boleh pulang,"ucap pak firman yang tiba tiba ada disana dan membuka sel mereka.
Mereka semua merasa lega akhirnya bisa bebas dari penjara yang bisa membuat mereka gila.

•°•

Tasa keluar dari mobilnya setelah sampai di mansionya.ia memang memilih membawa mobil sendiri dari pada harus di antar jemput oleh sopir.
Tasa masuk ke mansion nya yang terlihat begitu mewah.
"Pa,, panggil tasa pelan,pria paru baya itu mengalihkan pandangannya.
"Papa sudah tahu,itu ulah anaknya Bianca kan,"ucap Ares menatap tasa.
"Papa bakalan beri dia pelajaran,"ucap Ares lagi membuat Tasa senang.

"Apa yang papa bakal lakuin,"tanya tasa
"Papa bakal berhenti suntik dana buat perusahaan nya,"jelas Ares.
"Kalo gitu tasa ke kamar dulu ya pa,"ucap Tasa lalu pergi ke kamarnya.

Sesampainya di kamar ia langsung pergi ke depan komputer nya dan mulai melakukan aksinya.
Ia masuk ke akun pribadi GHS dan mulai mengetikkan sesuatu di sana.bukan tanpa sebab tasa mengetahui sandi nya,tapi dia mendapatkan nya saat berada di ruang TU.
"Berhasil"gumamnya dan tidak cukup 10 menit sudah banyak yang mengomentari artikel tersebut.

Setelah selesai dengan aktivitas nya Tasa pergi ke RS mengunjungi mamanya yang sedang di rawat di sana.
"Ma,kapan bangun nya,"gumam tasa sedih menatap wanita paru baya yang terbaring di atas ranjang rumah sakit.sudah terhitung satu tahun vreska koma dan belum ada tanda tanda untuk bangun.

"Ma cepat bangun ya"ucap tasa lalu mencium kening vreska.

•°•

Eka melangkah masuk ke dalam mansionya,hanya kesunyian yang ia dapat.
"Eka kok Lo ninggalin gue sih,"teriak Rakha.
"Berisik Lo,"ucap eka.
"Permisi non,den, dipanggil sama tuan,"ucap salah satu maid menghampiri mereka.
Eka dan Rakha saling pandang,kedua saudara kembar itu merasa gugup jika sudah dipanggil oleh orang tuanya.

Plakk...suara tamparan menggema di ruangan tersebut.Rakha menoleh ke samping saat tangan kekar Aditama menampar pipi nya saat baru saja sampai.
"Kamu itu penerus perusahaan, seharusnya kamu itu bisa masuk sepuluh besar,"tekan Aditama sementara Rakha hanya menatap datar papanya itu.
"Lihat eka kembaran kamu tidak pernah keluar dari tiga besar, seandainya dia laki laki ,dia yang bakalan pegang perusahaan,"ucapnya lagi.

Rakha berusaha menetralisir perasaan nya, rasanya begitu sakit di banding banding kan.
"Pa,udah Rakha kan baru pulang,"ucap Eka berusaha menenangkan papanya.
Aditama menatap eka dengan lembut lalu mengusap kepalanya pelan.
"Kamu memang anak yang baik,"ucap Aditama,lalu mengalihkan tatapannya pada Rakha.
"Papa tidak mau tahu kamu harus dapat masuk sepuluh besar try out berikutnya,"ucap Aditama lalu pergi dari sana.

"Rakha Lo.."
"Gue baik kok eka,Lo tenang aja"ucap Rakha memotong ucapan eka.
"Gimana kalo kita main PS aja,"ucap Rakha antusias dan diangguki oleh eka.

Rakha Sebastian Aditama dan zhelyana syeka Rafaella merupakan anak dari pasangan Aditama dan Rafaella,ini memang kerap mendapat kan perlakuan berbeda,tapi itu tidak mempengaruhi hubungan keduanya, mereka tetap saling menyayangi satu sama lain.dan seantero sekolah tidak ada yang mengetahui hubungan mereka berdua.
"Papa berubah semenjak mama ngak ada,"batin eka menatap sendu foto ibunya yang di pajang di kamar Rakha,tanpa sadar ia sudah menangis.

Rakha yang menyadari nya langsung memeluk eka erat.
"Tenang Abang bakalan selalu jaga Lo,"gumam Rakha

•°•

Reni masuk ke rumahnya yang berlantai tiga.
"Akuuu pulang,"teriak Reni .
"Si beban sudah datang,"ucap kakaknya.
"Beban pala Lo,"ucap Reni pada kakaknya itu.
Kakak nya atau kita panggil saja Amel tidak menghiraukannya dan langsung pergi ke kamar.

"Gimana sekolah Lo...?"tanya kakak nya yang satu.
"Capekkk,"ucap Reni manja
"Ya gitu aja capek,"ledek kakaknya Bagas.
"Lo pada ngak ngerasain sekolah di sekolah gue,gue kan yang pertama sekolah di situ,"ucap Reni menunjuk satu persatu saudaranya itu.memang Reni memiliki 6 saudara dan dia adalah si bungsu, keluarga nya juga harmonis dalam artian lain tentunya.

•°•

Albi dan Cakra mereka sedang menikmati kopi di balkon rumah Cakra.rumah mereka memang berdekatan tidak jarang mereka sering berkunjung satu sama lain.
"Gue ngak tahu kabarnya daren sekarang,"ucap Albi membuka suara.
"Dia bakalan keluar dari sekolah,"gumam Cakra.

Mereka merenung sudah dua teman mereka yang jadi korban,dan sudah pasti selanjutnya adalah giliran yang lain.

•°•

Sementara daren sedang menahan rasa sakit akibat di pukul oleh ayahnya sendiri.
"Kamu benar benar malu maluin papa,"bentak Leonard lalu kembali memukul daren dengan ikat pinggang nya.

Mila Mamanya hanya diam menyaksikan nya ,ia juga cukup kecewa pada daren.
"Kamu bakalan papa kirim ke inggris,"ucap Leonard.
"Tapi..pa,"daren berusaha melawan namun, kembali di pukul oleh Leonard.
"Itu sudah keputusan saya dan kamu tidak boleh membantah,"lanjutnya kemudian meninggalkan daren sendirian.

Daren memukul dinding disampingnya sebagai pelampiasan.
"Capek gue,"gumamnya.

•°•

Maria merenung di kamar nya,ia tidak menyangka kalo bakalan banyak korban lagi di sekolah nya.

Ting,...satu notifikasi masuk di wathsap nya

Mama
Mama sama papa
Masih di luar negeri kamu sendiri
Aja ya ,di rumah sayang,❤️

Maria tidak membalasnya,ia kesal karena orang tuanya tidak pernah peduli padanya mereka selalu saja memprioritaskan pekerjaan daripada anak semata wayangnya ini.
Maria menatap foto kakak nya, seandainya dia masih hidup Maria tidak akan kesepian seperti ini.

•°•

TBC......
Jadi bab ini cuma membahas soal keluarga Mereka ya guys.
Jangan lupa voment guyssss..........

SOLVE THE PUZZLE(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang