Rabyell 5

4 1 0
                                    

HALLO manteman jumpa lagi🙋🏻‍♀️

Selamat membaca📖

Jangan lupa tinggalkan jejak ⭐&💬

______________________________________

5. Ikut!

Gino menendang keras pintu kelas menimbulkan dentuman besar mengagetkan penghuni di dalamnya.

"Babi Lo semua malah ninggalin gue sendirian" umpat Kris berjalan menghampiri ke empat manusia yang kini duduk satu meja dengan napas yang memburu.

"Emang Lo siapa kita?" sinis Kris menatap jijik Gino.

"Lo gak nganggep gue ada? Gino balik bertanya.

"Gak! Lo cuman ikut-ikutan gak ada secuil pun bagian Lo di sini " Tegas Kris mengeluarkan aura permusuhan.

"Ok! Ijinin gue masuk hari ini!" Tintah Gino menatap nyalang satu persatu manusia di depannya.

Barra melirik Agell yang diam nampak tak terusik sedikit pun.
"Gell" panggilan itu mengalun lembut dari bibir si pemuda berponi.

Tanpa menjawab Agell mengangguk. Terdengar helaan napas panjang dari Gino. "Nih" Gino menyodorkan 5 bungkus permen Yupi kepada Agell tanda salam dan terima kasih. 

Agell menerimanya dengan sorot mata penuh binar "Thanks". Gino mengangguk, ia menarik kursi di dekatnya ikut duduk melingkar di meja.

Kris melirik tajam kearah Gino "Lo masih musuh gue" tunjuknya tepat di depan wajah Gino.

Ia menaikan alisnya heran. Melihat itu Kris semakin di buat geram "Berani lecet Lo gue bantai!" Ucapnya lantang. Itu merupakan sebuah ultimatum yang harus di penuhi.

Gino mengangguk mengerti "Gua gak janji..." Ucapnya menggantung kalimatnya. Semua mata menuju kearahnya menatapnya tajam. Bahkan kini rahang Kris pemuda cantik itu sudah mengeras menandakan ia sangat marah sekarang.

Gino tersenyum miring menatap remeh ke tiga manusia itu kecuali Agell yang di tatap teduh olehnya. "Tapi gue akan berusaha semampu gue sampai  ke titik penghabisan sekalipun" lanjutnya tegas dengan sorotan mata menajam. 

"Bagus! Welcome bro" Aldo menepuk dua kali pundak Gino sebagai ucapan selamat datang. Gino membalasnya dengan senyuman. Ia melirik ke arah Agell yang di balas anggukan dari gadis kecil itu. Sedangkan Kris masih membuang muka enggan menatap wajah Gino seolah-olah itu adalah hal yang sangat memuakkan baginya.

"Byy" suara lirih itu masuk ke indra pendengaran mereka. Serempak mereka menoleh, terlihat seorang pemuda berdiri gagah dengan kedua tangan di masukkan ke dalam saku celana.  
Penampilan laki-laki Badas itu sangat menawan dengan bola mata hazel lancip seperti milik ular.

Agell menatap mata tajam pemuda itu namun ia bisa melihat tatapan sendu terselubung di balik lensa itu. Agell tersenyum "siniii" pintanya menyuruh pemuda itu untuk bergabung. Namun sebelum melangkah Aldo lebih dulu menyerbu.

"Awh akhirnya setelah sekian purna Dady gue datang" pekik Aldo. Ia berlari menghampiri Alfa memeluknya erat. Di ikuti dengan ketiga orang lainnya meninggalkan seseorang yang menatap mereka iri.

Jika mereka menganggap Agell adalah Bunda, Peri, dan Dewi. Maka Alfa adalah sosok Ayah, Malaikat, dan Dewa bagi mereka.

"Sini, Lo gak mau gabung?" ajak Alfa merentangkan tangannya lebih lebar untuk menampung seorang lagi. Gino tersenyum berlari menubruk dan masuk dalam pelukan itu. Pelukan nyaman yang baru ia dapat hari ini. Rasanya ia ingin terlelap menikmati elusan lembut di punggungnya, ia merasa aman dalam pelukan ini.

Rabyell Alfagell Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang