2.0

624 68 1
                                    

third person pov.

ׅ ㅉ ۟ ׅ ୨ ˚ ⊹ ۫ ୨۪୧ ۫ ⊹ ˚ ୧ ۟ ׅ ㅉ ׅ

ׅ ㅉ ۟ ׅ ୨ ˚ ⊹ ۫ ୨۪୧ ۫ ⊹ ˚ ୧ ۟ ׅ ㅉ ׅ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"huft. seharusnya aku nitip aja tadi ke kak sae. kenapa aku malah ngobrol yang lain sama rin, padahal niatnya aku nanyain kenapa dia diem sama aku?!?!??! SEHARUSNYA OBROLAN SELAMA ITU AKU BISA NANYAIN TAPI KENAPA AKU MALAH LUPAAAA!!! AGRDFDGDGGGG."

[name] mengelap rambutnya yang basah secara kasar. ia terlihat frustasi. melihat isagi sedang makan sambil Videocall dengan anri, membuatnya semakin muak. ia hanya menatap tajam isagi yang duduk di kursinya dan membanting pintu kamar.

isagi menggerutu, "lagi datang tamu apa gimanasih? gajelas."

flashback.


"AKU BELUM MANDI!!!! AKU LUPA!!" seru [name], langsung mengemasi barang-barangnya dan melambaikan tangan. tapi, tidak semudah itu. rin menghalangi jalannya. berdiri di depannya.

[name] membuang muka. "minggir, rin. aku malu. masa ketemu orang, aku malah belum mandi."

rin menunduk. ya gimana, kan tinggi [name] cuma se dagunya rin. "nanti kita jalan jalan ya.'

kaget. sekaget itu. sampai pipi [name] merah kayak tomat. "HAAAAHHH?!?!??"

dengan santainya Rin menjawab, "ya jalan jalan..? kita makan ayam kremes yang enak."

lagi lagi [name] kaget. pipinya semakin merah. tapi sepertinya ia sangat bersemangat, karena matanya terlihat bersinar. "AYAAMMM KREMESSS??!?"

"iyaa. ayam kremes. nanti jam 6 aku samperin ke rumah." rin membalikkan badan [name]. "nah, sekarang, kakak mandi dulu. dadah." lanjutnya lalu melambaikan tangan.



kali ini, [name] tidak bisa berdiam diri. ia memutuskan untuk pergi ke kamar saudara kembarnya karena ada suatu hal yang ingin ditanyakan. hal itulah yang membuatnya merasa tidak tenang akhir akhir ini. sekarang adalah saat yang tepat untuk bertanya.

[name] mendobrak pintu, melempari handuknya ke arah isagi. "YOIIICHIII AKU PUNYA PERTANYAAN."

tapi isagi merasa kaget, biasanya tidak. seperti ada yang disembunyikan olehnya. [name] pun mendekatinya dan bertanya, "ngapain tuuuuhhhh?"

"aduh! bisa pergi gak! aduh! sana sana!" isagi beranjak dari kasurnya, meninggalkan hpnya yang ternyata masih Videocall padahal tadi baru saja saling bertemu lalu mendorong [name] agar segera keluar dari kamar. namun, [name] bisa menahannya.

[name] memohon dengan sangat. "yooiiichiiii. ini penting banget. penting, penting, PENTING!!!! please dengerin aku dulu, aku butuh pencerahan dari kalian berdua."

isagi tentunya tidak bisa menolak dan langsung memperbolehkannya.

"yaudah, to the point aja."

[name] menarik napas panjang. "aku bingung. serius ini. bingung banget.."

isagi mematikan videocall, anri juga sudah mengerti. ia sudah menebak jalannya akan seperti ini. saudarinya itu tidak akan to the point. jadi ia akan menjawabnya dengan lembut.. kalau disaat saat seperti ini, ia tidak berani marah karena pastinya ia akan dimarahi balik. bahkan sampai hati mungil isagi ini 'crack'.

"memangnya tentang apa?"

"jujur, aku bingung sama perasaan aku sendiri."

"konteks?"

"ya... perasaan aku ke rin. aku kalo lagi sama dia, kayak aneh sih. kayak bukan aku. kalo ketemu dia, aku ngerasa seneng banget padahal kayaknya kita cuma temenan biasa. adkel kakel biasa. terus kadang kalo dia ngechat aku juga ngerasa seneng banget.. tapi aku nggak suka sama dia (?)."

isagi menghela napas panjang. ia tidak mengira kalau saudarinya akan menanyakan hal seperti ini. "masa kalian nggak deket sih?"

"YAAA EMANGNYA KELIATAN DEKET?? EMANGNYA DIA NGANGGEP AKU KALO AKU DEKET SAMA DIA???" [name] mengacak acak rambutnya. kesabarannya habis. ia terlihat sedih. karena merasa sedih, [name] mengambil risol yang dibelinya tadi dan memakannya agar tidak merasa terlalu sedih.

lagi lagi isagi menghela napas panjang, sangat heran melihat kelakuan saudarinya yang sedang kebingungan ini. disisi lain terlihat lucu tapi disisi lain terlihat menyedihkan. ia berpikir bahwa kenapa hal seperti ini malah dibawa serius ke pikiran? apa karena sebelumnya saudarinya ini adalah seorang hopeless romantic makanya jadi begini, ya?

"kamu bikin diri kamu sendiri kebingungan karena kamu belum sadar."

dahi [name] mengernyit. "sadar tentang apa?"

"eh, gatau ya bener apa enggak. liat aja nantiiiii."

sepertinya pembicaraanmereka kali ini cukup sampai sini. [name] kembali lega, tapi, beberapa detik kemudian ia memukul jidatnya sendiri. bekasnya merah.

"NGAPA WOY?!?!!!" isagi kaget, kalau kenapa kenapa, pasti dirinya akan ikut repot. nganterin ke dokter lah, beli obat lah, ngambilin ini itu karena kamarnya yang paling dekat lah dan lain lain.

"NANTI AKU DIAJAK KELUAR SAMA RIN, GIMANA DONG... ADUH PILIHIN BAJUNYA PLEASE AKU BINGUNG BANGET." [name] pun menarik isagi ke kamarnya. ini adalah ritual seperti biasa jika [name] akan keluar dengan siapapun, bahkan dengan saudara kembarnya sendiri.

isagi mengelus dada, "untung bukan apa-apa."

<to be continued> ៸៸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

<to be continued> ៸៸ .ᐟ.ᐟ ♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FULL VOLUME ꒰ itoshi rin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang