"Apa yang gadis itu lakukan akhir-akhir ini?" dengan mata yang pokus pada tumpukan kertas didepan nya. Lucas mencelupkan kuas ke tinta dan menandatangani kertas tersebut. Ia meletakan kuas dengan asal menatap kearah jendela.
"Putri tidak melakukan apapun yang terlihat mencurigakan, Pangeran. Akhir-akhir ini, dari rumor pelayanan mengatakan bahwa Putri lebih sering mengurung dirinya di kamar." Jawab Zenos, pengawal pribadi Putra Mahkota.
Mendengar jawaban Zenos, Lucas mengerutkan kening nya bingung. Apa yang membuat Anuva tidak lagi mendekati nya, ataupun melakukan sesuatu yang terkesan mencoba menarik perhatian nya. Lucas berdiri dari posisi duduk nya, melangkah kearah jendela dan menatap intes seseorang dibawah sana yang terlihat memperhatikan tanaman seperti orang bodoh.
"Apakah ini taktik baru nya untuk menarik perhatian ku?" Monolog Lucas. Seringai tipis terbit dibibir laki-laki itu, sosok gadis yang ia perhatikan saat ini adalah sosok yang setiap malam nya ingin ia tikam menggunakan sebilah pedang panjang. Bayangan balutan pedang yang mengkilap dilumuri darah segar dari Anuva mampu membuat Lucas tersenyum senang.
"Apa anda tidak ingin menemui nya?" Pertanyaan dari Zenos yang kini sudah berada disamping nya mampu membuat lamunan Lucas buyar. Laki-laki dengan gelar Putra Mahkota itu menatap sang pengawal pribadi dengan datar.
"Apakah aku perlu menghampiri nya setiap hari? Aku takut gadis itu berpikir jika aku tertarik pada gadis pembunuh seperti nya." Desis Lucas, ia menatap Anuva dengan tatapan benci.
Lucas tidak akan bisa melupakan kejadian dimana Anuva yang memegang sebuah pisau tajam berlumuran darah dan sebuah jasad gadis yang ia cintai tergeletak tak bernyawa. Anuva, yang merenggut semua kebahagiaan yang ia dapatkan dengan susah payah. Gadis sialan itu yang sudah membunuh tunangan nya.
Zenos yang berdiri disamping Lucas hanya menghela napas, paham pada sesuatu yang ada didalam diri sang Putra Mahkota. Mata Zenos beralih menatap Putri Anuva yang tengah duduk diatas rerumputan dengan beberapa bunga yang berhamburan didepan nya. Kegiatan yang dilakukan gadis itu cukup membuat Zenos tertarik.
"Sepertinya Putri terlihat cantik hari ini." Lucas dengan cepat menoleh mendapati wajah Zenos yang menatap kagum kearah Anuva.
"Ulangi yang baru saja kau ucapakan." Nada suara yang terdengar marah itu mampu membuat Zenos menengang. Ia tersenyum canggung kearah Putra Mahkota.
"Tidak ada yang boleh memuji gadis sialan itu selain diri ku."
༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶
"Putri, anda tidak seharus nya duduk di tanah seperti ini!" Emely, pelayan pribadi Putri Anuva menatap khawatir dan takut kearah Anuva yang dengan santai duduk di rerumputan dengan beberapa bunga kecil yang berhamburan di rerumputan.
"Apa yang tengah kau lakukan?" Suara seseorang yang familiar membuat Anuva mendongkak, mendapati Lucas yang menjulang tinggi dengan wajah tanpa ekspresi seperti biasanya.
"Saya hanya bersantai untuk menghilangkan rasa stres." Jawab Anuva yang mendapatkan cibiran dari Lucas.
"Bukan kah sejauh ini kau memang gila?" Lucas terlihat menatap Anuva dengan wajah mengejek. Gadis itu hanya memalingkan wajah nya dan melanjutkan kegiatan nya merangkat mahkota bunga. Gerakan seseorang yang duduk disamping nya lagi-lagi membuat Anuva menoleh.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Anuva bingung. Lucas tidak menjawab, tangan nya secara tidak sadar bergerak menyentuh tangan Anuva yang saat itu tengah memegang mahkota bunga.
"Apa-"
"Apakah sebelum nya kita pernah menjalani sesuatu?" Pertanyaan Lucas membuat Anuva bingung, ada apa dengan lelaki itu? Menjalani sesuatu seperti apa? Bukan kah mereka baru saja bertemu?
"Bukan kah kita hanya bertemu satu kali dalam satu kehidupan?"
"Satu kehidupan?" Gumam Lucas, sesuatu seperti rasa bahagia, kehilangan, kekecewaan, serta kebencian hadir begitu saja dalam dirinya.
"Apakah kau percaya pada kehidupan kedua atau semacamnya?" Pertanyaan yang tiba-tiba Lucas lontarkan membuat Anuva terlihat berpikir sebentar lalu kemudian ia mengangguk dengan mantap.
"Bukan kah itu memang nyata?" Anuva menatap lama mahkota bunga yang sudah selesai ia rangkai, pikiran nya berkelana jauh. Bagaimana mungkin ia tidak percaya akan kehidupan kedua jika saja saat ini ia tengah menjalani nya.
"Hanya orang bodoh yang percaya akan hal itu." Ucap Lucas meremehkan, ia kemudian bangkit dan berdiri. Menatap Anuva yang masih duduk diatas rerumputan.
"Aku tidak memaksa mu untuk percaya, di dunia seperti ini hal apa yang tidak mungkin?" Jawab Anuva acuh.
"Apakah kau tahu hal apa yang tidak mungkin?" tanya Lucas membuat Anuva sedikit penasaran.
"Hal apa?" tanya Gadis itu, sedangkan Lucas terlihat memasang senyuman licik di wajah nya.
"Menjadi permaisuri ku, itu adalah hal yang mustahil." Ucap Lucas angkuh.
"Aku juga tidak berniat menjadi permaisuri mu, bahkan jika bisa aku ingin membatalkan pertunangan ini." Respon Anuva membuat ketiga orang yang ada disana terdiam, pelayan Anuva terlihat menatap takut pada sang Putra Mahkota. Zenos sendiri terlihat waspada akan ekspresi marah diwajah Lucas mulai terlihat.
"Kau gila!? Aku sudah menurunkan harga diri ku hanya untuk bertunangan dengan pembunuh seperti mu! Dan sekarang kau ingin membatalkan nya!?" Anuva terlihat berdiri dari posisi duduk nya, ia menepuk-nepuk pakaian nya di bantu oleh sang pelayan.
"Bukan kah pernikahan ini hanya sebuah taktik mu? Kesalahan apa yang ku perbuatan sehingga kau rela mengikat ku dengan sebuah pernikahan padahal kau sendiri tidak menyukai ku?" Wajah Lucas terlihat mengeras, menatap marah kearah Anuva.
"Kau lah yang sudah membunuh Beyza hanya karena iri melihat nya bertunangan dengan ku!"
"Apakah kau melihat sendiri aku yang membunuh nya?" Anuva mendekat kearah Lucas yang berdiri berdampingan dengan Zenos.
"Asusmsi mu itu bodoh, hanya karena aku membenci tunangan mu, kau langsung melemparkan tuduhan seakan-akan aku yang membunuh nya." Lucas menatap geram Anuva yang saat ini berdiri dihadapan nya dengan tatapan sombong milik Gadis itu.
Tangan Lucas dengan cepat terangkat mencekik leher jenjang milik Anuva membunuh Gadis itu kesulitan bernapas. Zenos dan pelayan Anuva terlihat panik namun tidak berani mencegah atau menegur perbuatan Lucas.
"Gadis sombong! Hanya karena aku memperlakukan mu dengan baik kau sudah berani bersikap sombong seperti ini huh?" Wajah Anuva terlihat memerah, ia melayangkan tatapan marah kepada Lucas.
"Kurung sialan ini di penjara selama dua hari dan jangan memberinya makanan ataupun minuman." Lucas melepaskan cekikan nya di leher Anuva sehingga Gadis itu mengambil napas sebanyak yang ia mau.
'Laki-laki sialan! Awas saja jika aku sudah mendapatkan kebenarannya, kau adalah orang pertama yang ingin aku tususk dengan pisau, Lucas.'
KAMU SEDANG MEMBACA
A Substitute Fiancé for the Prince
FantasyKerja banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup ternyata mampu membuat ku berkhayal menjadi seorang permaisuri dengan cara masuk kedalam dunia novel. Hayalan gila yang kadang memang selalu aku inginkan untuk terjadi. Hari dimana seluruh keluarg...