14. Nyangkut
Sudah seminggu sejak kejadian di mana Aldo memukul Galang. Sejak itu pula Aldo tak pernah melihat batang hidung Tiara, entah kemana kekasihnya itu. Aldo uring-uringan mencari keberadaan gadisnya, setiap pagi sebelum les dan jam istirahat Aldo menghampiri kelas Tiara namun hanya mendapati tas kelinci di kursi, tidak dengan pemiliknya.
Aldo juga sudah mengunjungi rumah gadis itu tapi tak membuahkan hasil sedikit pun. Orang tua gadis itu selalu memberikan berbagai alasan, seperti Tiara yang sedang tidur siang tidak bisa di ganggu, atau tengah keluar, tapi mereka tutup mulut jika di tanya keluar kemana. Gadis berambut panjang itu hilang bak di telan bumi.
Berbagai pesan sudah Aldo kirim, centang dua tapi tidak di balas. Aldo juga tidak pernah absen setiap hari menghubunginya tapi panggilannya tak pernah di gubris. Kenapa dengan gadis itu sebenarnya?
Aldo berjalan menyusuri koridor, setiap sudut ruangan ia kunjungi semoga ia bisa menemukan gadisnya. Ke-lima kurcaci lainnya pun sama, mereka berpencar mencari keberadaan Tiara membantu pemuda itu. Mereka tidak tega melihat Aldo yang nampak frustasi dan tidak seceria sebelumnya.
"Ini kita cari kemana lagi ya" Gino mendudukkan dirinya di bangku depan kelas yang mereka lewati. Pemuda bermata sipit itu nampak lelah karena sedari tadi terus berjalan mengelilingi sekolah yang seluas galaxy. Kebetulan hari ini guru rapat jadi seluruh siswa di bebaskan dari KBM.
Barra juga ikut duduk di samping Gino menyandarkan punggungnya di tembok. "Gak tau cari ajalah siapa tau ketemu"
Gino menghelah napas panjang, mau cari kemana lagi? Semua penjuru sekolah sudah mereka kunjungi namun nihil tidak menemukan Tiara di sana. Gino mencoba berpikir mungkin ada tempat yang belum mereka kunjungi "eh Bar kita dari tadi nyarinya di dalam gedung sekolah doangkan?" Barra mengangguk. "Kalau belakang sekolah? Kita belum ke sana kan?" Barra mengangguk lagi.
"Yaudah kita cari ke sana" Gino berdiri berjalan terlebih dahulu meninggalkan Barra yang terlihat ogah-ogahan untuk berdiri kembali. Kakinya sudah sangat lemas sekali.
Di tengah kesibukan para kurcaci yang tengah mencari Tiara. Di sisi lain gadis yang mereka cari tengah tertidur di atas pohon jambu belakang sekolah.
Semenjak kejadian hari itu Tiara memilih untuk menjauhkan diri dari Aldo. Setiap pagi sebelum bel pertama ia bersembunyi di belakang lemari saat laki-laki itu mendatangi kelasnya dan saat jam istirahat pohon jambu ini yang akan ia kunjungi. "Enak bener tiduran di sini ademm" gumamnya dengan mata yang masih terpejam menikmati hembusan angin.
"Sepi juga ya di sini, entar kalo ada Kunti gimana ya?" Tiara membuka mata, menatap ranting-ranting pohon dan buah jambu yang berwarna merah. Ia memetik satu buah jambu di sebelah kanan lalu memakannya. Jambu ini sangat enak apalagi di petik langsung dari pohonnya, beuhh segerrr.
"Yaudah si kalau dia muncul gue ajak nongkrong aja di sini temenin gue, dari pada sendiri kan?" Sinting nih anak Kunti di ajak nongkrong. Tiara kembali memetik buah jambu. Setiap hari saat jam istirahat sekolah begitulah kegiatan Tiara selama seminggu ini.
Di karenakan belakang sekolah yang mereka anggap angker karena terdapat gudang tua bekas seorang siswi angkatan lalu di temukan meninggal di sana, tempat itu tak pernah di kunjungi murid SMA Atmadja bahkan murid bandel yang membolos pun tidak berani.
Tapi Tiara? Bodo amat dia tak takut sama sekali. Dia bukan indigo kan? Jadi ya gak usah takut.
"Bar gue takut" cicit Gino yang tadi berjalan memimpin kini berbalik bersembunyi di belakang Barra. Suasana belakang sekolah sangat sepi tak ada orang di sini. "Ck Cemen lakik kok takut"
Kedua kurcaci itu berjalan mengendap-endap melirik kanan kiri semoga saja tidak muncul makhluk astral di sini.
"Kretek"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rabyell Alfagell
Abenteuer~Rabyell Alfagell~ "Bukan aku yang diceritakan tapi aku yang akan menceritakan" Narasi tentang kisah persahabatan abadi antara 6 sekawan yang didalamnya terdapat 1 gadis yang menjadi kunci utama persahabatan mereka. Mereka menganggap gadis ini sebag...