Rabyell 4

5 1 0
                                    

Selamat membaca

4. Gawat

"TIAN, ALDO, BARRA, GINO!!!!!!!"

"Alamak mampus"

Terlihat tepat di depan pintu Agell berdiri dengan kedua tangan di pinggang menatap horor ke empat curut yang tengah bersembunyi di bawah kolong meja.

"SINIIN HP GUE!"

"Lo si ngapain pake ngambil hp segala jadi ngamuk kan tuh betina" bisik Kris geram menatap Aldo.

Tadi mereka sempat berada di perpus bersama membantu Agell mencari beberapa buku untuk di pinjam gadis itu. Setelah mendapatkannya mereka memutuskan untuk nongkrong di taman belakang sekolah sambil menunggu lonceng masuk. Aldo yang saat itu melihat Agell menatap ponselnya sambil tersenyum, seketika jiwa jahilnya muncul. Tanpa permisi ia merebut ponsel milik gadis pendek itu dan berlari terbirit-birit dengan Agell yang ikut berlari mengejar pemuda mulet itu.

Kris dan Barra yang belum paham situasi ikut panik dan berlari bersama Aldo. Sedangkan Gino, ia tadi hanya lewat saja tapi melihat ada aksi kejar-kejaran ia juga ikut berlari. Aneh emang!. Alhasil mereka berempat di kejar Agell dan berakhir bersembunyi di bawah kolom meja.

Agell berjalan cepat menuju meja tempat persembunyian mereka. Gampang baginya untuk menemukan keempat kurcaci itu. Gimana gak keliatan orang kolom mejanya bolong.

"Bangun gak Lo" Agell menjewer telinga Aldo kuat sampai laki-laki itu menjerit. "Ampun bunda" mohon Aldo. Ia mengangkat tinggi ponsel yang ada di tangannya membuat Agell yang tingginya hanya sebatas dada Aldo kesulitan meraihnya. Barra merampas ponsel itu dan membukanya tanpa izin dari sang empu. Hal itu membuat Agell semakin geram, ingin sekali ia mencakar wajah tampan pemuda berponi itu.

Barra terlihat mengotak-atik benda pipih itu sesekali menggeram marah terlihat dari rahangnya yang mengeras menghiruakan Agell yang sudah mencak-mencak tidak jelas.

"His auh ah males" Agell menghentakkan kakinya kesal. Berjalan menuju mejanya kemudian menelungkupkan kepalanya di kedua lipatan tangan.

"Duuh Bu peri Agell ngambek"Kris menghampiri gadis bontot itu. Ia menunduk mengintip wajah Agell dari sela-sela tangannya memastikan apakah Agell menangis atau tidak.

Kalian biasa gitu gak?

Aldo yang melihat itu menjadi merasa bersalah. Ia mengapit pundak Gino berjalan menuju kedua manusia itu meninggalkan Barra yang masih sibuk dengan ponsel Agell.

"Bunda jangan marah dong maapin bang Aldo yaa" bujuk Aldo dengan suara yang di buat selembut mungkin.

Bukannya terharu Gino malah merasa jijik dengan suara Aldo yang di buat-buat. "Jijik banget gue, berubah jadi banci Lo sekarang?" Sarkas pemuda itu menatap jijik Aldo.

"Apa sih diem Lo" balas Aldo menatap tajam Gino. Gino menoyor kepala Aldo membuat laki-laki itu terhuyung ke belakang. Sedangkan Kris masih sibuk mengintip Agell.

"Gell kasih tau gue sekarang Lo pacaran sama Tino?" entah kapan Barra muncul pemuda itu kini sudah berdiri di depan Agell.

"Bukan urusan Lo" ketusnya masih dalam posisi yang sama enggan mengangkat kepalanya.

"Lo kenapa jadi tiba-tiba bahas Tino?" Kris mengalihkan pandangannya menatap tanya Barra.

Menghela nafas sebentar Barra kembali mengatensikan perhatiannya kepada Agell ia mengelus rambut gadis itu tanpa menghiraukan pertanyaan dari pria cantik di samping Agell. Tak penting menurutnya. Kebiasaan  ni anak!

Kris yang merasa di abaikan berdiri kemudian menarik pelan lengan Agell membawanya pergi. Agell hanya ikut saja tak niat menolak.

Ketiga laki-laki jakung menatap kepergian dua manusia itu sampai menghilang di balik pintu.

Rabyell Alfagell Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang