Setelah menemui Mingyu di parkiran tadi
Minghao pun kembali menuju ruang inap
anaknya. Dalam setiap langkahnya berjalan pikirannya terus di penuhi rasa kekalutan, penyesalan dan rasa gundah. Semoga saja keputusan yang ia ambil sudah benar.Walaupun harus melakukan cara yang salah.
Renjun adalah jantungnya. Jika Renjun
tiada maka rasanya jantung Minghao pun ikut mati juga. Apapapun akan Minghao lakukan demi kesembuhan anaknya.Tak terasa langkah kakinya sudah tiba di
ruang kamar inap putranya.
"Oppa". Tiba tiba Minghao pun tersensentak
kaget saat Yiren memeluk dirinya."Waeyo, ada apa sayang?". Pasalnya
ia binggung kenapa Yiren tiba tiba
memeluknya."Hiks Oppa belum tau yah, tadi sekertaris
Kim ke sini ia menjelaskan bahwa tuan
Kim atasan mu itu sudah melunasi biaya
pengobatan Renjun mulai dari operasi
hingga rawat inap sampai sembuh Oppa".Kemudian Minghao pun melepaskan pelukan Yiren.
Masih sama tiada respon darinya.Minghao pun hanya bergeming terdiam.
"Oh iya Oppa kata sekertaris Kim, tuan
Kim atasan oppa itu melakukan ini karna Oppa merupakan karyawan dengan kinerja yang bagus bagi perusahaan "."Dan oh iya aku juga sudah titip salam
kepada sekertaris Kim doyoung untuk tuan Kim Mingyu terimakasih banyak sudah menjadi orang yang baik dan mau menolong keluarga kita. "Jelas Yiren panjang lebar."Lalu sekertaris Kim bilang apa lagi?".
Ujar Minghao ingin memastikan jika sekertaris Kim tidak sampai membocorkan perjanjian nya dengan Mingyu yang tidak diketahui oleh Yiren."Oh iya sekertaris Kim hanya menyampaikan bahwa Oppa harus datang agak pagi besok karna tuan Kim Mingyu ada rapat pagi, ia mengatakan itu saja karna ia sedang terburu-buru ".
"Huhhh". Minghao menghela nafasnya pelan
bersyukur bahwa sekertaris Kim tidak
membocorkan perjanjian nya dengan Mingyu.Kemudian Yiren pun menggenggam tangan
Minghao dan berterimakasih, Minghao adalah kepala keluarga sekaligus suami yang baik, bertanggung jawab padanya dan Renjun. Beruntung ia memiliki sosok suami seperti Minghao meskipun mereka hidup serba pas pasan. Selama ada Minghao di sisinya Yiren pun tidak masalah. Semoga keluarganya ini bisa bahagia selalu dalam kurun waktu selamanya.Yah semoga saja bukan?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Cklek"
"Pagi sajangnim". Sapa Minghao sambil
membungkuk menghadap atasanya."Pagi sayang, kemari mendekatlah".Minghao
masih diam berdiri di tepatnya."Kemari sayang jangan takut". Memberikan
gestur kepada Minghao untuk mendekat. Lalu kemudian ia memberikan gestur untuk Minghao duduk di pahanya."Sajangnim ku mohon ini masih di kantor". Ujar Minghao yang sudah berada di depan Mingyu.
"Srett" tanpa aba-aba Minghao pun di tarik
kepangkuannya, sementara kedua tangannya bertenger apik pada pinggang pemuda bermata rusa itu."Sajangnim ini masih di kan- mphftt".
Di sela sela ciuman itu Minghao tidak mau
membuka mulutnya Mingyu yang geram pun
berbicara."Kita sudah sepakat bukan?". Hanya dengan
kalimat tersebut Minghao pun membiarkan
lidah panas Mingyu mengobrak-abrik
mulutnya mengabsen deretan giginya. Minghao benci jika ia juga mulai menikmati ciuman yang di berikan Mingyu.Hingga tepukan pelan dari Minghao mengakhiri sesi panas ciuman Mingyu di akhiri benang Saliva yang terjuntai di bibir keduanya.
"Sttt mulai sekarang pangil aku Mingyu sayang jika tidak ada orang hmm, kau mengerti".
KAMU SEDANG MEMBACA
Gyuhao || OBSESSION🔞
RomantizmKim Mingyu, CEO di sebuah perusahaan obat-obatan yang juga memiliki sebuah rumah sakit ternama di Seoul, memiliki segalanya: karir yang gemilang, kekayaan, dan pengaruh. Namun, baginya, ada satu hal yang hilang. Lima tahun telah berlalu sejak ia ter...