{21}

23 11 1
                                    

Tasa melangkah memasuki ruang kepala sekolah setelah pak Lukman memberitahu kedatangan keluarga nya.
Ceklek...yang pertama kali di lihat adalah tatapan sendu dari sang ayah.
"Ada apa pa?"tanyanya penasaran, tidak biasanya Ares menatap nya seperti itu.
"Kita pulang dulu ada yang mau papa bilang,"ucapnya

"Ngomong disini aja kan bisa"
"Ini penting papa mohon,kamu harus ikut papa pulang"ucapnya lagi mau tidak mau Tasa hanya mengangguk setuju.
Setelah berpamitan dengan pak Jabbar alias calon kepala sekolah GHS kedua ayah dan anak itu berjalan beriringan menuju parkiran.
Tasa sebenarnya heran kenapa tiba-tiba ayahnya menjemputnya, firasatnya jadi tidak enak.

"Ayo masuk,"ucapan Ares berhasil membuat Tasa sadar dari lamunannya.
Tasa mengangguk dan segera masuk kedalam mobil.

Mobil mewah itu berhenti tepat di mansion yang cukup megah,tapi yang menarik perhatian tasa adalah bendera putih yang terpampang jelas di gerbang nya.
"Papa bisa jelasin,?"tanya Tasa panik
"Kamu masuk dulu"ucap Ares lalu memasuki mansion nya dengan Tasa .

Tasa menatap seseorang yang terbaring lebih tepatnya jenazah di ruangan tersebut.
Tasa berjalan perlahan dan membuka kain yang menutupi wajahnya.
"Ma..."lirih Tasa dengan air mata yang tak terbendung.
Wanita paru baya yang selama ini menemani masa kecilnya,wanita yang saat dunia jahat padanya dia tetap ada membelainya dengan tangan lembutnya, itu sudah menutup mata untuk selama selamnya.

Tasa melihat ke orang orang yang melihatnya prihatin, dengan cepat Tasa berlari kecil ke kamarnya,Ares yang melihat itu hanya dia menatap nya sendu.

•°•

Keesokan harinya para siswa Genius clas sudah mulai melakukan ujian try out.
"Tasa mana,"gumam Reni khawatir , pasalnya ujian sudah dimulai sejak beberapa menit yang lalu.

Sementara Cakra dengan gelisah mengerjakan soal akibat pesan yang ia dapat tadi malam.
"Orang ini benar benar berambisi buat nomor 1,"gumamnya lelah.

Teng tong teng....
Bel yang menunjukkan bahwa try out sudah selesai membuat siswa Genius high school merasa lega akhirnya mereka bebas dari ujian.
"Eka Lo tahu kabar Tasa?"tanya Reni menghampiri Eka dibangku nya.
"Gak gue juga bingung kemana perginya tuh anak,"ucapnya

"Aaaaaakhh"teriakan cinta berhasil membuat mereka semua menoleh ke sumber suara
"Lo kenapa sih"tanya Aqil
"I...tu.li..at"ucapnya terbata bata menunjuk sesuatu didalam lokernya.
Aqil mendekat seketika bau menyengat dari mayat tikus di dalam loker tersebut membuat nya mundur.

"Siapa yang naro"ucapnya menatap cinta
"Ya mana gue tahu, please gue minta tolong bersihin loker gue"ucapnya, tidak ada yang bergerak sama sekali.Hingga Azmi yang berdiri dan mengambil bangke tersebut.

Secarik kertas menarik perhatian Azmi dia mengambil surat tersebut dan menyimpan nya di saku celananya, kemudian berlalu keluar kelas dengan bangke tikus di tangan nya.
"Kenapa teror terus datang sebenarnya siapa diantara mereka pelakunya"gumam Maria menatap teman sekelasnya.
"Gue mau semua anggota Genius class ngumpul di ruang belajar,gue mau bicara in sesuatu,"ucap Cakra kemudian berlalu keluar kelas.

"Mau apa lagi sih udah tahu lagi keadaan gak aman,"gumam cinta kesal.
Tapi mau tidak mau ia harus ikut setelah Reni menyeretnya dengan pasrah.

Diruang belajar anggota Genius clas berkurang kecuali Tasa sendiri.
"Gue mau Lo semua jujur siapa yang udah neror?"tanya Cakra tenang menatap mereka bergantian.Tatapannya berhenti di di angkasa .
"Lo nuduh gue"ucap Angkasa merasa Cakra sedang mengintimidasi nya.

SOLVE THE PUZZLE(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang