Chapter 3 : Pantas untuk di tinggalkan

850 52 2
                                    

Hinggar bingar kehidupan malam di club'
ternama daerah Gangnam itu memang gila
adanya. Dimana para pria dan wanita menari buas dan liar diatas lantai dansa dengan deguman musik yang keras itu.
Sedangkan di bar tepat di sinilah Minghao sang sekertaris beserta Mingyu sang atasanya sudah menyelesaikan meeting bersama klayen dan penandatangan kontrak berjalan lancar.

Kini Mingyu sedang meminum minuman
alkholnya lebih tepatnya beer yang kini
di teguknya beberapa kali hingga tandas,
perlahan mabuk mulai menguasainya
sekarang.

"Sajangnim mari kita pulang"

"Tidak kau tidak lihat aku tidak bisa pulang
dalam keadaan seperti ini kepala ku sakit aku perlu istirahat sebentar Sekertaris Minghao".

"Ayo aku sudah menyiapkan tempat untuk kita beristirahat".

Kemudian tangan kecil pemuda bermata rusa itu di tarik oleh Mingyu untuk mengikutinya ke kamar VIP yang telah ia pesan.

"Dengan hormat saya mohon untuk melepas
tangan anda". Pasalnya tangan Mingyu masih mencengkeram erat tangan pemuda bermata rusa itu.

Tanpa aba aba Mingyu merapatkan tubuhnya dengan tubuh sekertaris nya itu. Kemudian menempelkan bibirnya ke bibir sekertaris nya yang pernah mengisi hatinya baik maupun dulu hingga sekarang.

"Mphhh" dapat di rasakan Minghao bau alkohol yang begitu menyengat mengingat Mingyu dalam keadaan mabuk sekarang.

"Brug". Tubuh tegap itu di dorong hingga
limbung ke belakang. Beruntung saja karna
Mingyu dalam keadaan mabuk memudahkan Minghao melepaskan diri dari Mingyu.

"Sajangnim anda bermalam lah disini saya
pamit pulang, saya akan menghubungi
sekertaris Kim untuk menjemput anda permisi".

Saat hendak berjalan keluar dari kamar itu
langkah Minghao tiba tiba berhenti ketika
Mingyu bersuara dengan kerasnya.

"Demi tuhan berhentilah berpura-pura seperti ini Minghao ya aku masih mencintaimu ".

"Kemari sayang kemarilah memadu kasih lah denganku kumohon jangan tinggalkan aku". Ada nada intonasi yang sedikit bergetar saat Mingyu mencoba mengucap kata supaya Minghao tidak meninggalkannya lagi.

Kemudian ia menoleh pada Mingyu yang masih berdiri di tempatnya sambil merentangkan tangannya berharap Minghao akan berjalan ke arahnya dan memeluknya.

"Sajangnim itu sudah berlalu aku sudah
memiliki istri dan juga anak". Mencoba
menjawab dengan tenang meskipun hatinya
juga ikut sakit saat Mingyu kini menitihkan air mata di depannya.

"Aku tidak perduli akan itu, kita masih bisa
bersama Minghao yah kita masih bisa menjalin hubungan bersama walaupun kau sudah menikah". Mencoba meyakinkan minghao dengan gestur menangkupkan keduatangannya seperti mengemis cinta yang malang.

"Maaf sajangnim aku tidak bisa maafkan aku". Kemudian Minghao memantapkan hati untuk keluar dari kamar VIP club' itu meninggalkan Mingyu yang mengumpat dan berteriak keras sembari memecahkan properti yang berada di meja kamar VIP club' itu.

"Arrgghhh sialan"

"Prang pyar"
.
"Aku harus mendapatkan mu Minghao harus
bagaimana pun itu caranya".

.
.
.
.
.
.
.
.

"Cklek".

"Selamat pagi sajangnim ". Ujar Minghao sopan sambil membungkuk kepada atasannya itu. Kemudian saat ia hendak melangkah menuju meja kerjanya suara Mingyu membuat langkahnya terhenti.

"Hebat sekali, kau masih bisa menyapaku
seperti ini setelah kau melupakan kejadian
semalam".

"Prok, prok, prok". Mingyu bertepuk tangan
sambil mengucapkan "Aktingmu sungguh
hebat minghao ah".Kemudian Mingyu berdiri dari kursinya berjalan ke arah Minghao yang masih terdiam di tempatnya.

Gyuhao || OBSESSION🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang