Chapter 6 : Kehidupan yang semu

1K 52 6
                                    

Setelah lelah menangisi nasib dan rasa
bersalah yang sangat besar terhadap
Istrinya , Minghao tertidur pulas. Dan Mingyu yang terjaga saat ini. Ia tersenyum mendapati wajah damai Minghao, sangat cantik. Meskipun ada jejak air mata di pipinya. Mingyu mengelus wajah Minghao dan mengecup lembut bibirnya.

Ia tersenyum setelah menyadari keadaannya
yang sama tanpa busana dengan Minghao. Dan bagian vital yang masih menyatu.

Mingyu memakai pajamas suteranya setelah
melepas tautan organ intimnya dengan
Minghao. Ia memilih sampanye untuk mengaliri tenggorokannya yang mongering karena sibuk mengerang dan mendesah beriringan dengan lelaki kesayangannya tadi malam.

Lalu Mingyu menghampiri Minghao kembali yang masih. terlelap dengan tubuh telanjang yang terlapisi selimut.

"Minghao..". Ucapnya menggeram dengan mata kelamnya yang berkabut. Ia membasahi bibirnya lalu tersenyum jenaka.

"Kau luar biasa nikmat". Lanjutnya dengan
menyingkirkan beberapa helai anak rambut
Minghao yang bertandang indah di wajah cantik Minghao.

"Aku tidak peduli jika Kau sudah beristri dan
memiliki putera".

"Kau akan tetap menjadi milikku". Jari-jari panjangnya sudah menyurusi bibir, dagu dan dada Minghao.

"Sajangnim". Sapanya serak. Minghao terbangun karena ulah nakal Mingyu pada tubuhnya.

Ia kaget melihat selimut sudah tertanggal
dari tubuhnya dan Mingyu sudah gagah
mengangkanginya kembali.

"Panggil namaku sayang. Desahkan namaku.. Mingyu". Titahnya pada Minghao yang sudah Ia rentangkan dan tekan kedua lengan Minghao di kedua sisi kepalanya.

“Mari hangatkan pagi yang dingin ini dengan sesuatu yang membuat kita kembali bergelora sayang". Bisiknya lalu memasukkan kembali kegagahannya ke dalam milik Minghao tanpa
menunggu kesiapan lelaki yang tengah
terkejut di bawahnya.

Geletar panas yang tercipta dari penyatuan
dua tubuh itu membuat Minghao memejamkan mata dengan mulut terbuka mengeluarkan erangan, desahan dan nafas yang terengah.

Mingyu benar-benar membuatnya melayang
menjemput kepuasan klimaks hebat yang
selama ini hanya Minghao dapatkan dari
Yiren. Mingyu mampu menggetarkan
seluruh tubuhnya karena nikmat hentakan
keras yang Mingyu berikan pada titik pusat
kenikmatannya.

Ia kembali bertarung erangan kenikmatan
dengan Mingyu, membagi teriakan kepuasan
dengan Mingyu, menyelami samudera gairah panas bersama Mingyu. Minghao melengkungkan tubuhnya saat Mingyu kembali membanjirinya dengan jutaan  sperma yang berlomba menerobos lubangnya. Lagi.. Lagi.. dan Lagi
hingga sisa energi keduanya terkuras habis.
















Kembali pada repetisi aktivitas sebelumnya.
Makan, tidur, berangkat, jarang pulang, bekerja, merawat puteranya, bertemu istrinya dan menghangatkan ranjang lelaki simpanannya. Begitu saja terus hingga Minghao merasa kehidupan semu yang di jalaninya.

Begitu terus jarum jam Minghao berotasi.
Bertambahnya bulan, hari, jam, menit hingga detik. Minghao semakin tenggelam dalam kubangan hitam hubungan terlarangnya dengan Mingyu.

Ia sudah mulai terbiasa dan
mengenal tubuh Mingyu yang seringkali
memuaskannya. Rasanya nafsu lelaki yang
menjadi atasan agung di tempat Ia bekerja
semakin hari semakin besar. Semakin harus
Ia menyediakn energinya untuk memenuhi
kebutuhan hasrat lelaki simpanannya. Itu
keharusan. Minghao sudah bisa berdamai
dengan arogansi masalah yang paling
dibencinya, yang paling la laknat di awal
permulaan.

Kini, Ia sudah terbiasa melayani birahi Mingyu yang meledak-ledak. Dimanapun. Di kantor, di kursi kerjanya, di kursi keagungan Mingyu, di kamar mandi ruangan kerja perusahaan, di kamar dalam ruangan kerja Mingyu, di sofa ruangan kerja Mingyu, di hotel, di villa, di apartemen pribadi Mingyu, bahkan di mobil tapi tidak dengan rumah utama Mingyu.

Gyuhao || OBSESSION🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang