Tubuh dua insan yang menyatu saling
memberi kenikmatan masing-masing. Mingyu memberi hentakan keras di setiap gerakannya dalam milik Minghao .Menyunggingkan senyum
ketika Minghao mendesah dan mengerang
dengan keras di bawah kendali tubuh
telanjangnya.Keringat panas membuktikan
bahwa percintaannya kali ini sedikit
dibumbuhi kekasaran dari emosi yang belum usai diluapkan. Mingyu tidak memberi ampun pada tubuh bergetar di bawahnya yang la banjiri dengan yang orang sebut sebagai surga duniawi.Minghao sangat menikmatinya,
terbukti dengan desahan, erangan dan getaran tubuhnya yang keras meski beberapa kali berteriak karena Mingyu memaksakan miliknya penuh memasuki dirinya.Mingyu memaksakan miliknya tertampung
penuh pada milik Minghao, dan Mingyu anggap itu adalah hukuman kecil yang harus Minghao terima."Apa Kau sudah menyadari kesalahanmu?".
Tanya Mingyu tetap dalam hentakan kerasnya pada tubuh Minghao.
"N-ne." Jawabnya terengah dengan nafas
tercekik erangan"Mengapa Kau membiarkanku tetap
berada pada kesalahpahaman bodoh yang
Kau ciptakan dulu?". Mingyu mengetahui
kebenarannya setelah satu tahun
kelulusannya, dan saat ingin memperbaiki
hubungannya dengan Minghao, ibunya
mengancam akan memberi seribu macam
kesulitan jika Ia tetap nekat berhubungan
dengan Minghao."I-itu untuk kebaikan masa depanmu".
"Dan otak kecilmu berpikir bahwa Aku sedang baik-baik saja ketika pemikiranku masih dikuasai asumsi bodoh itu?”.
"Mianhe Mingyu -ah". Keduanya berlomba mengeraskan suara atas rasa nikmat yang butuh untuk dituntaskan kekangannya, desahan dan erangan yang
bertalun mengiramakan kamar dengan nuansa mewah yang menjadi saksi pergumulan meraka saat ini. Hingga keduanya sama-sama menyemburkan cinta membasahi dahaga hasrat yang masih menggebu meski sekian lama terjebak dalam kekonyolan dari kesalah-pahaman bodoh yang terisratkan dalam perjalanan cinta mereka."Hah..". Desahnya puas bersamaan. Mingyu
mengecup lama memberi lumatan pada bibir Minghao. Berterima kasih pada Tuhan,
cintanya masih bisa Ia persembahkan untuk
Minghao meski masih dengan cara yang salah."Apa saat ini adalah waktu yang tepat
untuk kita saling mengatakan kejujuran?”.
Mingyu mengawali percakapan setelah
pergumulannya selesai. Perasaannya butuh
kepastian."Setelah bercinta? Apa memang menjadi
waktu yang tepat?"."Kurasa tepat, dua orang akan sulit berkata
dusta jika tubuh keduanya masih menyatu
dalam ketelanjangan penuh dengan keringat
gairah". Mingyu kembali menyesap kuat leher Minghao, kedua lengannya melingkar posesif mengungkunge tubuh telanjang di bawahnya."Ara~.. Apa yang ingin Kau ungkapkan?”.
Tanya Minghao memejamkan mata menikmati cumbuan Mingyu.“Dari dulu hingga saat ini, perasaanku masih
sama. Aku sangat mencintaimu Xu Minghao". Jujurnya menempelkan sedikit bibirnya dengan Minghao, berbicara dengan menciptakan nuansa seksual sepertinya menjadi pilihannya saat ini."Lalu..?". Tantang Minghao.
"Apa Kau bersedia menerima cintaku?".
"Gurae., Aku menerima cintamu”. Desahnya
menjawab cinta Mingyu"Apa Kau juga mencintaiku?". Mingyu masih
belum yakin jika Minghao belum memberikan hati untuknya.“Hati seseorang mana yang tidak luluh jika terus menerus disuguhi perhatian, kasih sayang, cinta, dan bahkan Kau memberi segala macam kemewahan kepadaku". Matanya mengerling pelan kepada Mingyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gyuhao || OBSESSION🔞
RomansaKim Mingyu, CEO di sebuah perusahaan obat-obatan yang juga memiliki sebuah rumah sakit ternama di Seoul, memiliki segalanya: karir yang gemilang, kekayaan, dan pengaruh. Namun, baginya, ada satu hal yang hilang. Lima tahun telah berlalu sejak ia ter...