Hii
Baik?
Tentu, 'kan?Vote
Happy reading
*****{.Seperti iblis.}
Sama seperti hari sebelumnya, hari ini cerah dan sejuk, banyak bunga yang tertanam di kebun belakang kediaman duke itu sehingga membuat harum bunga melayang kemana-mana saat terkena sapuan angin yang meniupnya, membuat orang semangat untuk memulai harinya. Seperti biasa para pelayan dan penjaga disana melakukan pekerjaannya lagi.
Neo, sudah selesai dengan kegiatan pagi harinya ini, dengan baju khas bangsawan terpasang di tubuh bagusnya itu, tak lupa dengan rambut hitamnya yang sudah rapi dan sedikit menutupi sebelah matanya.
Ran yang telah membantu memakaikan baju itu, tengah merapikan lencana, seperti lencana keluarga, rantai-rantai kecil dan bros yang terpasang epik di bajunya yang dominan berwarna hitam.
Dengan wajah datarnya Neo berucap, "Ran, Apa di matamu itu aku seorang putri yang harus didandani seperti itu?" Ran yang mendengarnya itu menghentikan tangannya di udara.
"Maaf, tuan." Cicitnya.
"Sepertinya saya terlalu larut akan hal itu," Ran menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dengan tawa kecil diakhirnya.
Sepertinya dia terlalu senang yang akan mendandani tuannya itu..
Yang sudah lama tidak ia lakukan.
"Ini, tuan." Ran memberikan dua belati punya Neo, Neo menyembunyikan belati itu dibalik bajunya, sampai tidak terlihat, untuk senjata tambahan.
"Duke dan yang lainnya pasti tengah menunggu anda untuk makan pagi diruang makan, tuan."
"Hm." Melangkahkan kakinya menuju ruang makan yang dibilang Ran tadi—ia sudah tahu dimana letaknya.
"Selamat pagi, tuan!" Salam para pelayan saat Neo melewati mereka, membungkuk hormat.
Perilaku mereka entah mengapa perlahan berubah, saat kejadian itu, saat ia yang tidak sengaja memotong bunga.
Tapi, Neo tidak peduli akan hal itu.
Itu sikap mereka, jadi mereka lah yang harus tahu bagaimana bersikap.
Bukankah begitu?
"Selamat pagi, tuan." Kedua penjaga memberi salam dan membungkuk, sebelum memberitahukan dan membukakan pintunya.
"Tuan muda pertama Neordin Barnett memasuki ruangan!"
Kadang Neo berpikir apa harus begitu? Hah.. ia masih bingung dengan dunia ini, untung saja ia sudah mulai terbiasa dengan pelayanan terhadapnya.
Semua pelayan yang ada disana membungkuk untuk memberi kehormatan pada sang tuan, yang berjalan menuju meja, dengan bajunya yang rapi dan tidak dilupakan dengan wajahnya yang mempesona. Maklum, anak satu-satunya dari pasangan Barnett dan istri lamanya atau bisa dibilang ibu kandung Neo, yang dikenal dengan parasnya yang sangat cantik dan perilakunya yang baik.
"Makan." Makan pagi pun dimulai setelah aba-aba dari kepala keluarga, duke. Neo memakan makanannya tenang dan sesuai etika bangsawan yang telah ia pelajari.
Mereka semua juga telah memakai baju khas bangsawan yang sama dengan Neo, baju duke yang hampir mirip dengan Neo, juga lencana terletak di bajunya.
Gaun yang dipakai oleh duchess Sanvy pun terlihat menawan, dengan warna yang dominan merah dan hitam, rambutnya yang dibiarkan terurai membuat parasnya lebih menonjol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead or Alive [Slow up]
Random-D'O'A- Arez, remaja laki-laki dengan sikap yang acuh tak acuh, pembangkang, sering memberontak dan nakal. Namun, dengan siapa ia akan mengubah sikapnya itu? Teman? Mungkin kurang. Kekasih? Ia sudah bersumpah tidak akan jatuh cinta dengan mudah lagi...